Harut dan Marut
Harut dan Marut (Bahasa Arab: هاروت وماروت, transliterasi: Hārūt dan Mārūt) adalah dua malaikat yang diutus oleh Allah ke negeri Babilonia. Nama kedua malaikat ini disebutkan di dalam Al Qur'an pada surat Al Baqarah ayat 102.[1]Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan dua malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.
Kisah Harut dan Marut
Kisah shahih
Dikisahkan bahwa ada dua malaikat diutus oleh Allah untuk turun ke Kota Babil, yakni sebuah kota di Irak bekas ibu kota Babilonia Kuno. Nama kedua malaikat tersebut adalah Harut dan Marut. Pada saat itu, warga kota diliputi kegelisahan dan kesyirikan akibat tersebarnya sihir. Negeri yang saat itu dipimpin Raja Nebukadnezar pun kacau-balau akibat tersebarnya sihir hingga dapat menyebabkan penyakit sampai membuat suami istri bercerai.
Sihir yang tersebar tersebut bermula ketika Raja Nebukadnezar menahan orang-orang Yahudi setelah menyerang Palestina. Tawanan tersebut pun mulai memainkan sihir saat tiba di Kota Babil. Sebagian bangsa Yahudi memang dikenal sebagai bangsa yang sangat dekat dan mahir mempraktikkan ilmu sihir. Dengan pengetahuan sihir yang mereka kuasai, mereka kemudian menakut-nakuti warga Babil dengan membuat lingkaran besar sebagai lingkaran sihir.
Demi melenyapkan ketakutan warga akibat sihir tersebut, maka diutuslah dua malaikat ke Kota Babil, Harut dan Marut oleh Allah. Keduanya diutus untuk mengajarkan sihir kepada warga Babil, mereka mengajarkan sihir bukanlah untuk berbuat kejahatan, sihir yang diajarkan keduanya hanyalah untuk menjelaskan hakikat sihir.
Maka, Harut dan Marut pun turun ke bumi dan mendatangi warga Babil. Dimulailah tugas mereka untuk mengajarkan sihir. Ketika warga mendatangi mereka untuk mempelajari sihir, keduanya memperingatkan agar tak menyalahgunakannya untuk berbuat syirik. “Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, maka sebab itu janganlah kamu kafir,”[1] ujar keduanya.
Harut dan Marut pun kemudian menyampaikan ilmu dasar-dasar sihir dan cara melenyapkan lingkaran besar sihir yang dibuat Yahudi. Keduanya pun memperingatkan bahwa sihir merupakan hal yang dipelajari. Karena dipelajari, sihir tidaklah dapat memberikan manfaat ataupun mafsadat bagi manusia kecuali dengan kehendak Allah.
Setelah selesai tugas Harut dan Marut, keduanya pun kembali ke langit, akan tetapi, warga Kota Babil justru tak mengikuti peringataan Harut dan Marut. Mereka justru berbuat kerusakan dengan ilmu sihir yang diajarkan keduanya, maka semakin rusaklah negeri tersebut.
Kisah Israiliyat
Kisah Harut dan Marut memiliki versi lain dalam kisah Israiliyat. Dalam versi Yahudi, dikisahkan Harut dan Marut merupakan malaikat yang tengah diuji oleh Allah. Saat itu, malaikat tak setuju dengan penugasan orang saleh sebagai khalifah di muka bumi. Namun, orang saleh berbeda dari manusia kebanyakan, mereka dapat menahan nafsu sehingga dapat mengemban amanah sebagai khalifah bumi. Akan tetapi, malaikat berpendapat jikalau mereka diberikan nafsu, mereka akan dapat menahannya lebih baik dari manusia saleh.
Maka Allah pun memilih dua malaikat, yakni Harut dan Marut untuk menguji apa yang dikatakan para malaikat. Keduanya kemudian diberikan hawa nafsu, lalu diturunkan ke bumi. Saat baru tiba di bumi, keduanya melihat wanita cantik dan langsung terpesona. Tapi, wanita tersebut menolak ajakan berbuat maksiat. Si wanita pun menawarkan tiga hal kepada keduanya, menyembah berhala, membunuh bayi, atau meminum khamr.
Harut dan Marut pun berpikir, “Menyembah berhala adalah perbuatan kufur, membunuh bayi merupakan dosa besar, sedangkan meminum khamar hanyalah dosa kecil,” pikir mereka. Maka mereka pun memilih untuk meminum khamr.
Namun, setelah meminumnya mereka menjadi mabuk. Setelah kehilangan akal akibat mabuk, keduanya kemudian membunuh bayi dan menyembah berhala. Setelah melakukan ketiga dosa itu, mereka pun kemudian melakukan hal keji kepada wanita itu.
Harut dan Marut gagal, sifat kemalaikatan keduanya pun dicabut. Allah yang murka kepada keduanya pun memberikan pilihan kepada keduanya antara azab dunia atau azab akhirat. Karena azab dunia bersifat sementara, mereka memilih selamat dari azab akhirat. Keduanya pun kemudian digantung di langit Kota Babil hingga hari kiamat. Semenjak digantung, mereka mengajarkan sihir kepada manusia. Manusia yang ingin mempelajari sihir pun kemudian menuju Babilonia dan menemui mereka.
Bantahan kisah Israiliyat
Syeikh Athiyah Saqar menyebutkan bahwa di beberapa buku tafsir disebutkan kedua malaikat itu telah diturunkan ke bumi sebagai fitnah sehingga Allah mengadzab mereka berdua dengan menggantung kedua kaki mereka, perkataan para mufassir ini bukanlah sebagai salah satu hujjah (dalil) dalam hal ini, karena kisah tersebut berasal dari warisan masyarakat Babilonia dan penjelasan orang-orang Yahudi serta kitab-kitab Nasrani. Karena tidak sesuai dengan salah satu ayat di dalam Al Qur'an. Para malaikat tidaklah maksiat kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka pun melakukan apa-apa yang diperintahkan-Nya, firman Allah:
“ | "...dan malaikat-malaikat yang di sisiNya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembahNya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya." (Al Anbiya 21:19–20) | ” |
“ | "Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahuluiNya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (Al Anbiya 21:26–27) | ” |
Al Hafidz bin Katsir berkata: "Kisah Harut dan Marut ini diriwayatkan dari beberapa tabi'in seperti Mujahid, Suddi, Hasan al Bashri, Qotadah, Abul Aliyah, Zuhri, Rabi' bin Anas, Muqotil bin Hayyan dan lain-lain dan dibawakan oleh banyak penulis tafsir dari kalangan terdahulu dan belakangan. Kesimpulan detail dari kisah Harut dan Marut ini kembali kepada kisah Israiliyat, karena riwayatnya tidak ada sama sekali dalam hadis marfu' yang bersambung sanadnya dari Nabi Muhammad.
Al Hafidz bin Hazm berkata: "Di antara bukti-bukti yang menunjukkan kebathilan kisah Harut dan Marut ada di dalam salah satu firman Allah:
“ | "Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh. (Al Hijr 15:8) | ” |
Catatan kaki
- "Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya, dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah, dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (Al Baqarah 2:102)
- Al Jami li Ahkamil Qur’an juz II hal 472.
Referensi
- Kisah Harut dan Marut dalam versi Salaf
- Kisah Harut dan Marut di Al-Qayyim.net
- Misteri Harut dan Marut diNurusshidiq.com
- (Perancis) Tafsir Ayah Harut wa Marut www.at-tawhid.net
- Hikayat Harut dan Marut di Republika.co.id
Misteri Harut dan Marut
Assalamualaikum
Saya ingin bertanya tentang sebuah ayat dlm Al-Qur’an yg menyebutkan kisah tentang dua orang malaikat di Negri Babil yg bernama Harut dan Marut. Sebenarnya siapakah dua malaikat yg bernama Harut dan Marut tersebut ?Atas perhatian Ust. saya ucapkan terimakasih. Wassalam
Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Zae yang dimuliakan Allah swt
Allah swt berfirman :
وَاتَّبَعُواْ مَا تَتْلُواْ الشَّيَاطِينُ عَلَى
مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيْاطِينَ
كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى
الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ
أَحَدٍ حَتَّى يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ
وَزَوْجِهِ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللّهِ
وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُواْ
لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ وَلَبِئْسَ مَا
شَرَوْاْ بِهِ أَنفُسَهُمْ لَوْ كَانُواْ يَعْلَمُونَ
Artinya : “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan
pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu
mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan
sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya
tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
“Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan
sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan
isterinya dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan
sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka
mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa
Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiadalah
baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Baqoroh :
102)Syeikh Athiyah Saqar menyebutkan bahwa di beberapa buku tafsir disebutkan kedua malaikat itu telah diturunkan ke bumi sebagai fitnah sehingga Allah swt mengadzab mereka berdua dengan menggantung kedua kaki mereka, perkataan para mufassir ini bukanlah hujjah (dalil) dalam hal ini, hal itu berasal dari warisan masyarakat Babilonia dan penjelasan orang-orang Yahudi serta kitab-kitab Nasrani.
Dan perkataan mereka yang paling dekat tentang kedua malaikat tersebut adalah bahwa masyarakat saat itu mendapatkan fitnah dengan para tukang sihir sehingga mereka mengangkat para tukang sihir itu sampai ke derajat para nabi. Kemudian Allah swt menurunkan dua malaikat untuk mengajarkan kepada manusia sihir agar mereka bisa membedakan antara sihir dengan kenabian serta memperingatkan mereka tentang fitnah terhadapnya. Atau—ada juga yang mengatakan—bahwa mereka berdua adalah dua orang yang memiliki ilmu dan akhlak mulia sehingga menjadi fitnah di masyarakat dan mereka memberikan kepada kedua orang itu nama dua malaikat. Hal ini dari aspek penyerupaan dan gaya bahasa yang sudah difahami sejak dahulu sebagaimana saat ini nama Malaak digunakan untuk seorang yang istimewa.
