Selasa, 26 Mei 2015

Ummul qura sebagai sebutan Surah Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah (Arabالفاتح , al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam al-Qur'an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an.
Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur'an(أمّ القرءان; induk al-Quran) atau Ummul Kitab (أمّ الكتاب; induk Al-Kitab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (السبع المثاني; tujuh yang berulang-ulang) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam salat.

Unsur Pokok

Keimanan

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Di antara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rabb (ربّ) dalam kalimat Rabbul-'aalamiin (ربّ العالمين) tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah (التربية) yaitu mendidik dan menumbuhkan.
Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat.
Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka di dalam surat Al-Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu: '"Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin"' (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين; hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahalaterhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.
Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.

Hukum-hukum

Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.

Kisah-kisah

Kisah para nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al -Quran memuat kisah-kisah para nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para nabi, para shiddieqiin (صدّيقين; orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (شهداء; orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (صالحين; orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.

Al-Fatihah

Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.[4] Dalam hadits dinyatakan bahwa salat yang tidak disertai al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".[5] Walau begitu, hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain disebutkan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:
"Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah."[6]
Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca setelah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan "Aamiin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus diiringi dengan ayat atau surah lain al-Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga hingga keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.[7]
Disebutkan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat hingga selesai membacanya,[8] misal:
Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm (jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dan seterusnya.
Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.[9]
Dalam salat, Al-Fatihah biasanya diakhiri dengan kata "Aamiin". "Aamiin" dalam salat Jahr biasanya didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan "Aamiin" diharuskan dengan suara keras dan panjang.[10] Dalam hadits disebutkan bahwa makmum harus mengucapkan "aamiin" karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa "aamiin" diucapkan apabila imam mengucapkannya.[11]
Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat ada yang membacanya keras dan ada yang lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal hingga akhir salat, disebut Salat Sir (membaca tanpa suara). Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat Ashar dimana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, terdapat pula salat Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr contohnya adalah salat Subuhsalat Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada saat itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena dapat mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya.[11] Sementara dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini seperti yang tertera dalam hadits:
"Rasulullah bersabda, "Wahai Abu Bakar, saya telah lewat di depan rumahmu ketika engkau salat Lail dengan bacaan lirih." Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku bisiki sudah mendengar." Dia bersabda kepada Umar, "Aku telah lewat di depan rumahmu ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi Muhammad bersabda, "Wahai Abu Bakar, keraskan sedikit suaramu." Kepada Umar dia bersabda, "Lirihkan sedikit suaramu."[12]

Penutup

Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.
Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.
Dibahagian akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.

Kontroversi

Beberapa mazhab memiliki pandangan yang berbeda mengenai basmalah dalam surat Al Faatihah. Hal ini berkaitan pula dengan sah atau batalnya salat fardu jika keliru membaca surat Al-Faatihah.
  1. Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa salat tidak sah bila tidak membaca bismillah karena bismillah adalah kalimat suci yang diucapkan oleh Allah sendiri dalam surat Al-Faatihah. Pandangan ini banyak dianut oleh Nahdlatul Ulama dan kaum muslim di Indonesia.
  2. Mazhab Maliki berpendapat bahwa basmalah tidak pernah diucapkan oleh Allah dalam surat Al-Faatihah sehingga kaum muslim yang menyebut basmalah dalam salat fardu pasti dibenci oleh Allah. Hal ini dianggap bersifat makruh; tidak kena azab tetapi juga tidak dapat pahala. Pandangan ini banyak dianut oleh imam besar di masjid Nabawi (Medinah) dan masjidil Haram (Mekah).
  3. Mazhab Hanafi menyetujui mazhab Maliki bahwa '"Bismillah"' tidak pernah diucapkan Allah setitikpun dalam surat Al Faatihah, namun mereka mengambil posisi tengah (tepatnya ambigu) dengan cara mengucapkan Bismillah secara pelan saja[13]. Pandangan ini banyak dianut di India, Pakistan dan Asia Tengah.

Nama Lain

Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga disebut Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah (الصلاة, Salat), al-Hamd (الحمد, Pujian), Al-Wafiyah(الوافية, Yang Sempurna), al-Kanz (الكنز, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Arab: الشفاء, Obat), al-Kafiyah (Arab: الكافية, Yang Mencukupi), al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru (Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang Melindungi dari Kesesatan).[1]

