Minggu, 24 Mei 2015

Kisah Ashabul Fil

Kisah Ashabul Fil

Ashabul Fil atau pasukan Gajah adalah bala tentara Abrahah bin Al-Asram Al-Habsyi yang memerintah Yaman setelah Yusuf Dzu Nuwas. Raja ini berangkat menuju Mekah Al-Mukarramah pada tahun 571 M, tahun ketika Rasulullah saw dilahirkan untuk menghancurkan Ka’bah dengan maksud agar dia bias mengalihkan perhatian bangsa Arab dari Ka’bah ke Gereja Qullais yang dia bangun di Shan’a. niat menghancurkan Ka’bah tersebut semakin tumbuh manakala melihat kenyataan, gereja yang dibangunnya di Yaman bahkan tidak diindahkan oleh masyarakat Yaman sendiri. Mereka bahkan tetap berbondong-bondong berziarah ke Ka’bah di Mekah.
Saat penyerbuan, di bagian terdepan dari pasukan bergajah itu terdapat seekor gajah yang sangat besar. Sebuah riwayat menyebutkan, ketika Abrahah bersiap-siap memasuki Mekah dan menyiapkan Gajah yang besar ini untuk melakukan perjalanan, tiba-tiba Gajah itu duduk menderum. Lalu, mereka berusaha menyuruhnya berdiri, tapi mereka tidak mampu membuatnya beranjak dari tempat duduknya. Kemudian, mereka menghadapkannya kea rah Syam, gajah itu pun berlari. Setelah itu mereka mengarahkannya ke Yaman, gajah itu pun melaju. Akan tetapi, ketika diarahkan ke Mekahgajah itu tidak mau beranjak.

Di dekat Mekah Al-Mukarramah, Abrahah dan bala tentaranya merampas harta masyarakat Arab. Di antara harta yang dirampasnya adalah unta milik Abdul Mutalib bin Hasyim, kakek Rasulullah saw. Ketika Abdul Mutalib meminta unta tersebut kepada Abrahah, Abrahah terperanjat kaget seraya berkata, “Apakah hanya untuk dua ratus ekor unta ini engkau menemuiku? Sementara, engkau meninggalkan sebuah rumah yang menjadi agamamu dan agama nenek moyangmu. Kini aku datang untuk menghancurkannya, apakah engkau tidak hendak membicarakannya kepadaku?”

Abdul Mutalib pun berucap, “Sesungguhnya, aku adalah pemilik unta ini dan sesungguhnya rumah itu sudah memiliki pemiliknya sendiri yang akan melindungi darimu”.

Dzu Nafar, seorang bangsawan Arab, mengerahkan masyarakatnya untuk menahan gerak maju Abrahah. Akan tetapi, dia dikalahkan dan ditawan. Nufail bin Habib Al-Khat’ami memimpin pasukan Kabilah Syahran dan Nahis. Namun, dia juga dikalahkan dan dijadikan penunjuk jalan bagi Abrahah dan pasukannya adalah seorang pengkhianat bernama Abu Righal. Sekarang kuburannya terletak di Mughammas, satu tempat yang terletak di jalanan menuju Ta’if.

Allah swt, mengirimkan burung-burung Ababil (serombongan demi serombongan) untuk melempari pasukan Abrahah dengan batu yang terbuat dari tanah liat yang sudah terbakar. Lalu, dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat sebab angin menghembuskannya ke kanan dank e kiri sehingga bertebaran. Kisah ini terdapat dalam surah Al-Fil.

Sumber: Syaamil Al-Qur'an. The Miracle
khadijahtabrani.blogspot.com/2012/05/kisah-ashabul-fil.html