Didalam cerita-cerita kuno masayarakat Babilonia terdapat dua orang yang memiliki nama mirip yaitu Harut dan Marut. Masyarakat saat itu begitu kagum dengan mereka berdua sehingga memberikan kepada keduanya nama dua malaikat. Bahkan kekaguman mereka terhadap keduanya pun bertambah sehingga meyakini bahwa mereka berdua adalah Tuhan.
Kemudian orang-orang Yahudi mempelajari peninggalan dari kedua orang itu berupa hikmah dan sihir yang menjadikan mereka lebih disibukkan olehnya daripada Kitab Allah dan mereka pun membuang Kitab Allah itu dibelakang punggung mereka.
Tidak diperbolehkan bagi kita untuk merujuk kepada cerita-cerita yang dikatakan mereka itu tentang malaikat yang bertentangan dengan kemaksuman mereka. Para malaikat tidaklah maksiat kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka pun melakukan apa-apa yang diperintahkan-Nya, firman Allah swt :
Artinya : “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (QS. Al Anbiya : 26 – 27)
Artinya : “Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.” (QS. Al Anbiya : 19 – 20) – (Fatawa Al Azhar juz VII hal 436)
Firman Allah swt :
Artinya : ”dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut”
Sayyid Qutb mengatakan bahwa terdapat kisah tentang keduanya yang sudah diketahui dimana orang-orang Yahudi atau para setan telah menganggap bahwa mereka berdua (Harut dan Marut) mengetahui tentang sihir dan mengajarkannya kepada manusia dan kedua malaikat itu menganggap bahwa sihir itu diturunkan kepada mereka berdua! Kemudian Al Qur’an membantah kebohongan ini, kebohongan yang menyatakan bahwa sihir diturunkan kepada kedua malaikat itu.. Selanjutnya Allah swt menjelaskan hal yang sebenarnya, bahwa kedua malaikat itu hanyalah fitnah dan menjadi cobaan bagi manusia untuk sebuah hikmah yang ghaib. Kedua malaikat itu mengatakan kepada setiap orang yang mendatangi dan meminta mereka berdua untuk mengajarinya sihir,
Artinya : “Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”.
Sekali lagi kita dapati Al Qur’an yang menyatakan bahwa mempelajari dan menggunakan sihir adalah suatu kekufuran. Hal ini disebutkan melalui lisan dua malaikat, yaitu Harut dan Marut.
Dan ada sebagian manusia yang memaksa untuk belajar sihir dari kedua malaikat itu walaupun telah diingatkan dan diberitahu. Maka pada saat itu terjadilah fitnah pada sebagian orang-orang yang yang terkena fitnah :
Artinya : “Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya”
Inilah suatu keburukan yang telah diingatkan oleh kedua malaikat itu…. Di sini Al Qur’an menyatakan sebuah kalimat wawasan islam yang mendasar yaitu tidaklah segala sesuatu terjadi di alam ini kecuali dengan izin Allah swt.
Artinya : “dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah”
Dengan izin Allah maka terjadilah sebab-sebab suatu perbuatan, memunculkan bekas-bekasnya dan terealisasi hasil-hasilnya.. Inilah kaidah suatu kalimat yang harus tampak jelas didalam hati seorang mukmin. Permisalahn yang paling dekat adalah apabila anda mengulurkan tangan anda ke api maka ia akan terbakar namun tidaklah terjadi kebakaran itu kecuali dengan izin Allah swt.
Allah lah yang menjadikan api itu membakar dan menjadikan tangan anda terbakar olehnya. Dia juga Maha Kuasa menghentikan kekhususan itu untuk tidak mengizinkan kekhususan itu terjadi, seperti apa yang terjadi terhadap Ibrahim as. Demikian pula sihir yang memisahkan antara seseorang dengan isterinya, dan terjadinya akibat itu dengan izin Allah swt dan Dia swt juga Maha Kuasa untuk menghentikan kekhususan ini untuk tidak terjadi…..
Kemudian Al Qur’an menyatakan hal sebenarnya yang mereka pelajari dan apa yang memisahkan antara mereka dari isterinya… sesungguhnya itu adalah kejahatan yang menimpa diri mereka sendiri dan bukanlah kebaikan :
Artinya : “dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat.”
Dan cukuplah kejahatan ini adalah kekufuran yang menjadi mudharat sesungguhnya yang tidak ada manfaat didalamnya.
Artinya : “Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat”
Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa apa yang mereka beli (sihir itu) tidaklah ada bagian baginya di akherat, yaitu ketika mereka memilih untuk membelinya maka hilanglah seluruh persediaan miliknya di akherat dan juga setiap bagiannya…
Maka sungguh buruklah apa yang diri mereka beli seandainya mereka mengetahui kenyataan dari transaksi tersebut :
Artinya :”dan Amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” –(Fi Zhilalil Qur’an juz I hal 95 – 96)
Tentang pengajaran sihir yang diberikan Harut dan Marut ini, telah diriwayatkan dari Ali ra yang mengatakan bahwa kedua malaikat itu mengajarkan kepada manusia tentang peringatan terhadap sihir bukan mengajarkan untuk mengajak mereka melakukan sihir. Az Zajjaj mengatakan bahwa perkataan itu adalah juga pendapat kebanyakan ahli bahasa. Artinya bahwa pengajaran kedua malaikat itu kepada manusia adalah berupa larangan, keduanya mengatakan kepada mereka,”Janganlah kalian melakukan ini (sihir) dan janganlah kalian diperdaya dengannya sehingga kalian memisahkan seorang suami dari isterinya dan apa yang diturunkan kepada mereka berdua adalah berupa larangan.” (al Jami li Ahkamil Qur’an juz II hal 472)
Wallahu Alam
www.eramuslim.com › Ustadz Menjawab
KHILAFIYAH ISRAILIYYAT (KISAH HARUT DAN MARUT)
“Dan mereka mengikuti apa[76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[77] pada
masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu
mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan
sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat[78] di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang
keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum
mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu
janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu
apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang
(suami) dengan isterinya[79]. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi
mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah.
dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan
tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa
Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiadalah
baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah:
102)
[76] Maksudnya: Kitab-Kitab sihir.
[77] Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).
[78] Para mufassirin berlainan Pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang Malaikat itu. ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.
[79] Bermacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.
Kisah Al-Israiliyat tentang "Harut dan Marut (Dinukil dari kitabal-israa-iiliyaat fit-Tafsiir, Dr. Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah) Diriwayatkan oleh As-Sayuthi dalam kitab Ad-Durrul Mantsuur, ditafsirkan dalam firman Allah SWT, "… Dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut…." (QS. Al-Baqarah: 102). Terdapat riwayat yang sangat banyak dan kisah-kisah yang menakjubkan yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Ibnu Mas'ud, dan Ali. Juga oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Ka'ab, Rabi', dan as-Sady yang meriwayatkan dari Ibnu Jarir ath-Thabari dalam tafsirnya, Ibnu Mardaweh, dan al-Hakim. Ibnu al-Mundzir dan Ibnu Abi ad-Dunya serta al-Baihaqi dan al-Khatib dalam tafsir-tafsir, kitab-kitab, dan khulashah-nya, "Ketika masyarakat dari anak-anak Adam as terjerumus dalam perbuatan-perbuatan maksiat dan kafir kepada Allah SWT, para malaikat di atas langit berkata, "Ya Rabb, alam raya ini Engkau ciptakan sebagai tempat untuk beribadah dan taat kepada-Mu. Mereka telah berbuat maksiat, kafir, membunuh orang yang diharamkan, memakan harta haram, mencuri, berzina, dan meminum khamar (minuman keras). Mereka (para malaikat) selalu mengajukan tuntutan atas apa yeng diperbuat manusia tanpa bisa memakluminya. Lalu dikatakan kepada mereka, 'Manusia-manusia itu dalam keadaan tidak sadar.' Namun mereka tetap saja tidak mau memakluminya. Didalam sebagian riwayat dikatakan bahwa Allah SWT berfirman kepada mereka, 'Jika kalian menempati posisi mereka niscaya kalian juga akan melakukan seperti apa yang mereka lakukan.' Mereka berkata, 'Mahasuci Engkau, kami tidak akan pernah melakukan hal itu.’
Didalam riwayat lain dikatakan kepada mereka, 'Tidak akan pernah.' Lalu dikatakan kepada mereka, 'Pilihlah dua orang malaikat diantara kalian, Aku akan memerintahkannya untuk melakukan apa-apa yang-Ku perintahkan dan melarangnya untuk berbuat maksiat kepada-Ku.’
Lalu mereka memilih Harut dan Marut. Keduanya segera turun ke bumi setelah dilengkapi dengan perangkat syahwat, sebagaimana yang terdapat pada manusia. Keduanya diperintahkan untuk senantiasa menyembah Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dilarang membunuh manusia yang diharamkan, memakan harta haram, mencuri, berzina, dan meminum khamar. Keduanya tinggal di bumi selama beberapa tahun dan tinggal diantara manusia dengan benar. Pada suatu zaman terdapat seorang wanita yang kecantikannya dikalangan manusia laksana kecantikan planet Venus diantara gugusan galaksi diangkasa. Kedua malaikat itu sama-sama ingin memiliki wanita tersebut. Namun wanita itu menolak kecuali jika keduanya mengikuti agamanya. Lalu keduanya menanyakan agama yang dianut oleh wanita tersebut. Wanita cantik itu segera mengeluarkan dan memperlihatkan sebuah berhala. 'Kami tidak punya keinginan untuk menyembah ini,' tolak kedua malaikat itu. Setelah itu, keduanya berlalu dan mnyembah kepada Allah SWT.
Kemudian kedua malaikat itu mendatangi wanita tersebut dan berusaha menaklukannya dengan kata-kata, dengan harapan bisa memilikinya. Namun, wanita itu tetap menolak kecuali jika keduanya menyembah berhala yang disembahnya. Kedua malaikat itu tetap menolak. Ketika wanita itu melihat dua laki-laki itu tetap tidak mau menyerah dan menyembah berhala, ia berkata, 'Jika kalian tetap menolak, pilihlah satu diantara tiga pilihan. Kalian menyembah berhala ini, membunuh manusia atau minum khamar.' Keduanya segera berkata, 'Yang paling mudah dari ketiga pilihan itu adalah meminum khamar.'