Lihat pula

Mushaf Surah al-Fatihah
al-Fatihah
الفاتحة
Ayah 1 s.d. Ayah 7
Ayah 1 s.d. Ayah 7

Kisah Adnal Ardhi

Kisah Adnal Ardhi
Adnal Ardhi (negeri terdekat) adalah dataran rendah Palestina, dekat laut Mati (Buhairah Lut) yang memiliki tingkat kerendahan hingga 392m di bawah oermukaan lautDi dalam Kamis Lisanul Arab disebutkan, kata Al-Adna berarti yang lebih dekat, Al Adna As-Safil berarti lawan dari tinggi yakni rendah.
Dengan demikian, Adnal Ardh berarti wilyah yang dekat dan berdataran rendah. Kejadian  ini benar-benar nyata seperti yang diberitakan Al-Quran mengenai kemenangan pasukan Romawi atas pasukan Persia di Palestina pada waktu yang berdekatan dengan kemenangan kaum muslimin dalam perang Badr Kubra (2 H/624 M)
Adnal Ardhi merupakan dataran terendah dari seluruh permukaan bumi, yaitu Laut Mati dengan tingkat kerendahan 392 m dpl. Inilah wilayah bangsa ROmawi yang paling dekat dengan Persia di Jazirah Arab.
Allah erfirman dalam QS Ar-Rum, 30:2-3 telah dikalahkan bangsa Romawi. Maksudnya, Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel.
Di negeri yang terdekat. Maksudnya terdekat ke negeri Arab, yaitu Syria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Romawi Timur. Dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Maksudnya bangsa Romawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab suci sedangkan Bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Romawi oleh Bangsa Persia maka kaum Musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedangkan kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan ayat berikutnya menerangkan bahwa bangsa Romawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu, menanglah Bangsa Romawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian demikian, nyatalah kebenaran Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al-Quran sebagai firman Allah.
Dalam beberapa tahun lagi, maksudnya ialah antara tiga sampai Sembilan tahun. Waktu antara kekalahan bangsa Romawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M) adalah kira-kira tujuh tahun. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman.
Permulaan surah Ar-Rum tersebut di atas merupakan salah satu dari mukjizat Al-Quran yang bersifat Gaib. Kemudian, berbagai peristiwa yang dituturkan terjadi sama persis seperti kenyataannya. Yang demikian itu merupakan penjelasan yang memukau yang menjadi bukti kebenaran risalah kenabian sekaligus bukti bahwa Al-Quran itu datang dari sisi Allah. Dia telah memberitahukan hal-hal gaib yang tidak pernah diketahui kecuali oleh Allah semata. Semua hal terjadi seperti yang Dia firmankan.
  Dikutip dari Syaamil Al-Qur'an....
  Silahkan kunjungi website ini http://www.khodijahenterprise.com/
khadijahtabrani.blogspot.com/2012/05/kisah-adnal-ardhi.html

Kisah Adnal Ardhi

Adnal Ardhi adalah ( negeri terdekat ) adalah dataran rendah Palestina, dekat Laut Mati ( Buhairah Luth ) yang memiliki tingkat kerendahan hingga 391 m di bawah permukaan air laut.


                Di dalam kamus Lisanul Arab disebutkan, kata Al – Adna berarti “ yang lebih dekat “, Al – Adna As- Safil berarti ‘ lawan dari tinggi ‘ yakni ‘ rendah ‘
                Dengan demikian, Adnal Ardh berarti wilayah yang dekat dan berdataran rendah. Kejadian ini benar – benar nyata seperti yang beritakan Al – Qur’an mengenai kemenangan pasukan Romawi atas pasukan Persia di Palestina pada waktu yang berdekatan dengan kemenangan kaum muslimin dalam Perang Badr Kubra ( 2 H/624 M )
                Adnal Ardhi merupakan dataran rendah dari seluruh permukaan bumi, yaitu Laut Mati dengan tingkat kerendahan 392 m dari permukaan laut. Inilah wilayah bangsa Romawi yang paling dekat dengan Persia di Jazirah Arab.
                Alah berfirman QS. Ar – Rum : 2 -3,
“ Telah dikalahkan bangsa Romawi.” Maksudnya, Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel.
                “ Di negeri yang terdekat “ maksudnya, terdekat ke negeri Arab, yaitu Syiria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan Romawi Timur. “ Dan mereka sesudah di kalahkan itu akan menang.” Maksudnya, Bangsa Romawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani  yang mempunyai kitab suci sedang Bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala ( musyrik ). Kedua bangsa itu saling memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan Bangsa Romawi oleh bangsa Persia maka kaum musrik Mekah menyambut dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Perisa. Sedangkan kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian, turunlah ayat dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Romawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar – benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu, menanglah Bangsa Romawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian, nyatalah kebenaran nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al – Qur’an sebagai firman-Nya.
                “ Dalam beberapa tahun lagi “ maksudnya, ialah antara 3 sampai Sembilan tahun . Waktu antara kekalahan Bangsa Romawi ( tahun 614 – 615 ) dengan kemenangannya ( tahun 622 M ) adalah kira – kira 7 tahun. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah ( mereka menang ). Dan pada hari ( kemenangan Bangsa Romawi ) itu bergembiralah orang – orang beriman.”
                Permulaah surah Ar – Rum tersebut di atas merupakan salah satu dari mukjizat Al – Qur’an yang bersifat gaib. Kemudian, berbagai peristiwa yang dituturkan terjadi sama persis seperti kenyataannya. Yang demikian itu merupakan penjelasan yang memukau yang menjadi bukti risalah kenabian sekaligus bukti bahwa AL – Qur’an itu dating dari sisi Allah
  www.gamais.sch.id/2012/03/kisah-adnal-ardhi.html