Silahkan kunjungi website ini http://www.khodijahenterprise.com/
AL-ASHABU ‘L-FIL الشاب الفيل
“The Companions of the Elephant.” A term used in the Chapter of the Elephant, or the cvth Surah :- “Hast thou not seen how thy Lord dealt with the companions of the elephant? Did He not cause their stratagem to miscarry? And He sent against them birds in flocks small stones did they hurl down upon them, and he made them like stubble eaten down!”
This refers to the army of Abrahah, the Christian king of Abyssinia and Arabia Fe1ix, said to have been lost, in the year of Muhammad’s birth, in an expedition against Makkah for the purpose of destroying the Ka’bah. This army was cut off by small pox, and there is no doubt, as the Arabic word for small-pox also means “small stones,” in reference to the hard gravelly feeling of the pustules, what is the true interpretation of the fourth verse of this Surah, which, like many other poetical passages in the Qur’an, has formed the starting point for the most puerile and extravagant legends.
AL-ASHABU 'L-FIL الشاب الفيل
"Para sahabat Gajah." Sebuah istilah yang digunakan dalam Bab Gajah, atau cvth Surah: - "Apakah kamu tidak melihat bagaimana Tuhanmu berurusan dengan sahabat gajah? Apakah Dia tidak menyebabkan siasat mereka untuk keguguran? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung dalam kawanan batu-batu kecil yang mereka melemparkan ke atas mereka, dan ia membuat mereka seperti jerami dimakan turun! "
Hal ini mengacu pada tentara Abrahah, raja Kristen Abyssinia dan Saudi Fe1ix, dikatakan telah hilang, pada tahun kelahiran Muhammad, dalam sebuah ekspedisi melawan Makkah untuk tujuan menghancurkan Ka'bah. Tentara ini dipotong oleh cacar, dan tidak ada keraguan, seperti kata Arab untuk cacar juga berarti "batu-batu kecil," mengacu pada perasaan serak keras dari pustula, apa interpretasi yang benar dari ayat keempat Surat ini, yang, seperti banyak ayat-ayat puitis lainnya dalam Al-Qur'an, telah membentuk titik awal untuk legenda yang paling kekanak-kanakan dan boros.
Berdasarkan Hughes, Dictionary of Islam

Al-Ashabu’l Fil www.juancole.com › Wikis › Dictionary of Islam

In the year of the elephant
When Abraha was plotting to attack the Holy Kaba, Abdul Muttalib came to him to discuss matters for war. Expecting him to ask him to take his army and leave, Abraha was astonished when Abdul Muttalib only asked for the safe return of his camels. In amazement to this request, he said, “When my eyes fell upon you, I was so impressed by you that had you requested me to withdraw my army and go back to Yemen, I would have granted that request. But now, I have no respect for you. Why? Here I have come to demolish the House which is the religious center of yours and of your forefathers and the foundation of your prestige and respect in Arabia, and you say nothing to save it; instead, you ask me to return your few camels back to you?!”
To this, ‘Abdul-Muttalib said: “I am the owner of the camels, (therefore, I tried to save them), and this House has its own Owner Who will surely protect it.” Abraha was stunned by this reply. He ordered the camels to be released, and the deputation of Quraish returned.
[information gathered from al-islam.org]
Pada tahun gajah
Ketika Abrahah sedang merencanakan untuk menyerang Ka'bah Kudus, Abdul Muttalib datang kepadanya untuk membahas hal-hal untuk perang. Mengharapkan dia untuk meminta dia untuk mengambil pasukannya dan meninggalkan, Abrahah heran ketika Abdul Muthalib hanya meminta pengembalian aman unta-untanya. Takjub permintaan ini, katanya, "Ketika mata saya jatuh pada Anda, saya sangat terkesan dengan Anda yang memiliki Anda meminta saya untuk menarik pasukan dan kembali ke Yaman, saya akan mengabulkan permintaan itu. Tapi sekarang, saya tidak menghormati Anda. Mengapa? Di sini saya datang untuk menghancurkan rumah yang merupakan pusat agama Anda dan nenek moyang Anda dan dasar prestise dan penghormatan di Saudi, dan Anda mengatakan apa-apa untuk menyimpannya; sebaliknya, Anda meminta saya untuk kembali beberapa unta Anda kembali kepada Anda ?! "
Untuk ini, "kata Abdul Muthalib:" Akulah pemilik unta, (oleh karena itu, saya mencoba untuk menyelamatkan mereka), dan rumah ini memiliki pemilik sendiri yang pasti akan melindunginya. "Abrahah terpana oleh jawaban ini. Dia memerintahkan unta yang akan dirilis, dan utusan Quraisy kembali.

[Informasi yang dikumpulkan dari al-islam.org]
www.tumblr.com/tagged/ashabul-fil



Tidak ada komentar:

Posting Komentar