Wanita itu segera memberi minumkan khamar kepada keduanya. Setelah minum khamar mereka menyetubuhi wanitu itu. Pada saat mereka melakukan perbuatan itu, seorang lelaki lewat dihadapannya. Karena keduanya merasa khawatir bahwa orang itu akan menyebarluaskan apa yang dilakukannya, mereka segera membunuhnya.
Begitu sadar dari mabuknya, keduanya segera menyadari kesalahan yang barusaja dilakukannya dan ingin segera kembali ke atas langit. Namun, mereka tidak bisa melakukannya. Dengan demikian penutup tabir rahasia antara keduanya dengan penghuni langit sudah terungkap. Pada saat itu, para malaikat menyaksikan sendiri perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh kedua rekannya dan mengetahui dengan pasti bahwa orang yang kehilangan kesadaran mereka kadar rasa takutnya akan lebih sedikit. Sejak saat itu, mereka selalu memohonkan ampunan untuk penghuni bumi.
Setelah kesalahan yang menimpa kedua malaikat itu terjadi, lalu dikatakan kepadanya, 'Sekarang pilihlah, azab dunia atau azab akhirat.' Keduanya berkata, 'Azab dunia akan berakhir sedangkan azab akhirat tidak akan pernah berakhir.' Keduanya memilih azab dunia. Kemudian keduanya ditempatkan dinegeri Babil dan diazab dengan kedua kaki terikat. Di dalam sebagian riwayat dikatakan, 'Bahwa keduanya mengajari wanita itu kalimat yang dapat membuat keduanya naik kelangit. Lalu wanita itu naik ke atas langit, namun Allah memutuskannya. Planet yang dikenal dengan nama Zahrah (Venus) adalah penjelmaan wanita tersebut!.'(1)
Ada banyak pendapat berkaitan kebenaran dan tidaknya tentang penafsiran kisah Harut dan Marut dalam QS. 2: 102 diatas. Menurut Imam Ibnu Hajar mengikuti jejak Imam Ahmad bin Hambal membenarkan kisah tersebut. Namun menurut Imam Al-Baidhawi dan para mengikutinya, cerita itu hanya bualan yang dibuat-buat orang yahudi, dan mereka memilih tidak membenarkannya.
Imam al-Qadhi 'Ayadh dalam kitab asy-Syifa berkata, "Bahwa apa yang disebutkan oleh para perawi yang dinukil oleh para ahli tafsir tentang kisah Harut dan Marut tidak memiliki arti apa-apa dan tidak benar berasal dari sabda Rasulullah saw. serta bukan sesuatu yang diambil dari qiyas."
Kemudian ada juga yang mengatakan, jika ditinjau dari segi akal kisah ini tidak bisa diterima. Karena para malaikat suci dan bersih dari dosa besar semacam ini yang tidak bersumber, kecuali dari akhlak yang buruk. Allah SWT telah memberitahukan tentang mereka tidak pernah mengingkari apa-apa yang diperintahkan-Nya dansenantisa menjalankan apa-apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebagian riwayat yang telah dikemukankan yang menjawab firman Allah SWT. Di dalam riwayat lain dikatakan bahwa Allah SWT berfirman kepada mereka, "Jika kalian berdua diuji sebagaiman ujian yang diterapkan kepada anak cucu Adam a.s., kalian juga akan berbuat maksiat kepada-Ku." Kedua malaikat itu menjawab, "Kalaupun Engkau juga menguji kami dengan ujian yang Kau terapkan kepada anak-anak Adam, kami sekali-kali tidak akan berbuat maksiat kepada-Mu." Menanggapi firman Allah SWT adalah suatu kekafiran, karena akan menjauhkan orang yang memiliki pengetahuan tentang Allah dan sifat-sifat-Ny. Bagaimana mungkin seorang yang jahat dapat naik ke langit dan menjadi salah satu gugusan galaksi yang berkilau. Lalu bintang apakah gerangan yang mereka berinama az-Zahrah dan mereka anggap sebagai penjelmaan dari wanita jahat tersebut. Lalu Allah memutuskannya kecuali tetap berada di tempatnya sejak Ia menciptakan lapisan langit dan bumi.
Terlepas dari perbedaan pendapat diatas, keberadaan cerita atau kisah-kisah israiliyyat menjadi sebuah kontribusi pemahaman dan wawasan. Dengan mengetahui cerita tersebut, sebagai muslim mampu menentukan baik buruknya mengambil hikmah dan manfaat darinya.
Jika kemudian timbul pertanyaan, “Apakah yang dimaksud Israiliyyat di dalam tafsir, dan bagaimana seharusnya sukap muslim terhadapnya?
Jawabnya, yang dimaksud Israiliyyat adalah apa yang diriwayatkan dari Ahlul Kitab di dalam tafsir yang lebih menonjolkan sisi-sisi yahudi. Sedangkan sikap muslim terhadapnya adalah dengan mengamalkan sabda Rasulullah saw berikut ini, “Janganlah kalian percaya kepada Ahlul Kitab, dan jangan pila mendustakan mereka serta katakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan apa yang telah diturunkan kepada kami.’ (HR. Bukhari)
Bertolak dari hadits diatas, maka israiliyyat itu terbagi menjadi tiga:
1. Bagian yang sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh nash-nash shahih, maka kita ambil dan kita sebarluaskan
2. Bagian yang bertolak belakang dengan apa yang telah ditunjukkan oleh nash-nash shahih atau kaidah-kaidah syari’ahnya, sehingga kita tidak boleh mengambil dan menyebarluaskannya
3. Bagian ketiga adalah yang tidak bertentangan dan tidak pula sejalan dengan nash-nash syari’ah, maka kita boleh menceritakannya tanpa meyakini kebenarannya.(2) Wallahu A’lam
(1) Hasyiah Ash-Shawy ‘Ala Tafsir Jalalain Imam As-Suyuti Juz I hal 74 (QS Al-Baqarah: 102)
(2) Qabasatun Min Al-Qur’an Al-Majid Fii 1000 Su’al wa Jawab (1001 Tanya jawab tentang Al-Qur’an Qasim Asyur Hal: 168-169
www.asimun.or.id
[76] Maksudnya: Kitab-Kitab sihir.
[77] Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).
[78] Para mufassirin berlainan Pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang Malaikat itu. ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.
[79] Bermacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.
Kisah Al-Israiliyat tentang "Harut dan Marut (Dinukil dari kitabal-israa-iiliyaat fit-Tafsiir, Dr. Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah) Diriwayatkan oleh As-Sayuthi dalam kitab Ad-Durrul Mantsuur, ditafsirkan dalam firman Allah SWT, "… Dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut…." (QS. Al-Baqarah: 102). Terdapat riwayat yang sangat banyak dan kisah-kisah yang menakjubkan yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Ibnu Mas'ud, dan Ali. Juga oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Ka'ab, Rabi', dan as-Sady yang meriwayatkan dari Ibnu Jarir ath-Thabari dalam tafsirnya, Ibnu Mardaweh, dan al-Hakim. Ibnu al-Mundzir dan Ibnu Abi ad-Dunya serta al-Baihaqi dan al-Khatib dalam tafsir-tafsir, kitab-kitab, dan khulashah-nya, "Ketika masyarakat dari anak-anak Adam as terjerumus dalam perbuatan-perbuatan maksiat dan kafir kepada Allah SWT, para malaikat di atas langit berkata, "Ya Rabb, alam raya ini Engkau ciptakan sebagai tempat untuk beribadah dan taat kepada-Mu. Mereka telah berbuat maksiat, kafir, membunuh orang yang diharamkan, memakan harta haram, mencuri, berzina, dan meminum khamar (minuman keras). Mereka (para malaikat) selalu mengajukan tuntutan atas apa yeng diperbuat manusia tanpa bisa memakluminya. Lalu dikatakan kepada mereka, 'Manusia-manusia itu dalam keadaan tidak sadar.' Namun mereka tetap saja tidak mau memakluminya. Didalam sebagian riwayat dikatakan bahwa Allah SWT berfirman kepada mereka, 'Jika kalian menempati posisi mereka niscaya kalian juga akan melakukan seperti apa yang mereka lakukan.' Mereka berkata, 'Mahasuci Engkau, kami tidak akan pernah melakukan hal itu.’
Didalam riwayat lain dikatakan kepada mereka, 'Tidak akan pernah.' Lalu dikatakan kepada mereka, 'Pilihlah dua orang malaikat diantara kalian, Aku akan memerintahkannya untuk melakukan apa-apa yang-Ku perintahkan dan melarangnya untuk berbuat maksiat kepada-Ku.’
Lalu mereka memilih Harut dan Marut. Keduanya segera turun ke bumi setelah dilengkapi dengan perangkat syahwat, sebagaimana yang terdapat pada manusia. Keduanya diperintahkan untuk senantiasa menyembah Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dilarang membunuh manusia yang diharamkan, memakan harta haram, mencuri, berzina, dan meminum khamar. Keduanya tinggal di bumi selama beberapa tahun dan tinggal diantara manusia dengan benar. Pada suatu zaman terdapat seorang wanita yang kecantikannya dikalangan manusia laksana kecantikan planet Venus diantara gugusan galaksi diangkasa. Kedua malaikat itu sama-sama ingin memiliki wanita tersebut. Namun wanita itu menolak kecuali jika keduanya mengikuti agamanya. Lalu keduanya menanyakan agama yang dianut oleh wanita tersebut. Wanita cantik itu segera mengeluarkan dan memperlihatkan sebuah berhala. 'Kami tidak punya keinginan untuk menyembah ini,' tolak kedua malaikat itu. Setelah itu, keduanya berlalu dan mnyembah kepada Allah SWT.
Kemudian kedua malaikat itu mendatangi wanita tersebut dan berusaha menaklukannya dengan kata-kata, dengan harapan bisa memilikinya. Namun, wanita itu tetap menolak kecuali jika keduanya menyembah berhala yang disembahnya. Kedua malaikat itu tetap menolak. Ketika wanita itu melihat dua laki-laki itu tetap tidak mau menyerah dan menyembah berhala, ia berkata, 'Jika kalian tetap menolak, pilihlah satu diantara tiga pilihan. Kalian menyembah berhala ini, membunuh manusia atau minum khamar.' Keduanya segera berkata, 'Yang paling mudah dari ketiga pilihan itu adalah meminum khamar.'