Kebenaran Al-Quran: Daratan Paling Rendah di Bumi


Daratan manakah yg paling rendah di dunia ini?

"Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang TERDEKAT dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. " QS 30 Ar Ruum: 2-3

Kata "adna" bisa berarti yang terdekat atau terendah. 
Kata "Ardhi" bermakna Bumi.

Jadi makna kata itu dapat diartikan pulak sebagai "BUMI TERENDAH".

Dalam Ayat ini, paling kurang ada 2 mukjizat:
1. Mukjizat ramalan yg terbukti
2. Mukjizat ilmiah yg baru dapat dibuktikan dengan ilmu geography abad 20.

"Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang TERDEKAT dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. " QS 30 Ar Ruum: 2-3

Kata "adna" bisa berarti yang terdekat atau terendah.
Kata "Ardhi" bermakna Bumi.

Jadi makna kata itu dapat diartikan pulak sebagai "BUMI TERENDAH".

Dalam Ayat ini, paling kurang ada 2 mukjizat:
1. Mukjizat ramalan yg terbukti
2. Mukjizat ilmiah yg baru dapat dibuktikan dengan ilmu geography abad 20

Mari kita paparkan sekejap.

1. Mukjizat Ramalan yg terbukti

Bangsa Romawi, pada tahun 620, dipimpin oleh Kaisar Heraclius. Romawi mengalami kekalahan perang yg teruk sangat, boleh dikata hampir musnah oleh bangsa Persia.

Ditambah ramainya gubernur Romawi yg memberontak pada Kaisar Heraclius. Banyak daerah yg hilang dari kekuasaan kerana direbut oleh Persia. Ditambah lagi ancaman dari negeri lain iaitu Kerajaan Lombards, Slavia dan Avtar (bukan Avatar... ^_^') membuat sukar bagi Romawi untok mempertahankan kerajaannya.

Ramai orang berkata jika Kaisar Romawi akan runtuh oleh Persia, tapi Qur'an mengatakan sebaliknya jika dalam waktu dekat, Romawi akan menang.

Kaisar Romawi Heraclius memerintahkan semua emas untuk dilebur & dijual untok peperangan, ramai orang yg memberontak keputusan ini, tapi 7 Tahun kemudian, Perang pecah kembali & menjadi perang penentu runtuh atau tidaknya kerajaan Romawi.