Wanita itu segera memberi minumkan khamar kepada keduanya. Setelah minum khamar mereka menyetubuhi wanitu itu. Pada saat mereka melakukan perbuatan itu, seorang lelaki lewat dihadapannya. Karena keduanya merasa khawatir bahwa orang itu akan menyebarluaskan apa yang dilakukannya, mereka segera membunuhnya.
Begitu sadar dari mabuknya, keduanya segera menyadari kesalahan yang barusaja dilakukannya dan ingin segera kembali ke atas langit. Namun, mereka tidak bisa melakukannya. Dengan demikian penutup tabir rahasia antara keduanya dengan penghuni langit sudah terungkap. Pada saat itu, para malaikat menyaksikan sendiri perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh kedua rekannya dan mengetahui dengan pasti bahwa orang yang kehilangan kesadaran mereka kadar rasa takutnya akan lebih sedikit. Sejak saat itu, mereka selalu memohonkan ampunan untuk penghuni bumi.
Setelah kesalahan yang menimpa kedua malaikat itu terjadi, lalu dikatakan kepadanya, 'Sekarang pilihlah, azab dunia atau azab akhirat.' Keduanya berkata, 'Azab dunia akan berakhir sedangkan azab akhirat tidak akan pernah berakhir.' Keduanya memilih azab dunia. Kemudian keduanya ditempatkan dinegeri Babil dan diazab dengan kedua kaki terikat. Di dalam sebagian riwayat dikatakan, 'Bahwa keduanya mengajari wanita itu kalimat yang dapat membuat keduanya naik kelangit. Lalu wanita itu naik ke atas langit, namun Allah memutuskannya. Planet yang dikenal dengan nama Zahrah (Venus) adalah penjelmaan wanita tersebut!.'(1)
Ada banyak pendapat berkaitan kebenaran dan tidaknya tentang penafsiran kisah Harut dan Marut dalam QS. 2: 102 diatas. Menurut Imam Ibnu Hajar mengikuti jejak Imam Ahmad bin Hambal membenarkan kisah tersebut. Namun menurut Imam Al-Baidhawi dan para mengikutinya, cerita itu hanya bualan yang dibuat-buat orang yahudi, dan mereka memilih tidak membenarkannya.
Imam al-Qadhi 'Ayadh dalam kitab asy-Syifa berkata, "Bahwa apa yang disebutkan oleh para perawi yang dinukil oleh para ahli tafsir tentang kisah Harut dan Marut tidak memiliki arti apa-apa dan tidak benar berasal dari sabda Rasulullah saw. serta bukan sesuatu yang diambil dari qiyas."
Kemudian ada juga yang mengatakan, jika ditinjau dari segi akal kisah ini tidak bisa diterima. Karena para malaikat suci dan bersih dari dosa besar semacam ini yang tidak bersumber, kecuali dari akhlak yang buruk. Allah SWT telah memberitahukan tentang mereka tidak pernah mengingkari apa-apa yang diperintahkan-Nya dansenantisa menjalankan apa-apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebagian riwayat yang telah dikemukankan yang menjawab firman Allah SWT. Di dalam riwayat lain dikatakan bahwa Allah SWT berfirman kepada mereka, "Jika kalian berdua diuji sebagaiman ujian yang diterapkan kepada anak cucu Adam a.s., kalian juga akan berbuat maksiat kepada-Ku." Kedua malaikat itu menjawab, "Kalaupun Engkau juga menguji kami dengan ujian yang Kau terapkan kepada anak-anak Adam, kami sekali-kali tidak akan berbuat maksiat kepada-Mu." Menanggapi firman Allah SWT adalah suatu kekafiran, karena akan menjauhkan orang yang memiliki pengetahuan tentang Allah dan sifat-sifat-Ny. Bagaimana mungkin seorang yang jahat dapat naik ke langit dan menjadi salah satu gugusan galaksi yang berkilau. Lalu bintang apakah gerangan yang mereka berinama az-Zahrah dan mereka anggap sebagai penjelmaan dari wanita jahat tersebut. Lalu Allah memutuskannya kecuali tetap berada di tempatnya sejak Ia menciptakan lapisan langit dan bumi.
Terlepas dari perbedaan pendapat diatas, keberadaan cerita atau kisah-kisah israiliyyat menjadi sebuah kontribusi pemahaman dan wawasan. Dengan mengetahui cerita tersebut, sebagai muslim mampu menentukan baik buruknya mengambil hikmah dan manfaat darinya.
Jika kemudian timbul pertanyaan, “Apakah yang dimaksud Israiliyyat di dalam tafsir, dan bagaimana seharusnya sukap muslim terhadapnya?
Jawabnya, yang dimaksud Israiliyyat adalah apa yang diriwayatkan dari Ahlul Kitab di dalam tafsir yang lebih menonjolkan sisi-sisi yahudi. Sedangkan sikap muslim terhadapnya adalah dengan mengamalkan sabda Rasulullah saw berikut ini, “Janganlah kalian percaya kepada Ahlul Kitab, dan jangan pila mendustakan mereka serta katakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan apa yang telah diturunkan kepada kami.’ (HR. Bukhari)
Bertolak dari hadits diatas, maka israiliyyat itu terbagi menjadi tiga:
1. Bagian yang sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh nash-nash shahih, maka kita ambil dan kita sebarluaskan
2. Bagian yang bertolak belakang dengan apa yang telah ditunjukkan oleh nash-nash shahih atau kaidah-kaidah syari’ahnya, sehingga kita tidak boleh mengambil dan menyebarluaskannya
3. Bagian ketiga adalah yang tidak bertentangan dan tidak pula sejalan dengan nash-nash syari’ah, maka kita boleh menceritakannya tanpa meyakini kebenarannya.(2) Wallahu A’lam
(1) Hasyiah Ash-Shawy ‘Ala Tafsir Jalalain Imam As-Suyuti Juz I hal 74 (QS Al-Baqarah: 102)
(2) Qabasatun Min Al-Qur’an Al-Majid Fii 1000 Su’al wa Jawab (1001 Tanya jawab tentang Al-Qur’an Qasim Asyur Hal: 168-169
www.asimun.or.id
https://www.facebook.com/notes/ibnu...harut...marut/464081721240
Siapa Harut dan Marut ?
Harut dan Marut (Bahasa Arab: هاروت وماروت, transliterasi: Hārūt dan
Mārūt) adalah dua malaikat yang diutus oleh Allah ke negeri Babilonia.
Nama mereka disebutkan di dalam Al Qur'an pada surat Al Baqarah ayat
102:
Siap Harut dan Marut ?
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.
Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya, dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah, dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat.
Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (Al Baqarah 102)
Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat.
Sementara Syeikh Athiyah Saqar menyebutkan bahwa di beberapa buku tafsir disebutkan kedua malaikat itu telah diturunkan ke bumi sebagai fitnah sehingga Allah mengadzab mereka berdua dengan menggantung kedua kaki mereka, perkataan para mufassir ini bukanlah sebagai salah satu hujjah (dalil) dalam hal ini, karena kisah tersebut berasal dari warisan masyarakat Babilonia dan penjelasan orang-orang serta kitab-kitab Nasrani.
Karena tidak sesuai dengan salah satu ayat di dalam Al Qur'an. Para malaikat tidaklah maksiat kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka pun melakukan apa-apa yang diperintahkan-Nya, firman Allah:
"Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (Al Anbiya 26 – 27)
"...dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih." (Al Anbiya 19 – 20)
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwa yang mengatakan bahwa kedua malaikat itu mengajarkan kepada manusia tentang peringatan terhadap sihir bukan mengajarkan untuk mengajak mereka melakukan sihir.
Az Zajjaj mengatakan bahwa perkataan itu adalah juga pendapat kebanyakan ahli bahasa.
Artinya bahwa pengajaran kedua malaikat itu kepada manusia adalah berupa larangan, keduanya mengatakan kepada mereka, "Janganlah kalian melakukan ini (sihir) dan janganlah kalian diperdaya dengannya sehingga kalian memisahkan seorang suami dari isterinya dan apa yang diturunkan kepada mereka berdua adalah berupa larangan.
Al Hafidz bin Katsir berkata: "Kisah Harut dan Marut ini diriwayatkan dari beberapa tabi'in seperti Mujahid, Suddi, Hasan al Bashri, , Abul , Zuhri, Rabi' bin Anas, Muqotil bin Hayyan dan lain-lain dan dibawakan oleh banyak penulis tafsir dari kalangan terdahulu dan belakangan.
Kesimpulan detail dari kisah Harut dan Marut ini kembali kepada kisah Israilliyat, karena riwayatnya tidak ada sama sekali dalam hadis marfu' yang bersambung sanadnya dari Nabi Muhammad.
Al Hafidz bin Hazm berkata: "Di antara bukti-bukti yang menunjukkan kebathilan kisah Harut dan Marut ada di dalam salah satu firman Allah:
"Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh. ( 8)
ilmuamalan.blogspot.com/2014/05/siap-harut-dan-marut.html
Harut Dan Marut
Al Kisah
pada masa Kerajaan Babilonia kuno, ilmu2 sihir merajalela. Dukun2 santet, ilmu pelet dan lain2 yang kelasnya mungkin jauh lebih sakti dari jaman sekarang muncul dimana2.
Sementara itu di langit terjadi insiden, beberapa malaikat sedang membicarakan mengenai kejahatan dan kerusakan manusia.
Para Malaikat berkata “Anak-anak Adam itu, Engkau jadikan mereka makhluk pilihanMu di bumi tetapi mereka mendurhakaiMu”.
Allah SWT berfirman “Sungguh jika Aku turunkan kamu ke sana dan Aku bentuk kamu seperti pembentukan mereka, niscaya kamu akan melakukan sebagaimana yang mereka lakukan juga”.
para Malaikat menjawab “Maha Suci Engkau wahai Tuhan, takkan mungkin kami mendurhakaiMu!”.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui.”
Malaikat berkata, “Kami lebih patuh kepada Engkau dibanding anak keturunan Adam.”
Kepada malaikat, Allah berfirman: “Panggillah ke mari dua malaikat. Aku akan turunkan mereka ke bumi hingga kamu dapat melihat apa yang dilakukan kedua malaikat itu!”
Allah berfirman kepada malaikat, “Pilihlah dua yang termulia antara kamu!”
Malaikat menjawab, “Tuhanku, biarlah Harut dan Marut yang melakukannya.”
Harut dan Marut pun diturunkan ke bumi dan dengan diberi sifat-sifat yang sama seperti yang melekat pada manusia (Nafsu syahwat, Akal, dll).
Diriwayatkan oleh Abi Hatim dari Assham Bin Rawwad, dari Adam, dari Abi Ja'far, dari Qais Ubaid, dari Ibnu Abbas r.a.
Demikianlah Allah menunjukkan kebijaksanaannya. Allah mengutus 2 dari para malaikat yang sedang berdiskusi tadi ke bumi dengan dibekali hawa nafsu. Mereka turun ke bumi dengan membawa tugas, yaitu mengajarkan manusia pengetahuan ilmu sihir, yang tujuannya adalah untuk melawan ilmu-ilmu sihir setan. Sekaligus mengajarkan manusia kebaikan.
Mereka (para setan) mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir." Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. QS. Al Baqarah:102
Dan dimulailah misi mereka mengajarkan orang2 di kerajaan Babilon beberapa pengetahuan ilmu sihir dan cara melawan ilmu sihir setan.
Singkat cerita, setelah kedatangan Harut dan Marut maka terjadilah gerakan perlawanan rakyat terhadap para ahli sihir setan. Akhirnya para ahli sihir setan pun berhasil di kalahkan dan tersingkir dari Babilon. Penguasa kerajaan Babilon kemudian mengumumkan larangan keras bagi warganya untuk mempelajari ilmu2 sihir setan lagi.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra ; kedua malaikat itu mengajarkan kepada manusia tentang peringatan terhadap sihir bukan mengajarkan untuk mengajak mereka melakukan sihir. (al Jami li Ahkamil Qur’an juz II hal 472)
Akhirnya, sebagai penghargaan terhadap Harut dan Marut yang telah dianggap oleh rakyat sebagai guru besar, penguasa kerajaan Babilon memberikan mereka kedudukan tinggi sebagai penasihat kerajaan dan harta yang berlimpah.
Namun ternyata kedudukan tinggi dan harta itu perlahan2 mulai membuat hawa nafsu Harut dan Marut menjadi tak terkendali. Mereka akhirnya mabuk dalam kenikmatan duniawi dan melupakan tugas2 mereka sebagai manusia. Dan berakhir dengan sebuah skandal.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra:
Dengan kehendak Allah, lalu datang seorang wanita yang cantik bagai bunga (Zahrah). Zahrah pun mendatangi kedua malaikat itu untuk mengujinya. Kedua malaikat itu tertarik dengan kecantikan Zahrah hingga timbullah keinginan (hasrat) terhadapnya.
Zahrah berkata, “Maukah kamu mengucapkan kalimat mantera musyrik?”
Kedua malaikat itu menjawab, “Tidak, demi Allah, sedikit pun kami tidak mau mempersekutukan Allah untuk selama-lamanya!”
Zahrah meninggalkan mereka berdua. Beberapa saat kemudian, dia kembali lagi membawa anak kecil. Sambil mendekati kedua malaikat itu Zahrah berkata, “Bersediakah kamu membunuh anak kecil ini!”
Kedua malaikat itu menjawab, “Tentu saja tidak, demi Allah selamanya aku tidak akan membunuhnya!”
Zahrah meninggalkan mereka dan datang sambil membawa segelas arak. Setelah merayu mereka, akhirnya Zahrah berkata, “Aku tidak akan mengikuti kamu, sebelum kamu berdua minum arak ini!”
Akhirnya kedua malaikat itu meminumnya hingga mabuk dan kemudian mereka berzina dengan Zahrah sebelum akhirnya membunuh anak kecil itu, dan mengucapkan kalimat musyrik.
Singkat cerita, beberapa hari setelah terjadinya skandal ini, datanglah Malaikat Jibril dari langit memberitahu Harut dan Marut bahwa masa tugas mereka telah berakhir. Dan Mereka dipanggil kembali ke langit untuk melapor. Betapa kagetnya Harut dan Marut, karena saat itu juga ingatan mereka sebagai malaikat telah kembali.
Diriwayatkan oleh Makhul, dari Mu’adz,
Maka datanglah dari sisi Allah malaikat Jibril kepada mereka. Pada saat Jibril datang, Harut dan Marut menangis dan Jibril ikut menangis sambil berkata, “Sesungguhnya cobaan apakah yang membuat kalian sampai hanyut seperti ini?”
Dengan ketakutan yang dahsyat, Harut dan Marut kembali ke langit untuk melaporkan tugas mereka kepada Allah.
Maka disaksikan para malaikat yang lain, Harut dan Marut melaporkan tugas2 nya sebagai manusia, yang berakhir dengan skandal dosa. Saat itu juga seluruh malaikat bertasbih dan beristighfar kepada Allah. Karena mereka menyadari betapa tidak mudahnya menjadi manusia. Dan betapa masih ada manusia2 baik yang tidak layak di azab.
Akhirnya Allah menutup sidang itu dengan menawarkan pada Harut dan Marut pilihan: Ingin di azab di dunia, atau ingin di azab di akhirat. Harut dan Marut yang mengetahui betapa dahsyatnya azab akhirat tentu saja langsung memilih di azab di dunia.
Dan menurut berbagai kisah, Harut dan Marut hingga kini masih tergantung dengan keadaan kaki di atas dan kepala di bawah. Pernah ada seorang wanita tua dari wilayah sekitar Babilon yang melaporkan kepada Nabi Muhammad saw bahwa dia telah melihat dua orang malaikat ini di sebuah sumur tua di gurun wilayah Babilon.
Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepada mereka dan tidak memberi manfaat. Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (Kitabullah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan diakhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. Al-Baqarah: 102
Riwayat ini sebagiannya berdasarkan Hikayat. Hanya Allah yang mengetahui kejadian yg sebenarnya.
Wallahu A'lam Bish shawab
cholisnoerahmadi.blogspot.com/p/harut-dan-marut.html
Kisah Taubatnya Malaikat Harut Dan Marut
Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Ahmad bin Annaqur Rahimahullah
Ta'ala menceritakan kepada kami dari Al-Amin ABu Thalib Abdul Qadir bin
Muhammad Al-Yusufy dai ibnul Madzhab dari Abu Bakar Al-Qathi'i dari
Abdullah bin Ahmad dari ayahnya dari Yahya bin Abu Bukayr dari Zuhair
bin Muhammad dari Musa bin Jubair dari Nafi' dari Abdullah bin Umar,
bahwasanya beliau mendengar Rasulullah bersabda bahwa ketika Adam as.
diturunkan Allah SAW ke bumi, berkatalah para malaikat, sebagaimana yang
tertulis dalam Al Qur'an surat Al Baqarah Ayat 30, lengkap ayatnya
adalah :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ
إِنِّى جَاعِلٌۭ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةًۭ ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا
مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.Al-Baqarah:30)
Para Malaikat berkata,"Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami lebih berbakti kepada-Mu dari anak Adam. Allah berfirman kepada mereka, "Tunjukilah dua malaikat yang akan kami turunkan ke muka bumi, lalu Kami akan melihat apa yang dikerjakan oleh keduanya." Mereka menjawab,"Kami menunjuk Harut dan Marut."
Oleh karena itu, kedua malaikat itu pun diturunkan ke bumi (dengan ditambahkan nafsu kepada diri mereka atas izin Allah) dan ditampakkan kepadanya laksana wanita yang cantik mempesona. Wanita cantik itu mendatangi kedua malaikat, kemudian dirayu oleh mereka, tetapi ia menolak ajakan keduanya seraya berkata,"Aku tidak akan memenuhi ajakan kalian sampai kalian syirik." Kedua malaikat itu pun menolak dan berkata,"Kami tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun selama-lamanya."
Wanita itu pergi, lalu kembali dengan mengendong seorang bayi, saat kedua malaikat merayunya kembali sang wanita berkata,"Demi Allah, aku tidak akan mau, hingga kalian membunuh anak ini." Keduanya berkata,"Kami tidak akan pernah mau membunuhnya."
Wanita itu pun pergi, lalu datang kembali dengan membawa segelas khamar. Saat kedua malaikat merayunya ia berkata,"Aku tidak akan memenuhi ajakan kalian sampai kalian meminum khamar ini." Kedua malaikat itu meminum khamar tersebut hingga mabuk, lalu menggauli wanita itu kemudian membunuh sang bayi.
Ketika keduanya tersadar, wanita tadi berkata,"Sungguh saat mabuk kalian telah melakukan perkara-perkara yang tadi kalian enggan melakukannya." Keduanya disuruh untuk memilih antara siksa dunia dan azab di akhirat, mereka memilih siksaan di dunia. (HR. Imam Ahmad dalam kitab Al Musnad, Juz 2, halaman 134, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya, nomor hadits 1717, halaman 425)
Diriwayatkan kepada kami dari Abul Abbas AHmad bin Mubarak bin Sa'ad-dari Abu Ma'ali Tsabit bin Bandar dari Abu Ali bin Dauma dari Abu Ali Al-Baqarhy dari Hasan bin Alawiyyah dari Isma'il dari Ishaq bin Bisyr dari Juwaybir dari Dhahak dari Makhul dari Mu'adz-berkata bahwa ketika kedua malaikat itu tersadar, datanglah Jibril as. diutus Allah Ta'ala, keduanya menangis dan Jibril pun ikut menangis.
Jibril as. berkata,"Gerangan musibah apa yang telah membinasakan dan menyengsarakan kalian?"