Dan ramalan Qur'an terbukti, Romawi menang atas Persia, Semua daerah yg direbut oleh Persia dikembalikan kembali pada Romawi. aldebian.blogspot.com › Religi dan Sains
Mengimani Al-Quran
oleh : Ust. Ariyandi Syahidan
Dalam surat Ar-Rum ayat kedua Allah berfirman : ..Alif Laam Miim, Ghulibatirrum. (Alif Lam Mim, Bangsa romawi telah dikalahkan). Ayat ini diturunkan tujuh tahun setelah kekalahan bangsa romawi. Bangsa Romawi sendiri dibagi menjadi dua : bagian timur dan bagian barat. Adapun yang dimaksud dalam surat Ar-Rum ini adalah Romawi bagian timur yang berpusat di konstatinopel. Pada sejarah modern, Romawi Timur disesbut juga dengan Byzantium. Allah SWT menegaskan kekalahan bangsa romawi ini dengan menuturkannya pada surat Ar-Rum. Bangsa Romawi Timur saat itu dikalahkan oleh bangsa Persia. Sehingga dengan adanya kekalahan ini, Byzantium kehilangan Jerussalem.
Kemudian pada ayat ketiga, disebutkan : ..fii adnal ardhi wahuumimba’di gholabihim sayaghlibun .Setelah Allah SWT menegaskan kekalahan Byzantium atas Persia, kemudian di ayat selanjutnya Allah menyebutkan : “di negeri yang terdekat , dan setelah kekalahannya mereka akan kembali meraih kemenangan”. Pada saat itu, kaum kafir menertawakan ayat ini. Mereka berpikiran tidak mungkin Byzantium yang sudah diporak-porandakan oleh Persia akan kembali meraih kejayaan, meraih kembali kemenangan, dan merebut kembali wilayah-wilayah yang sudah diambil oleh Persia. Namun kemudian firman Allah ini terbukti. Kurang lebih sembilan tahun setelah kekalahan atas Persia, Byzantium kembali meraih kemenangan. Pada ayat selanjutnya (ayat keempat) ditegaskan : ” fii bidh’i siniin….”, (dalam beberapa tahun). Bahwa dalam beberapa tahun kemudian mereka akan kembali kemenangan. Dan itu terbukti bahwa Byzantium kembali meraih kemenangan atas Persia. Efek dari kemenangan itu, Persia harus menandatangani perjanjian dengan Byzantium untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang sudah mereka kuasai atas Byzantium.
Letak geografis dimana detik-detik kemenangan Byzantium atas Persia adalah di cekungan laut mati, yaitu penghubung antara Syiria, Palestina, dan Yordania. Tempat itu terletak 395 meter dibawah permukaan laut, dan ini merupakan wilayah paling rendah yang ada di permukaan bumi. Subhanallah, apa yang digambarkan Allah dalam Al-Qur’an itu benar-benar terjadi.
Dari sini saya ingin menegaskan bahwasanya ketika kita mengkaji ayat-ayat Allah SWT, maka kita akan menemukan kisah-kisah yang membuat kita tersenyum melihat kemenangan-kemenangan Islam, kemudian menangis melihat bagaimana Allah SWT menggambarkan kisah-kisah yang terjadi pada zaman dahulu. Kita bisa lihat bagaimana Allah menceritakan tentang kisah Fir’aun yang Allah tenggelamkan, dan banyak kisah-kisah yang kita bisa ambil pelajaran darinya.
Maha Suci Allah atas segala firmanNya. Apa yang Allah gambarkan benar-benar terbukti. Allah kabarkan bahwa Byzantium akan meraih kemenangan, itu terbukti. Ketika Byzantium akan meraih kemenangan, dikabarkan bahwa mereka akan meraih keenangan di bagian paling rendah di permukaan bumi, dan lagi-lagi itu terbukti.
Sekarang kita tanya kembali pada diri kita masing-masing. Sudahkah kita mengimani Al-Quran? Sudahkah kita membaca Al-Quran dengan rutin? Sudahkah kita mencoba untuk memahami ayat-ayat Allah SWT. Dari sekian ribu ayat yang ada di Al-Quran, berapa ayat yang bisa kita pahami? berapa ayat yang pernah kita coba untuk gali agar kita bisa menemukan hikmah-hikmah dibalik semua cerita-cerita, dibalik semua ayat-ayat  yang Allah firmankan dalam Al-Quran. Kisah Byzantium tadi hanyalah salah satu kisah yang saya gambarkan dari sekian banyak kisah-kisah yang lain yang dapat kita ambil pelajaran dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga contoh kisah tadi bisa menggugah kembali hati kita untuk terus mempelajari ayat-ayat Allah SWT , sehingga dengan semakin banyak kita mempelajarinya, semakin bertambah keimanan kita pada Al-Quran. Aamiin.
https://romadhonfatimatuzzahra.wordpress.com/.../mengimani-al-quran/

Fakta Kemenangan Bizantium

REPUBLIKA.CO.ID, Penggalan berita lain yang disampaikan Alquran tentang peristiwa masa depan ditemukan dalam ayat pertama surah Ar-Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium, wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan. 

"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)." (QS Ar-Rum: 1-4) 

Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. 

Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. 

Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)

Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di saat seperti itu, ayat pertama suraH Ar-Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa Bizantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Kemenangan ini tampak sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai bahan cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan Alquran takkan pernah menjadi kenyataan. 

Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama surat Ar-Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Bizantium. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.) 

Akhirnya, "kemenangan bangsa Romawi" yang diumumkan oleh Allah dalam Alquran, secara ajaib menjadi kenyataan. 

Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorang pun di masa itu. 

Dalam ayat ketiga surat Ar-Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan "Adnal Ardhi" dalam bahasa Arab, diartikan sebagai "tempat yang dekat" dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata "Adna" dalam bahasa Arab diambil dari kata "Dani", yang berarti "rendah" dan "Ardh" yang berarti "bumi". Karena itu, ungkapan "Adnal Ardhi" berarti "tempat paling rendah di bumi". 

Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Bizantium dan Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Yerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Suriah, Palestina, dan Yordania. "Laut Mati", terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi. 

Ini berarti bahwa Bizantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini. 

Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, mustahil bagi siapa pun untuk mengetahui bahwasannya ini adalah wilayah terendah di permukaan bumi. Namun dalam Alquran, daerah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Demikianlah, ini memberikan bukti lagi bahwa Alquran adalah wahyu Ilahi.
mawasangka-bagea.blogspot.com/2012/.../fakta-kemenangan-bizantium.ht...