Keduanya kembali menangis,lalu Jibril as. berkata,"Sesungguhnya Allah memberi kepada kalian antara azab di dunia-dan nasib kalian akan tergantung dengan Kehendak Allah di akhirat, kalau Allah berkehendak ia akan mengazab kalian atau mengasihi kalian- dan antara Azab di akhirat."
Kedua malaikat itu sadar bahwa azab di dunia akan berakhir, sedangkan azab di akhirat akan abadi selamanya. Mereka pun yakin bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu mereka memilih siksaan di dunia dan menggantungkan nasib mereka di akhirat kepada kehendak Allah semata."
Mu'adz berkata,"Keduanya berada di Babilonia di negeri Persia terikat di anatar dua buah gunung di goa yang terletak di perut bumi dan terus mendapatkan siksaan sejak permulaan siang hingga petang hari. Ketika para malaikat lainnya menyaksikan hal tersebut, mereka pun segera menundukkan sayap-sayap mereka di atas Baitullah seraya mereka berdoa,
"YA ALLAH YA TUHAN KAMI, AMPUNILAH DOSA ANAK ADAM. MEREKA MENYEMBAH DAN TAAT KEPADA-MU WALAUPUN MEREKA MEMILIKI NAFSU SYAHWAT DAN KELEZATAN."
Imam Al-Kalby berkata," Sejak saat itupara malaikat memohon ampunan untuk anak Adam, seperti yang difirmankan Allah Ta'ala,"Dan para malaikat bertasbih memuji keagungan Tuhan mereka dan memohonkan ampunan bagi penduduk bumi," (QS.As-Syura:5)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwa Allah berfirman kepada para malaikat, "Pilihlah tiga malaikat terbaik di antara kalian." Mereka memilih Azra, Izrail dan Azuya. Jika turun ke bumi mereka dalam rupa dan tabiat anak adam. Ketika Azra menyaksikan hal tersebut dan mengetahui fitnah yang akan terjadi serta menyadari bahwa dia tidak akan sanggup menghadapinya, ia pun segera memohon ampun kepada Allah dan memohon dibebaskan dari ujian itu maka Allah membebaskannnya. Sejak saat itu, Azra tidak pernah menengadahkan kepalanya karena malu kepada Allah Ta'ala. (Cerita ini diriwayatkan oleh Al Hafidz Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya juz 1 halaman 140)
Rabi' bin Anas berkata,"Ketika Harut dan Marut tersadar dari mabuknya, keduanya menyadari dan menyesali kesalahan yang telah mereka lakukan, keduanya pun ingin naik ke Langit, tetapi tidak memiliki kemampuan dan tidak diperkenankan oleh Allah Ta'ala. Keduanya menangis dan menyesali perbuatan yang mereka lakukan serta mendatangi Nabi Idris as. serasa berkata,"Mohonkanlah ampun kepada Allah untuk akmi karena kami telah mendengar cerita yang baik tentang kamu di langit."
Nabi Idris as. pun memohonkan ampun untuk Harut dan Marut akan dikabulkannya doanya oleh Allah Ta'ala. Keduanya diperintahkan untuk memilih antara siksaan di dunia dan azab di akhirat."
Diriwayatkan bahwa ketika para malaikat berkata kepada Allah Ta'ala," Apakah Engkau akan menciptakan di muka bumi orang yang akan membuat kerusakan di atasnya dan menumpahkan darah?" (QS.Al-Baqarah: 30). Mereka thawaf mengelilingi Arasy selama empat ribu tahun lamanya memohonkan ampun kepada Allah Ta'ala atas sanggahan mereka.
Wallohualam.
Sumber : Kitab At Tawwabun Karya Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisly Terbitan Dar Al-Kitab Al-Arabi, Beirut-Lebanon Cetakan keempat,1417 H.
aliyfaizal.blogspot.com › At Tawwabun › Kisah Islami › Sejarah Islam
Harut dan Marut dari Babylon; Siapakah mereka?
Al-Quran menyebut nama
kota Babylon bersamaan dengan penyebutan dua nama yang cukup misteri,
Harut dan Marut. Siapa mereka sebenarnya, dan apa kaitan mereka dengan
negeri Babylon?
Tidak kurang dari tujuh
riwayat dalam berbagai kitab hadith dan syarahnya yang memuat riwayat
dari Rasulullah s.a.w yang berkisah tentang Harut dan Marut. Salah satu
riwayat yang cukup kuat berasal dari riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dalam
musnad-nya.
Rasulullah s.a.w
bersabda,”Ketika Allah s.w.t menurunkan Adam ke bumi, malaikat
berkata,’Wahai Rabb, mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerosakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami sentiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?”
Allah s.w.t
menjawab,”Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kalian
ketahui,”(Surah al-Baqarah [2]:Ayat 30). Para malaikat itu berkata
lagi,”Wahai Rabb kami, kami lebih taat kepada-Mu daripada anak-anak
Adam.”
Allah s.w.t
berfirman,”Pilihlah dua malaikat yang terbaik untuk Kami turunkan ke
bumi, sehingga Kami dapat melihat apa yang mampu mereka berdua lakukan.”
Para malaikat berkata,”Wahai Rabb, kami memilih Harut dan Marut.”
Keduanya lalu diturunkan
ke bumi dan dilengkapi dengan semua hal yang dimiliki manusia, termasuk
nafsu syahwat. Bintang Zuhrah (Venus) kemudian dijelmakan bagi kedua
malaikat itu sebagai seorang perempuan yang sangat cantik yang
mendatangi Harut dan Marut. Kedua malaikat itu pun menginginkan
perempuan itu, yang dijawab oleh perempuan itu, “Tidak, demi Allah,
sebelum kalian mengucapkan ucapan syirik ini.”
Kedua malaikat itu berkata,”Tidak, demi Allah, kami tidak akan mempersekutukan Allah selamanya.”
Perempuan itu pun
menghindar dari kedua malaikat itu, lalu kembali sambil menggendong
seorang anak kecil. Kedua malaikat itu meminta dirinya lagi, tetapi
perempuan itu menjawab,”Tidak sebelum kalian membunuh anak ini.”
Kedua malaikat itu berkata,”TIdak, kami tidak akan pernah membunuh selamanya.”
Perempuan itu pun
menghindar dari kedua malaikat itu, lalu kembali sambil membawa sekendi
khamr (minuman keras). Kedua malaikat itu meminta dirinya lagi, tetapi
perempuan itu menjawab,”Tidak, sebelum kalian meminum khamr ini.”
Kedua malaikat itu pun
meminumnya hingga mabuk, lalu menggauli perempuan itu dan membunuh anak
kecil tadi. Ketika keduanya sedar, perempuan itu berkata,”Demi Allah,
kalian berdua tidak meninggalkan sesuatu yang kalian abaikan sebelumnya
atasku, kecuali kalian telah melakukannya ketika kalian mabuk.”
Setelah itu, keduanya ditawarkan dua pilihan: seksaan dunia, atau seksaan akhirat. Keduanya lalu memilih seksaan dunia.
Dalam riwayat Ibnu Abbas
disebutkan bahawa kedua malaikat itu digoda oleh perempuan dari manusia
biasa, yang selain meminta keduanya menyembah berhala, membunuh, dan
minum khamr, juga meminta diajari kalimat yang membuatnya boleh terbang
ke langit, hingga perempuan itu benar-benar boleh terbang ke langit, dan
Allah mengubahnya menjadi bintang Zuhrah (Venus). Kemudian Allah
mengutuskan Nabi Sulaiman kepada Harut dan Marut dan menawarkan dua
pilihan: seksa dunia atau siksa akhirat. Keduanya memilih seksa dunia.
*Sumber dari tahajjud.net
detikislam.blogspot.com/.../harut-dan-marut-dari-
Kisah Malaikat Yang Mabuk, Berzina dan Membunuh (Kisah Harut dan Marut)
Banyak tersebar di tengah masyarakat
tentang kisah Malaikat yang diturunkan ke bumi namun akhirnya mereka
tergoda untuk mabuk, lalu berzina dan membunuh. Ini adalah kisah yang
dhaif dan batil. Simak penjelasan berikut:
Ibnu Hibban rahimahullah
berkata: telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Sufyan, ia berkata,
telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah, ia berkata;
telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abi Bukair, dari Zuhair bin
Muhammad, dari Musa bin Jubair, dari Nafi’, dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhu, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ
آدَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أَهْبَطَهُ اللَّهُ
تَعَالَى إِلَى الأَرْضِ ، قَالَتِ الْمَلاَئِكَةُ : أَيْ رَبِّ ،
{أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ
نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ
تَعْلَمُونَ} ، قَالُوا : رَبَّنَا نَحْنُ أَطْوَعُ لَكَ مِنْ بَنِي آدَمَ .
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى لِلْمَلاَئِكَةِ : هَلُمُّوا مَلَكَيْنِ مِنَ
الْمَلاَئِكَةِ ، حَتَّى يُهْبَطَ بِهِمَا إِلَى الأَرْضِ ، فَنَنْظُرَ
كَيْفَ يَعْمَلاَنِ . قَالُوا : رَبَّنَا ، هَارُوتُ وَمَارُوتُ .
فَأُهْبِطَا إِلَى الأَرْضِ ، وَمُثِّلَتْ لَهُمَا الزُّهَرَةُ امْرَأَةً
مِنْ أَحْسَنِ الْبَشَرِ ، فَجَاءَتْهُمَا ، فَسَأَلاَهَا نَفْسَهَا ،
فَقَالَتْ : لاَ وَاللَّهِ ، حَتَّى تَكَلَّمَا بِهَذِهِ الْكَلِمَةِ مِنَ
الإِِشْرَاكِ . فَقَالاَ : وَاللَّهِ لاَ نُشْرِكُ بِاللَّهِ أَبَدًا .
فَذَهَبَتْ عَنْهُمَا ثُمَّ رَجَعَتْ بِصَبِيٍّ تَحْمِلُهُ ، فَسَأَلاَهَا
نَفْسَهَا ، فَقَالَتْ : لاَ وَاللَّهِ ، حَتَّى تَقْتُلاَ هَذَا
الصَّبِيَّ ، فَقَالاَ : وَاللَّهِ لاَ نَقْتُلُهُ أَبَدًا . فَذَهَبَتْ
ثُمَّ رَجَعَتْ بِقَدَحِ خَمْرٍ تَحْمِلُهُ ، فَسَأَلاَهَا نَفْسَهَا ،
فَقَالَتْ : لاَ وَاللَّهِ ، حَتَّى تَشْرَبَا هَذَا الْخَمْرَ . فَشَرِبَا
، فَسَكِرَا فَوَقَعَا عَلَيْهَا ، وَقَتَلاَ الصَّبِيَّ ، فَلَمَّا
أَفَاقَا ، قَالَتِ الْمَرْأَةُ : وَاللَّهِ مَا تَرَكْتُمَا شَيْئًا
مِمَّا أَبَيْتُمَاهُ عَلَيَّ إِلاَّ قَدْ فَعَلْتُمَا حِينَ سَكِرْتُمَا ،
فَخُيِّرَا بَيْنَ عَذَابِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، فَاخْتَارَا عَذَابَ
الدُّنْيَا.
“Sesungguhnya Adam ketika ia
diturunkan oleh Allah ke bumi, para malaikat berkata, “Wahai Rabb-ku,
apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Mereka berkata, “Wahai Rabb kami, kami lebih taat kepadamu dari pada bani adam (manusia)”.
Allah berkata kepada para malaikat,
“Datangkan kepadaku dua malaikat dari malaikat-malaikat yang ada
sehingga keduanya diturunkan ke bumi dan kita lihat bagaimana keduanya
berbuat?”.
Para malaikat berkata: “Wahai Rabb kami, turunkanlah Harut dan Marut”.
Kemudian keduanya pun diturunkan ke
bumi, dan dinampakkanlah hiasan dunia kepada mereka berdua dalam bentuk
seorang wanita yang paling cantik. Wanita itu pun datang kepada mereka
berdua dan kedua malaikat itu meminta diri wanita tersebut (untuk
disetubuhi, pent).
Sang wanita berkata, “Tidak !! Demi Allah, sampai kalian berdua mengucapkan kalimat syirik ini”.
Keduanya berkata, “Demi Allah, kami
tidak akan berbuat syirik kepada Allah. Wanita itu pun meninggalkan
mereka berdua. Kemudian wanita itu kembali dengan membawa seorang bayi,
maka kedua malaikat itu kembali meminta diri sang wanita”.
Sang wanita berkata, “Tidak!! Demi Allah, sampai kalian membunuh bayi ini”.
Kedua malaikat itu berkata, “Demi Allah, kami tidak akan membunuhnya selamanya”.
Maka sang wanita pergi. Kemudian ia
kembali lagi membawa segelas khamer. Kedua malaikat kembali meminta diri
sang wanita. Maka sang wanita berkata, “Tidak!! Demi Allah, sampai
kalian minum khamer ini”.
Akhirnya, keduanya pun meminum khamer tersebut, lalu keduanya mabuk sehingga keduanya menyetubuhi sang wanita itu, dan membunuh bayi.
Tatkala keduanya sadar, sang wanita berkata, “Demi Allah, tidak satu
pun yang kalian tinggalkan dari apa yang kalian abaikan di hadapanku,
kecuali telah kalian lakukan ketika kalian mabuk. Keduanya pun
diperintahkan untuk memilih siksa dunia atau siksa akhirat. Maka
keduanya memilih siksa dunia”.
(HR. Ahmad dalam Al-Musnad II/134 no. 6178, Ibnu Hibban dalam Shahih-nya XIV/63 no.6186, Ibnu Abi ad-Dunya dalam Al-Uqubat no.222, Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhab no.787, dan selainnya)
Derajat Hadits
Hadits ini BATIL. Tidak benar datangnya dari Nabi Shallallahu‘alaihi wasallam. Syaikh Al-Albani berkata: “Hadits ini BATIL” (lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah I/315 no.170). Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dalam ta’liq-nya terhadap Musnad Imam Ahmad berkata: “Isnad hadits ini dhaif (lemah), dan matannya batil” (Musnad Ahmad II/134).
Di dalam sanad hadits ini ada seorang perawi yang bernama Zuhair bin Muhammad At-Tamimiy Al-Marwaziy. Dia tsiqah
(orang terpercaya), tapi biasa meriwayatkan hadits yang munkar, seperti
hadits Harut dan Marut ini. Selain itu, gurunya yang bernama Musa bin Jubair, dia adalah seorang perawi hadits yang mastur (tidak jelas orangnya atau tidak diketahui jati dirinya). Intinya, hadits ini batil baik sanad, maupun matannya.
Dan hadits ini adalah termasuk berita isra’iliyyat (berita-berita yg datang dari Bani Israil) yang terambil dari Ka’ab Al-Ahbar sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah (I/315 no.170).
Larangan Menyebarkan Hadits Lemah Dan Palsu
Dengan demikian, kita tidak boleh
mempercayainya apalagi menceritakan dan menyebarluaskannya kepada orang
lain baik melalui lisan maupun tulisan di berbagai media cetak sperti
koran, majalah, buku maupun media elektronik seperti internet
(website/blog/facebook, twitter), radio, televisi, Blackberry Messenger
atau lainnya. Agar kita bebas dari ancaman keras Nabi bagi para pemalsu
hadits atau pendusta atas nama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yaitu mempersiapkan tempat duduknya di dalam api neraka, sebagaimana disebutkan dalam hadits yg mutawatir. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka hendaklah dia mengambil tempat duduknya dari api neraka” (HR Al Bukhari I/434 no.1229, Muslim I/10 no.3).
Kita diperbolehkan menyebarkan hadits ini
dan hadits palsu dan batil lainnya kepada orang lain dengan tujuan
menjelaskan kepalsuan/kedustaan dan kebatilannya kepada kaum muslimin
dan memperingatkan mereka dari bahaya hadits-hadits dha’if dan palsu.
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan smg kita semakin berhati-hati dalam membaca hadits-hadits dan menuntut ilmu agama.
—
Penulis: Ustadz Muhammad Wasitho, Lc. MA.
Artikel blog Abu Fawwaz dipublikasi ulang oleh Muslim.Or.Id
https://abangdani.wordpress.com/.../kisah-malaikat-yang-mabuk-berzina-.
KISAH HARUT & MARUT
Diriwayatkan oleh Abi Hatim dari Assham Bin
Rawwad, dari Adam, dari Abi Ja'far, dari Qais Ubaid, dari Ibnu Abbas
r.a. berkata Ibnu Abbas:
"Semakin lama makin banyak juga manusia
anak cucu Adam di permukaan bumi ini. Dan semakin banyak pula kerusakan
dam maksiat yg mereka lakukan. Diantaranya mereka kafir terhadap Allah .
Melihat kejadian itu para Malaikat dilangit lalu berkata kepada Allah :
Ya Tuhanku, alam yg Engkau ciptakan untuk tempat berbakti dan beribadat terhadap Engkau, sudah dijadikan oleh manusia menjadi tempat maksiat (mengingkari) ajaranEngkau, mereka saling membunuh, berzina, berjudi, mencuri dan minum minuman keras, serta memakan harta anak yatim dan mengkafirkan Engkau ya Tuhanku"
Kepada para Malaikat diperintahkan oleh Allh untuk memilih dua Malaikat, lalu mereka memilih Malaikat Harut dan Marut, kedua malaikat itu lalu diutus untuk turun kebumi. Kepada kedua Malaikat itu, Allah membangkitkan semua hawa nafsu seperti layaknya manusia keturunan Adam dan Hawa. Kepada kedua Malaikat ini diperintahkan oleh Allah agar beribadat dan mematuhi perintah Allah, dan jangan mempersekutukan Tuhan, kepada keduanya, Allah melarang agar jangan saling membunuh, memakan makanan haram, berzina, mencuri dan minum minuman yg memabokkan. Kedua Malaikat itu lalu turun kebumi dan tinggal untuk beberapa lama, menghukum antara yg haq, yaitu dizaman Nabi Idris a.s.
Dikala itu ada seorang wanita yg kecantikannya ditengah wanita wanita sebagai venus (bintang kejora) ditengah segala bintang, kedua Malaikat itu lalu mendatangi wanita itu, mulai merayu untuk menyerahkan kehormatannya. Wanita itu menolak, kecuali keduanya itu mau menganut agama yg dianutnya. Kedua Malaikat itu lalu menanyakan agama apa yg dianut wanita itu, wanita itu lalu mengeluarkan berhala (patung) dan berkata: inilah yg aku sembah. Kedua Malaikat itu menjawab: Kami tidak ada keinginan menyembah patung itu, lalu keduanya pergi dengan sedih. Kemudian kembali keduanya mendatangi wanita itu dengan maksud yg sama, yg juga dijawab dengan jawaban seperti waktu pertama tadi. Sehingga keduanya kembali dengan hampa, dan demikian pula kali yg ketiganya.
Ya Tuhanku, alam yg Engkau ciptakan untuk tempat berbakti dan beribadat terhadap Engkau, sudah dijadikan oleh manusia menjadi tempat maksiat (mengingkari) ajaranEngkau, mereka saling membunuh, berzina, berjudi, mencuri dan minum minuman keras, serta memakan harta anak yatim dan mengkafirkan Engkau ya Tuhanku"
Kepada para Malaikat diperintahkan oleh Allh untuk memilih dua Malaikat, lalu mereka memilih Malaikat Harut dan Marut, kedua malaikat itu lalu diutus untuk turun kebumi. Kepada kedua Malaikat itu, Allah membangkitkan semua hawa nafsu seperti layaknya manusia keturunan Adam dan Hawa. Kepada kedua Malaikat ini diperintahkan oleh Allah agar beribadat dan mematuhi perintah Allah, dan jangan mempersekutukan Tuhan, kepada keduanya, Allah melarang agar jangan saling membunuh, memakan makanan haram, berzina, mencuri dan minum minuman yg memabokkan. Kedua Malaikat itu lalu turun kebumi dan tinggal untuk beberapa lama, menghukum antara yg haq, yaitu dizaman Nabi Idris a.s.
Dikala itu ada seorang wanita yg kecantikannya ditengah wanita wanita sebagai venus (bintang kejora) ditengah segala bintang, kedua Malaikat itu lalu mendatangi wanita itu, mulai merayu untuk menyerahkan kehormatannya. Wanita itu menolak, kecuali keduanya itu mau menganut agama yg dianutnya. Kedua Malaikat itu lalu menanyakan agama apa yg dianut wanita itu, wanita itu lalu mengeluarkan berhala (patung) dan berkata: inilah yg aku sembah. Kedua Malaikat itu menjawab: Kami tidak ada keinginan menyembah patung itu, lalu keduanya pergi dengan sedih. Kemudian kembali keduanya mendatangi wanita itu dengan maksud yg sama, yg juga dijawab dengan jawaban seperti waktu pertama tadi. Sehingga keduanya kembali dengan hampa, dan demikian pula kali yg ketiganya.
Karena keduanya tidak mau menyembah berhala, maka wanita itu menyuruh pilih 1 diantara 3 perkara yaitu:
1. Menyembah berhala.
2. Membunuh
3. minum tuak.
Keduanya berfikir bahwa pertama dan kedua tidak pantas, yg lebih ringan dosanya adalah minum tuak. Lalu kedua Malaikat itu minum tuak, dan baru baru saja keduanya minum tuak itu, keduanya menjadi mabok, lalu melakukan hubungan intim (enak gila) dengan wanita itu. Dan karena keduanya takut bahwa wanita itu akan menceritakana pelanggaran berat kepada orang banyak, lalu kedua Malaikat itu membunuh wanita yg itu.
Setelah kedua Malaikat itu sembuh dari maboknya, dan menyadari bahwa keduanya sudah melakukan dosa dosa yg amat berat, begitu kedua Malaikat itu mau naik ke langit, tetapi sudah tidak sanggup, sebab antara langit dan bumi dipasang tutup untuk keduanya.
Melihat kejadian itu, sadarlah seluruh Malaikat yg ada dilangit, bahwa manusia yg tidak kenal alam gaib pantas tidak takut berbuat dosa, sehingga para Malaikat dapat mengerti kalo banyak manusia yg berbuat dosa.
Sejak saat itu seluruh Malaikat dilangit, disamping memuji 4JJI, mereka slalu berdoa agar 4JJI sudi kiranya mengampuni dosa dosa manusia yg beriman yg tinggal dibumi ini.
Terhadap kedua Malaikat yg dijadikan percobaan itu, oleh 4JJI disuruh pilih menjalani siksa dunia atau siksa akhirat. Lalu keduanya memilih siksa dunia, karena dunia ini tidak kekal. Sedangkan siksa akhirat adalah siksa yg kekal, begitulah kedua malaikat itu disiksa oleh 4JJI didunia, dan bebas dari siksa diakhirat kelak.
Akhirnya banyak manusia yg mendatangi kedua Malaikat itu untuk mempelajari ilmu sihir yg dapat mecerai beraikan antara suami isteri. Kedua Malaikat itu tak lupa menerangkan kepada orang banyak, bahwa ilmu sihir itu adalah sebagai (fitnah) bagi mereka, dan tidak akan berbarti apa apa kecuali degan izin 4JJI, dan pasti mendatangkan kerusakan semata. Sekalipun begitu, masih banyak saja manusia yg ingin mempelajarinya yg terang terangan tidak manfaat dan malah akan mendapatkan siksa yg amat berat diakhirat kelak.
1. Menyembah berhala.
2. Membunuh
3. minum tuak.
Keduanya berfikir bahwa pertama dan kedua tidak pantas, yg lebih ringan dosanya adalah minum tuak. Lalu kedua Malaikat itu minum tuak, dan baru baru saja keduanya minum tuak itu, keduanya menjadi mabok, lalu melakukan hubungan intim (enak gila) dengan wanita itu. Dan karena keduanya takut bahwa wanita itu akan menceritakana pelanggaran berat kepada orang banyak, lalu kedua Malaikat itu membunuh wanita yg itu.
Setelah kedua Malaikat itu sembuh dari maboknya, dan menyadari bahwa keduanya sudah melakukan dosa dosa yg amat berat, begitu kedua Malaikat itu mau naik ke langit, tetapi sudah tidak sanggup, sebab antara langit dan bumi dipasang tutup untuk keduanya.
Melihat kejadian itu, sadarlah seluruh Malaikat yg ada dilangit, bahwa manusia yg tidak kenal alam gaib pantas tidak takut berbuat dosa, sehingga para Malaikat dapat mengerti kalo banyak manusia yg berbuat dosa.
Sejak saat itu seluruh Malaikat dilangit, disamping memuji 4JJI, mereka slalu berdoa agar 4JJI sudi kiranya mengampuni dosa dosa manusia yg beriman yg tinggal dibumi ini.
Terhadap kedua Malaikat yg dijadikan percobaan itu, oleh 4JJI disuruh pilih menjalani siksa dunia atau siksa akhirat. Lalu keduanya memilih siksa dunia, karena dunia ini tidak kekal. Sedangkan siksa akhirat adalah siksa yg kekal, begitulah kedua malaikat itu disiksa oleh 4JJI didunia, dan bebas dari siksa diakhirat kelak.
Akhirnya banyak manusia yg mendatangi kedua Malaikat itu untuk mempelajari ilmu sihir yg dapat mecerai beraikan antara suami isteri. Kedua Malaikat itu tak lupa menerangkan kepada orang banyak, bahwa ilmu sihir itu adalah sebagai (fitnah) bagi mereka, dan tidak akan berbarti apa apa kecuali degan izin 4JJI, dan pasti mendatangkan kerusakan semata. Sekalipun begitu, masih banyak saja manusia yg ingin mempelajarinya yg terang terangan tidak manfaat dan malah akan mendapatkan siksa yg amat berat diakhirat kelak.
ALLAH swt Berfirman:
"Dan mereka (yahudi) mengikuti apa yg
diceritakan oleh setan setan tentang kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman
tidak kufur, hanya setan setan itu yg kufur. Mereka ajarkan ilmu sihir
kepada manusia, dan ilmu yg diturunkan kepada 2 Malaikat di Babil,
bernama Harut dan Marut, padahal keduanya tidak mengajarkan melainkan
berkata:
Kami tidak lain melainkan percobaan, sebab itu janganlah engkau kufur. Tetapi tetap mereka (yahudi) belajar dari kedua Malaikat itu (ilmu) buat menceraikan antara suami dan isteri, dan mereka tidak membahayakan seseorang melainkan dengan izin Allah. Tetapi mereka telah mempelajari apa yg membahayakan mereka dan tidak memberikan manfaat kepada mereka padahal mereka itu tahu, bahwasanya orang yg menggunakan sihir itu tidak mendapatkan kebahagiaan yg baik diakhirat kelak, dan alangkah busuknya suatu harga yg denganya mereka jual akan diri mereka, jika mereka mengetahui" (al-Baqarah : 102)
Kami tidak lain melainkan percobaan, sebab itu janganlah engkau kufur. Tetapi tetap mereka (yahudi) belajar dari kedua Malaikat itu (ilmu) buat menceraikan antara suami dan isteri, dan mereka tidak membahayakan seseorang melainkan dengan izin Allah. Tetapi mereka telah mempelajari apa yg membahayakan mereka dan tidak memberikan manfaat kepada mereka padahal mereka itu tahu, bahwasanya orang yg menggunakan sihir itu tidak mendapatkan kebahagiaan yg baik diakhirat kelak, dan alangkah busuknya suatu harga yg denganya mereka jual akan diri mereka, jika mereka mengetahui" (al-Baqarah : 102)
Ayat tersebut membantah tuduhan yahudi yg
mengatakan bahwa Nabi Sulaiman lah yg pertama mengajarkan ilmu sihir,
tetapi yg sebenarnya adalah setan setanlah yg mengajarkan sihir itu.
Kemudian mereka sekali lagi dicobai melalui Malaikat Harut dan Marut.
Tetap saja mereka mempelajari ilmu sihir kepada ke dua Malaikat itu,
sekalipun kedua Malaikat itu telah memperingatkan bahwa sihir itu
adalah cobaan agar mereka jangan melanggar dengan mempelajarinya, namun
mereka tetap mempelajarinya.
Cerita Harut dan Marut yg diterangkan diatas dan tersebut dalam ayat diatas ini telah menimbulkan banyak perbeda'an pendapat dikalangan para ahli tafsir. Apa mungkin Malaikan yg telah diakui dalam banyak ayat dan hadits bahwa mereka suci tak bersalah, lalu mengerjakan kesalahan yg begitu berat, berzina, minum tuak, membunuh dan mengerjakan ilmu sihir?
Ada yg berpendapat bahwa tidak mungkin Malaikat mengerjakan dosa dosa berat seperti tersebut diatas ini. Sebab itu mereka, kedua Malaikat yg bernama Harut dan Marut itu yg sebenarnya bukan Malaikat, tetapi manusia biasa yg pada mulanya amat soleh/salih, sehingga dalam masyarakat ketika itu mendapat julukan seperti Malaikat (baca Tafsir al-Furqan karya Ustadz A Hasan, halaman 29.)
Cerita Harut dan Marut yg diterangkan diatas dan tersebut dalam ayat diatas ini telah menimbulkan banyak perbeda'an pendapat dikalangan para ahli tafsir. Apa mungkin Malaikan yg telah diakui dalam banyak ayat dan hadits bahwa mereka suci tak bersalah, lalu mengerjakan kesalahan yg begitu berat, berzina, minum tuak, membunuh dan mengerjakan ilmu sihir?
Ada yg berpendapat bahwa tidak mungkin Malaikat mengerjakan dosa dosa berat seperti tersebut diatas ini. Sebab itu mereka, kedua Malaikat yg bernama Harut dan Marut itu yg sebenarnya bukan Malaikat, tetapi manusia biasa yg pada mulanya amat soleh/salih, sehingga dalam masyarakat ketika itu mendapat julukan seperti Malaikat (baca Tafsir al-Furqan karya Ustadz A Hasan, halaman 29.)
tafakur.xtgem.com/harut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar