Kamis, 21 Mei 2015

Ash Shabi’in


Siapakah Ash Shabi’in Itu ?

siapakah ash shabi’in atau ash shabi’ah yang disebut dalam Al Qur’an itu?“. Pertanyaan ini pernah disampaikan kepada Syaikh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah, beliau menjelaskan:
Ash Shabi’ah adalah salah satu agama samawiyah. Allah menyebutnya bersama agama-agama yang lain, Ia berfirman dalam surat Al Hajj,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئِينَ وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوسَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi’iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat.” (QS. Al Hajj: 17)
Ash Shabi’ah dikatakan oleh sebagian ulama bahwa mereka menerapkan amalan-amalan agama Majusi. Sedangkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda tentang Majusi:
سنوا بهم سنة أهل الكتاب
mereka mengambil jalan hidup sebagaimana jalan hidupnya Ahlul Kitab
sebagaimana dalam hadits Abdurrahman bin ‘Auf radhiallahu’anhu. Dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika membantah ahlul mantiq beliau berkata: “Ash Shabi’ah itu ada bermacam-macam aliran, diantara mereka ada yang gemar mengubah-ubah dan mengganti ajaran agama”.
Agama Ash Shabi’ah meyakini kenabian Yahya ‘alaihissalam. Namun diantara penganut Ash Shabi’ah ada firqah yang genar mengubah-ubah dan mengganti ajaran agama. Mereka juga musyrik dalam aqidahnya. Mereka mengagungkan bintang-bintang. Mereka ini ada di masa sekarang di pinggiran Irak dan di Iran, mereka dikenal dengan Shabi’ah Batha’ih. Diantara mereka ada yang juga yang menyembah Malaikat, mereka berdoa kepada bintang-bintang dan benda langit. Mereka juga mengagungkan arah Kutub Utara.
Merek memiliki kitab suci yang disebut الكنزارية (Al Kanzariyah), yang mereka yakini sebagai suhufNabi Adam. Di dalam kitab tersebut banyak sekali kisah-kisah palsu mengenai pembentukan alam semesta, juga terdapat doa-doa dan cerita-cerita. Kitab ini terdapat manuskrip yang tertulis secara utuh yang disimpan di museum Irak. Dan pernah dicetak di Leipziq di Jerman Barat pada tahun 1867M. Dan sebelumnya pernah dicetak di cetak di Kopenhagen, Denmark pada tahun 1815M. Mereka juga memiliki kitab دراشا أديهيا (Drasyaa Ad yahya), yaitu maksudnya pelajaran-pelajaran Nabi Yahya. Mereka juga memiliki kitab قماها ديقهل زيووا (Qamaha Diqhul Ziwu) yang berisi 200 baris yang mereka yakini bahwa orang yang membawanya tidak mempan peluru dan senjata tajam, semisal dengan jimat atau jampi-jampi perlindungan.
Mereka meyakini ilah (sesembahan) itu esa, namun mereka juga meyakini ada 300 makhluk yang bukan Malaikat, bukan jin dan bukan manusia yang di bentuk oleh ilah mereka. Setiap makhluk tersebut memiliki kekhususan tersendiri. Ada yang hanya muncul di malam hari, ada yang di malam hari, ada yang berada di Matahari, dst. Dan makhluk-makhluk ini bisa menciptakan anak dan istri dengan cukup menyebutnya. Inilah khufarat dan penyembahan berhala yang ada pada mereka.
Ash Shabi’ah memiliki tiga waktu shalat, yaitu sebelum matahari terbit, ketika zawal (matahari mulai condong di tengah hari), dan ketika matahari terbenam. Mereka tidak puasa dan tidak pernah mengenal ibadah puasa. Mereka juga tidak mengimani adanya surga dan neraka. Mereka juga meyakini reinkarnasi. Menurut mereka, orang yang ruhnya baik akan bereinkarnasi menjadi orang yang lebih baik setelahnya. Sedangkan orang yang ruhnya buruk akan bereinkarnasi menjadi babi dan anjing.
Kesimpulannya, Ash Shabi’ah adalah firqah yang masih ada di masa sekarang, dan mereka itu kafir dan di luar Islam. Diantara Ash Shabi’ah memang ada yang aqidahnya muwahhid (menyembah Rabb yang esa), dan sebagaian lain ada yang memang asal aqidahnya adalah watsaniyyah(penyembahan berhala). Namun yang masih ada sekarang adalah yang watsaniyyah, dan tidak berlaku hukum-hukum ahlul Kitab pada mereka, yaitu semisal bolehnya menikahi wanita ahlul Kitab dan memakan sembelihan ahlul Kitab. Wallahu a’lam.
Penerjemah: Yulian Purnama
Artikel Muslim.Or.Id 

muslim.or.id/tafsir/siapakah-ash-shabiin-itu.html


636 : YANG DI MAKSUD ORANG SHABI'IN DALAM SURAT AL - BAQOROH AYAT 62

Banyak pendapat.diantaranya dlm tafsir ibnu katsir di jelaskan:
وقال عبد الله بن وهب : قال عبد الرحمن بن زيد : الصابئون أهل دين من الأديان ، كانوا بجزيرة الموصل يقولون : لا إله إلا الله ، وليس لهم عمل ولا كتاب ولا نبي إلا قول : لا إله إلا الله ، قال : ولم يؤمنوا برسول ، فمن أجل ذلك كان المشركون يقولون للنبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه : هؤلاء الصابئون ، يشبهونهم بهم ، يعني في قول : لا إله إلا الله .

وقال الخليل هم قوم يشبه دينهم دين النصارى ، إلا أن قبلتهم نحو مهب الجنوب ، يزعمون [ ص: 287 ] أنهم على دين نوح ، عليه السلام . وحكى القرطبي عن مجاهد والحسن وابن أبي نجيح : أنهم قوم تركب دينهم بين اليهود والمجوس ، ولا تؤكل ذبائحهم ، قال ابن عباس : ولا تنكح نساؤهم . قال القرطبي : والذي تحصل من مذهبهم فيما ذكره بعض العلماء أنهم موحدون ويعتقدون تأثير النجوم ، وأنها فاعلة ؛ ولهذا أفتى أبو سعيد الإصطخري بكفرهم للقادر بالله حين سأله عنهم ، واختار فخر الدين الرازي أن الصابئين قوم يعبدون الكواكب ؛ بمعنى أن الله جعلها قبلة للعبادة والدعاء ، أو بمعنى أن الله فوض تدبير أمر هذا العالم إليها ، قال : وهذا القول هو المنسوب إلى الكشرانيين الذين جاءهم إبراهيم الخليل ، عليه السلام ، رادا عليهم ومبطلا لقولهم .

وأظهر الأقوال ، والله أعلم ، قول مجاهد ومتابعيه ، ووهب بن منبه : أنهم قوم ليسوا على دين اليهود ولا النصارى ولا المجوس ولا المشركين ، وإنما هم قوم باقون على فطرتهم ولا دين مقرر لهم يتبعونه ويقتفونه ؛ ولهذا كان المشركون ينبزون من أسلم بالصابئي ، أي : أنه قد خرج عن سائر أديان أهل الأرض إذ ذاك .

وقال بعض العلماء : الصابئون الذين لم تبلغهم دعوة نبي ، والله أعلم
ini hnya sbagian pndpt sj,sdg sblmnya msh ada lg pndpt2 yg lain.

Abdullah Ibnu Wahb mengatakan bahwa Abdur Rahman Ibnu Zaid pernah berkata, “Shabi’in adalah pemeluk suatu agama yang tinggal di Maushul. Mereka mengatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tetapi mereka tidak mempunyai amal, kitab, dan nabi kecuali hanya ucapan “tidak ada Tuhan selain Allah’.” Abdur Rahman Ibnu Zaid mengatakan pula bahwa mereka tidak beriman kepada rasul. Karena itulah orang-orang musyrik mengatakan kepada Nabi Saw. Dan para sahabatnya, bahwa Nabi Saw. Dan sahabatnya adalah orang-orang shabi’in. orang-orang musyrik menyerupakan Nabi Saw. Dan para sahabatnya dengan mereka dalam hal ucapan ‘tidak ada Tuhan selain Allah’.
Al-Khalil mengatakan bahwa Shabi’in adalah suatu kaum yang agamanya menyerupai agama Nasrani, hanya kiblat mereka mengarah kepada datangnya angina selatan; mereka menduga bahwa dirinya berada dalam agam Nabi Nuh a.s.
Al-Qurthubi meriwayatkan dari Mujahid, Al-Hasan, dan Ibnu Abu Nujaih, bahwa mereka adalah suatu kaum yang agamanya merupakan campuran antara agama Yahudi dan agama Majusi; sembelihan mereka tidak boleh dimakan, dan kaum wanitanya tidak boleh dinikahi.
Al-Qurthubi mengatakan, yang tersimpul dari pendapat mereka menurut apa yang disebut oleh sebagian ulama yaitu mereka adalah orang-orang yang mengesakan Tuhan dan meyakini akan pengaruh bintang-bintang, bahwa bintang-bintang tersebutlah yang melakukannya. Karena itulah Abu Sa’id Al Astakhri mengeluarkan fatwa bahwa mereka adalah orang kafir. Ia katakan demikian ketika A-Qadir Billah menanyakan kepadanya tentang hakikat mereka.
Ar-Razi memilih pendapat yang mengatakan bahwa Shabi’in adalah suatu kaum yang menyembah bintang-bintang, dengan pengertian bahwa Allah telah menjadikannya sebagai kiblat untuk ibadah dan do’a, yakni Allah menyerahkan pengaturan urusan alam ini kepada bintang-bintang tersebut. Selanjutnya Ar-Razi mengatakan bahwa pendapat ini dinisbatkan kepada orang-orang Kasyrani yang didatangi oleh Nabi Ibrahim a.s. untuk membatalkan pendapat mereka dan memenangkan perkara yang hak.
Pendapat Mujahid dan para pengikutnya serta pendapat Wahb Ibnu Munabbih menyatakan bahwa Shabi’in adalah suatu kaum bukan pemeluk agama Yahudi, bukan Nasrani, bukan Majusi, bukan pula kaum musyrik. Sesungguhnya mereka adalah suatu kaum yang hanya tetap pada fitrah mereka. Karena itulah maka kaum musyrik memperolok-olokkan orang yang masuk Islam dengan sebutan shabi, dengan maksud bahwa dia telah menyimpang dari semua agama penduduk bumi di saat itu.
Sebagian ulama mengatakan, Shabi’in adalah orang-orang yang belum sampai kepada mereka dakwah seorang nabi pun.
Pendapat yang paling kuat di antara semuanya hanyalah Allah yang tahu.
surat Albaqoroh ayat 62

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحاً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُون

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
64)

{وَالصَّابِئِينَ} : أمة كانت بالموصل يقولون لا إله إلا الله. ويقرأون الزبور. ليسوا يهودا ولا نصارى، واحدهم صابئ، ولذا كانت قريش تقول لمن قال لا إله إلا الله: صابئ، أي مائل عن دين آبائه إلى دين جديد وحّدَ فيه الله تعالى

Asshobi_in adalah umat ditanah moshul yg berucap

لا إله إلا الله

tiada Tuhan selain Alloh
dan membaca kitab zabur,mereka tidak termasuk yahudi maupun nashroni,individu mereka adalah shobi_i,
oleh karena ini orang quraisy mengatakan bagi orang yg berucap tiada Tuhan selain Alloh adalah shobi_i
yg artinya orang yg condong dari agama nenek moyang ke agama yg baru yg meng-esakan Alloh ta'ala

berikut diantara perincian dan pendapat2 tentang arti asshobi_in

أيسر التفاسير لكلام العلي الكبير (3/ 461)

{والصابئين}
وهم فرقة من النصارى يقرأون الزبور ويعبدون الكواكب

Asshobi_in adalah segolongan orang dari orang2 nashroni yg membaca kitab zabur dan menyembah bintang-bintang
البحر المديد (4/ 601)
{والذين هادوا والصابئين}
، وهم قوم من النصارى ، اعتزلوهم ، ولبسوا المسوح

Asshobi_in adalah kaum dari nashroni yg menyendiri dan memakai baju almasuh
التبيان تفسير غريب القرآن (ص: 91)
والصابئين أي الخارجين من دين إلى دين يقال صبأ فلان إذا خرج من دينه إلى دين آخر
Asshobi_in adalah orang2 yg keluar dari agama menuju agama yg baru
dikatakan fulan shoba' artinya ketika orang itu keluar dari agama menuju agama yg lain
التحرير والتنوير ـ الطبعة التونسية (1/ 539)
والصابئين الذين آمنوا بما جاءت به رسل الله دون تحريف ولا تبديل ولا عصيان وماتوا على ذلك قبل بعثة محمد ( صلى الله عليه وسلم )
Asshobi_in adalah orang2 yg beriman pada kitab2 yg dibawa oleh utusan2 Alloh dan mereka tidak berpaling,juga tidak merubah dan tidak pula durhaka dan mereka mati sebelum diutusnya Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam
huda-sarungan.blogspot.com/.../636-yang-di-maksud-orang-shabiin-dala

Jati Diri Kaum Shabi'in Didalam Al-Quran

Al-Quran menuliksan Kaum Shabi'in dalam beberapa ayat berikut ini :
[QS 2:62] Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, ...............

[QS 5:69] Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, Shabiin ..............

[QS 22:17] Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orangShaabi-iin......
 
Al-Qur'an secara singkat mengatakan soal Sabi'in (Sabian) sebagai orang yang mempunyai kitab tetapi tidak memberikan rincian mengenai siapa mereka. Secara logis, mengingat tidak adapenjelasan tentang siapa mereka, kaum Sabiin yang terkenal pada masa nabi Muhammad ataunama Sabiin sekarang, digambarkan sebagai orang dengan nama yang sama.
 
Banyak juga buku yang menulis mengenai Sabian (Sabiin) meski masih membingungkan.Mereka digambarkan sebagai penyembah segala bintang dan merupakan keturunan Ratu ShebaBanyak penulis hanya mengacu pada Sabi'in dari Harran sebagai Sabi'in dari Al Qurandan bahwa tidak ada Sabian yang tersisa hari ini. Namun di daerah perbatasan di Selatan Irak dan Iran ada sekelompok orang yang dikenal sebagai kaum MandaeanSecara sempit umat Islam merujuk kepada orang-orang  Subi ini sebagai SabianAda banyak bukti yang menunjukkan Mandaean bukan Harranians dan merupakan Sabian sebenarnya dari Al Quran.Banyak penulis telah mencampur-adukkan berbagai laporan tentang Sabi'in tanpa terlebih dahulu membagi mereka menjadi dua kelompok yang berbeda. Kebingungan ini dimulai ketikaHarrians (pada abad 9) memakai nama Sabian untuk melindungi diri dari Islam.

                                       
Sabi'in dari Harran [orang-orang yang secara salah diidentifikasi pada Qur'an] adalah penyembah planet dan berhalaNamun selama berabad-abad kaum Sabian yang sebenarnya (dari Qurantidak pernah terlupakan. Mereka adalah Mandaean, sekelompokmonoteistik yang memuja Allah dan Allah saja.

I. Asal Usul Kata Sabian (Sabaean)

1. Sabium adalah jamak dari Sabi. Ada dua akar yang terkait dengan kata ini.

A. Akar pertama adalah saba'a berarti "untuk berubah, untuk keluar, untuk mengubah, untuk kembali" (90) Menurut ulama Arab abad pertengahan, kata kerja ini untuk bintang-bintang ketika mereka keluar malam dan juga untuk unta ketika kembali-tetapi lebih umum digunakan bagi seseorang yang telah berubah agama. Dua contoh adalah: ketika seseorang menjadi seorang Muslim --- Saba's Fulanun "begitu dan begitu berubah agamanya" (91) dan sabana sabana "kami telah mengubah agama kami, diubah" (92) digunakan oleh masyarakat Ben Jazimah saat Kalid ibn al-Walid.


B. Kata saba berarti "miring, untuk menyerahkan". (93) Orang-orang Arab menggunakan kata kerja ini karena ketika seorang pria telah meninggalkan agamanya dan cenderung lain.


2. Kata Sabi digunakan untuk menggambarkan nabi Muhammad pada saat waktu di Mekkah.


Ulama Islam memberikan penjelasan bagi kata ini hanya sebagai "orang yang telah mengubah agamanya" sehingga dengan demikian nabi disebut Sabi. Di sisi lain mereka para sarjana Muslim yang hidup pada periode Islam awal dan tahu nabi Muhammad membuat sambungan khusus antara kata Sabi untuk nabi dan ajarannya. Menurut para penulis awal ajaran nabi dihubungkan dengan kepercayaan kaum Sabian yang tinggal di Irak dengan sistem kepercayaan monoteistik. (94)Ibn 'Abd al-Rahman Zaid (d.798 AD) menulis:

"Para musyrik biasa mengatakan nabi dan para sahabatnya 'ini adalah Sabian' membandingkannya dengan mereka, karena kaum Sabian yang tinggal Jaziartal-Mawsil (sekarang dikenal sebagai Irak) akan mengatakan 'tidak ada Tuhan selain Allah." (95)


Rabi'ah 'bin' Ubbad (yang hidup pada saat yang sama sebagai Mohammed) menulis:


"Saya melihat Nabi ketika saya masih kafir. Dia mengatakan kepada rakyat, 'jika Anda ingin selamat, menerima bahwa tidak ada Tuhan selain Allah' Pada saat ini saya melihat seorang pria di belakangnya mengatakan 'dia adalah Sabi. . "Ketika saya bertanya pada seseorang siapa dia, dia bilang dia adalah 'Abu Lahab, pamannya." (96)


Kedua 'Ibnu Jurayi (wafat 767) dan' Ata 'bin Abi Rabah (d.732) menulis:


"Saya melihat Nabi ketika saya masih kafir. Dia mengatakan kepada rakyat, 'jika Anda ingin menyelamatkan diri anda sendiri, menerima bahwa tidak ada Tuhan selain Allah' Pada saat ini saya melihat seorang pria di belakangnya mengatakan 'dia adalah Sabi. 'Waktu saya tanya seseorang siapa orang yang berkata itu, dia mengatakan, dia adalah' Abu Lahab, pamannya. Dari hubungan antara Sabi'in yang tinggal di Sawad (di Irak) dan nabi Muhammad itu menyebutkan bahwa kaum musyrik Mekah terdengar mengatakan  Muhammad "ia telah menjadi seorang Sabian." (97)


Ibnu Jurayi (yang hidup di abad ke-8) menulis:


"Dia (Muhammad) adalah seorang Sabian" (98)


'Abd al-Rahman bin Zaid (d798 AD) menulis:


Nabi dan para sahabatnya disebut sebagai "ini adalah Sabian" membandingkan Muhammad dengan Sabian (99)


2. Etimologi dari kata sabiun

Ini adalah kepercayaan umum bahwa Sabean berasal dari kata Sabi'un ("Convert"), yang berarti orang yang 'mengubah' dari penyembahan banyak dewa untuk menyembah satu Tuhan yang benar, definisi ini digunakan terutama oleh para sarjana Arab dari abad pertengahan. Menurut para sarjana Barat banyak kata sabiun tidak berasal dari Arab. Teori yang paling logis adalah bahwa kata yang digunakan oleh orang Arab pada awalnya Mandaic (bahasa kaum Mandaean-juga dikenal sebagai Sabi'in Al-Qur'an). Dalam bahasa Mandaic tersebut kata kerja "s"b dikembangkan dari kata kerja bahasa Syria. Dalam Mandaic, kata "A"yn dari Syria berubah jadi "a"laf di Mandaic. Orang-orang Arab kemudian meminjam akar kata "s"b dari Mandaean. Mari kita lihat ke dalam secara lebih mendalam. (100)
 

Lexicographers Arab menjelaskan kata Sabi berasal dari kata kerja yang berarti "timbul, murtad" atau "miring, berpaling dari agama (benar)" Dengan demikian memberikan makna "mereka yang mengambil agama baru selain mereka sendiri" seperti Muhamad melakukannya. Sarjana Barat tidak menerima definisi ini. Para Sarjana barat sementara berbeda pada etimologi , tapi mereka semua setuju bahwa kata ini berasal dari non-Arab 

E. peacock pada tahun 1649 menunjukkan bahwa kata Sabi ini berasal dari Sabba Ibrani yang berarti "tentara, pasukan". (101) M. Tradieu pada tahun 1986 sekali lagi memunculkan teori ini.(102) R. Bell bersandar kata ini plesetan dari nama Sabean Arab Selatan. (103) H. Grimme melihat ke SBH Ethopic kata kerja yang berarti "pendere tributum" (menimbang, upeti) (104) J. Wellhausen, (105) D. Chwolsohn (106), dan ES Drower (107) menunjukkan bahwa istilah ini dihubungkan dengan kata kerja "s"b bahasa Syria yang berarti "mencelupkan, membasahi, mewarnai, membaptis" J. Segal menjelaskan kata berasal dari istilah geografis Soba - (kota Nisibis). (108)


Kata Sabian sudah di gunakan sebelum munculnya nabi Muhammad. Eusebius menceritakan karya-karya Hegesippus yang bernama sekte yang pernah ada di antara orang Yahudi.


"Ada, apalagi, berbagai pendapat dalam soal sunat di antara orang Israel, yang diselenggarakan oleh mereka yang menentang suku Yehuda dan kepada Kristus: seperti kaum Essene, orang Galilea, yang Hemerobaptists, para Masbothaei, orang Samaria , orang-orang Saduki, orang Farisi "(109).


Bentuk lain dari kata Masbuthaeans, 'Basmothaeans', muncul dalam Konstitusi Apostolik, dalam daftar ajaran sesat Yahudi.


Bahkan untuk bangsa Yahudi ajaran sesat jahat: ... Saduki ... orang-orang Farisi ... yang ... yang Basmotheans Hemerobaptists ... yang Ebionit ... orang-orang Esseni. "(110)

Kata 
Masbuthaeans kata berasal dari akar yang sama dengan kata Sabian. Dalam Mandaic kata Masbuta adalah istilah yang digunakan untuk ritual pembaptisan. Kata Masbuta Mandaic juga berasal dari akar SBA yang berarti membenamkan, mencelupkan, atau membaptis. (111) Ini adalah akar yang sama yang digunakan untuk kata Sabian (Sabaean juga dieja). Para Sampsaeans, sebagaimana dicatat oleh Epifanius, hidup terhormat dan air kehidupan yang berasal dari air. Epifanius memang melihat di salah satu buku mereka dari mana ia menuliskan sebagai berikut:


"Saya akan menjadi saksi Anda pada hari kiamat besar." (112)


Pepatah ini sangat akrab bagi siswa Mandaean. Sangat mudah, ini bisa sajafrase 
atau teks dariMandaean.

Eisenman menyimpulkan bahwa kata "Sampsaeans" juga hanya bentuk lain dari kata "Sabaeans".


"Ini, 'Elchasaites hampir tidak bisa dibedakan dari 
kelompok Epifanius yang lain   kemudian menyebut' Sampsaeans ',kemungkinan lain  hasil korupsi atau variasi dari Sabian Syria / Islam atau' Masbuthaeans, yaitu Bathers harian, di bawah ini." (113)

Banyak penulis Arab telah menulis tentang Sabi'in dalam apa yang bisa digolongkan sebagai sastra kuno. Para penulis Arab dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah para penulis yang paling dekat dengan masa nabi Muhammad yang menulis tentang Sabi'in.Kelompok lainnya adalah para penulis setelah Khalifah al-Mamun.


3. Di bawah ini adalah daftar para penulis awal Islam dan pandangan mereka tentang siapa atau apa itu Sabian. 

Abd 'Allah' ibn al-'Abbas (hidup sekitar 650 M) menulis:

Agama kaum Sabian adalah sekte agama Kristen. (114)


Ziyad 'ibn' Abihi (wafat 672 M) yang adalah gubernur Irak selama khalifah Umayyah pertama Mur Mu'awiah menulis:


Sabian percaya pada nabi dan berdoa lima kali sehari. (115)


Mujahid 'ibn Jarir (d 722 AD) menulis:


Sabian tidak memiliki agama yang khas dan adalah suatu tempat antara Yudaisme dan Magianism. (116)


Ibnu Abi Nujayh (d749) menulis:


Sabian adalah antara Yudaisme dan Magianism. (117)


Suddi (d745 AD) juga menulis:


Agama Sabian adalah antara Yudaisme dan Magianism. (118)


Hasan al-Basri (d728 AD) menulis:


Mereka membaca Zabur (Mazmur) dan berdoa ke arah kiblat itu. Ia juga menulis bahwa agama Sabian menyerupai Majusi dan menyembah malaikat (119)


Wahb 'ibn Munabbih (d 728-732 M) yang awalnya dari Iran menulis:


Sabian percaya "tidak ada Tuhan selain Allah" dan bahwa mereka tidak memiliki hukum kanonik.(120)


'Ata' bin Abi Rabah (d732 AD) menulis:


Sabian tinggal di "Sawad" dan tidak identik dengan Magian, Kristen, atau Yahudi. (121)


Ibnu Jurayi (yang hidup di abad ke-8) juga menulis:


Sabian berada di Sawad dan antara Majusi, Kristen, atau Yahudi. Dia juga menulis bahwa kata orang musyrik, Muhammad "Dia adalah seorang Sabian". (122)


Qatadah bin 'Di'amah (d736 AD) menulis:


Sabian menyembah malaikat, membaca Zabur, berdoa lima doa-doa ritual. Selain itu ia menulis bahwa mereka berdoa dengan matahari. (123)


'Abdul al-Zanad (d.747 AD) menulis:


Sabian berasal dari "Kutha" di Irak, mereka percaya pada nabi, berpuasa 30 hari dalam setahun, dan berdoa 5 kali sehari menuju Yaman. (124)


"Abu Hanifah (d.767 AD) yang adalah pendiri dari Sekolah Hanafi Hukum Islam wrote:


Sabian membaca Zabur dan antara Yudaisme dan Kristen. (125)


'Awza' (d.773 M) seorang wakil dari sekolah Suriah kuno studi agama wrote:


Sabian adalah antara Yudaisme dan Kristen. (126)


Malik bin Anas (d795) menulis:


The Sabian adalah antara Yahudi dan Kristen dan mereka tidak memiliki tulisan suci. (127)


Khalil 'bin Ahmad (w. 786-787 M) yang berada di Basra sebelum kematiannya, menulis:


Sabian percaya mereka milik nabi Nuh, mereka membaca Zabur, dan agama mereka tampak seperti kekristenan. Dia juga menyatakan bahwa mereka menyembah malaikat. (128)


'Abd al-Rahman ibn Zayd (w. 798 AD) menulis:


Sabian mengatakan bahwa agama mereka adalah agama itu sendiri dan mereka tinggal di dekat Mosul (jazirat al-mawsil) dan percaya pada satu Tuhan. Ia juga menulis bahwa mereka tidak memiliki nabi, tidak ada tulisan suci, dan kultus, keyakinan utama mereka adalah "tidak ada Tuhan selain Allah". Dia juga mengatakan bahwa kaum Sabian tidak percaya pada Nabi Muhammad, namun kaum musyrik mengatakan para nabi dan para sahabatnya "ini adalah Sabian" membandingkannya dengan mereka. (129)


'Ahmad ibn Hanbal (w. 855 AD) dalam Iman' Baghdad wrote:


Sabian adalah sekte Kristen atau Yudaisme. (130)Dalam kesimpulan Sabian Al-Qur'an seperti yang dijelaskan adalah sebuah sistem kepercayaan monoteistik, yang menyerupai Yahudi, Kristen dan Magianism dan berlokasi di Irak sekitar wilayah Mosul dan Kutha. Sabian ini juga ada sebelum Muhammad dan hal ini diklaim bahwa Muhammad pada suatu saat adalah salah satu Sabian.


4. Penulis  setelah 832-833 AD

Sabian Harran hanya muncul pada abad 9-an. Sebelum abad ini mereka hanya disebut sebagai Kasdim atau Harrians atau Nabataeans. Para penulis  Muslim kemudian menjelaskan (setelah Khalifah al-Mamun TANGGAL 832-833 M) menggambarkan Sabi'in sebagai orang yang menyembah planet-planet, berhala, bintang, dan terletak di kota Harran. Sabian Harrians mengadopsi nama untuk dua alasan. Yang pertama itu adalah Harrians yang ingin dilindungi dari Islam karena Harrians percaya ritual pagan termasuk PENGORBANAN MANUSIA. Alasan kedua adalah bahwa mereka aktif dalam politik (tidak seperti Mandean) dan diketahui pengadilan Baghdad. Dengan demikian menggambarkan mereka mampu menjaga kebohongan menjadi Sabian Al-Qur'an. Namun Sabian benar tidak pernah terlupakan. Pada saat yang sama para penulis Arab menulis tentang Sabi'in dari Harran, mereka juga disebut Sabi'in ke-dua dengan berbagai nama dan mengatur mereka untuk tinggal di Irak sebagai monoteis dengan buku dan nabi.'Ahmad ibn al-Tayyib (wafat 899 M) yang dikutip dalam buku-buku oleh penulis al-Maqdisi (w. 950 M) dan Ibnu al-Nadim --- sumber itu mungkin dari bukunya (al-Tayyib) berjudul Kitab Risalatih fi Wasf Madhaib al-Sabiu'in. Al-Tayyib menulis:


Para Harrians berasal dari kota Haran dan menggambarkan ibadah dan ritual mereka pada planet. Al-Tayyib memberikan banyak informasi tentang Harrians dalam teologi, dewa, puasa, pengorbanan, doa, dan festival. Dia juga menyebutkan sebuah buku dijelaskan kepadanya oleh al-Kindi (gurunya) yang digunakan oleh Harrians di dalamnya ada bagian tentang Hermes dan Keesaan Tuhan, yang Hermes telah menulis bagi anaknya. (131)


'Ibnu al-Harrani Ishun al-Qadhi (d.912 M) dikutip oleh al-Mas'udi:


Dia menggunakan hanya nama Harrians dan menggambarkan mereka sebagai penyembah planet dan penyembah berhala. (132)


'Abu Ishaq al-Farasi al-' Istakhri (w. 915-919 M) menulis:


Harran disebut sebagai Kota dari Sabi'in dan menyatakan bahwa ada 17 tempat-tempat suci di sana. Dia juga menyebutkan sebuah bukit yang didedikasikan untuk nabi Ibrahim dimana Sabian berdoa. (133)


"Abu Ja'far Muhammad ibn al-Tabari (hidup 838-922 M adalah salah satu sumber paling awal untuk komentar pada Al-Qur'an dan sejarah Islam.


Dalam buku komentarnya tentang Al-Qur'an ia meneliti etimologi dari kata Sabiun dan adalah yang pertama memberi arti Sabi sebagai seseorang yang mengambil agama baru selain sendiri.


Namun dalam bukunya tentang sejarah Islam ia menyatakan bahwa kata Sabi adalah nama pribadi berasal dari Lamekh, ayah Nuh dan Sabi'in mengambil nama mereka dari Lemach. Al-Tabari juga adalah yang pertama untuk menggunakan kata Sabian untuk penyembah berhala pada umumnya. Ia juga adalah yang pertama untuk mengklaim bahwa Budasab (buddah)memanggil umat-Nya kepada agama kaum Sabian dan bahwa Bishtasb dan ayahnya Luhrasb, penguasa Persia setelah Kaykhusraw memeluk agama kaum Sabian sampai Sami dan Zoroaster datang ke Bishtab dengan keyakinan mereka. (134)


'Abu Bakar Muhammad bin Zakariyya al-Radi (w. 923 AD) adalah seorang kimiawan terkenal dan dokter adalah yang pertama lagi sekarang ada dua Sabian. Dia menulis:


Sabian Harran dan Kimariyyun tersebut. Mereka Sabi'in yang berbeda dan yang terakhir menentang agama Harrians. AL-Radi dikutip oleh al-Masudi dari buku al-Radi berjudul Al-Mansuri. (135)


'Abu al-Hasan Ali bin Husain al-Mas'udi (w. 957 M) adalah yang pertama untuk melakukan studi mendalam dari Sabian.


Dia menggunakan Sabium untuk mencakup semua sekte keagamaan dari Cina ke Mesir dan dari Suriah ke Mesir. Dia menyatakan Sabi'in adalah jamaah-bintang. Ia terutama tertarik pada Sabi'in dari Harran dan menggambarkan keyakinan mereka, upacara, dan ritual. Ia melakukan kunjungan ke Harran di 943 M dan melihat bait suci Harranian terakhir bernama mughallitiya di Bab al-Rika. Dia menulis kata-kata Plato di atas gerbang Harran dan berbicara kepada sejumlah orang terpelajar dalam agama Harranian. Dia juga menyebutkan bahwa Kaldaniyyun yang berdoa di utara dan tinggal dataran rendah di Irak antara Wasit dan Basra. Dia mengatakan orang-orang ini bertentangan dengan Harranians. (136)


Hamzah al-'Isfahani (w. 961 M) berbicara tentang Sabi'in:


"Hari ini (abad 10) keturunan mereka hidup di kota Harran dan Ruha (Urfa modern) Mereka memberi nama Khaldea nama dari zaman Khalifah al-Mamun dan mengadopsi nama sabiun" (137)


Ibnu al-Nadim (wafat 987 M) menulis dalam bukunya Al-Fihrist tertuju untuk al-Mamun pertemuan dengan Harranians. Tulisan yang ditulis oleh 'Abu Yusuf Isya al-Quatiyi sayangnya tidak ada lagi. Ibnu al-Nadim menulis:


"Abu Yusuf Isya al-Qatiyi, orang Kristen, dalam bukunya tentang penyelidikan dari aliran pemikiran  Harnaniyun, yang dikenal pada zaman kita sebagai Sabi'in (al-Sabah) yang pada akhir hidupnya (hari ) perjalanan al-Mamun melalui daerah Mudar, menuju negara Bizantium untuk melakukan serangan. Orang-orang bertemu dan berdoa baginya. Di antara mereka adalah sekelompok Harnaniyun yang cara pakaian mengenakan gaun pendek dan yang memiliki rambut panjang dengan band-band sisi (ikal) seperti rambut panjang Qurrah, kakek Sinan ibn Tsabit. Al-Mamum menemukan kesalahan dengan pakaian mereka mengatakan kepada mereka, 'siapa kamu? "Mereka mengatakan' kami adalah Harnaniyah. Dia mengatakan 'Anda Chrisitnas' Mereka menjawab Tidak Kemudian dia berkata kamu Jes. Tidak ada kata dari mereka. Dia bertanya apakah Anda Majusi? Mereka menjawab tidak. Jadi dia berkata kepada mereka apakah memiliki buku atau nabi. Ketika mereka tergagap di balasan ia berkata kepada mereka: Kemudian Anda kafir budak berhala, kelompok Ashab al Ras, yang hidup pada zaman ayah saya Al-Rasid! Sejauh yang Anda khawatirkan, itu adalah sah untuk menumpahkan darah Anda karena tidak langsung didirikan untuk Anda sebagai subyek .......... Ketika Anda bukan milik salah satu atau yang lain dari kelompok-kelompok ini, sekarang memilih salah satu dari dua alternatif: Entah memeluk agama Islam atau salah satu agama yang Allah sebutkan dalam buku-Nya. Kalau tidak, aku akan membunuh Anda sampai orang terakhir. Saya akan memberikan Anda penundaan sampai aku kembali dari perjalananku ..... Kemudian dia (sang Syaikh) berkata kepada mereka (Harnaniyun) 'Ketika al-Mamun kembali dari perjalanannya mengatakan:' Kami adalah Sabian ( Sabiun) untuk ini adalah nama agama yang Allah mungkin namanya akan ditinggikan disebutkan dalam Al Qur'an. Mengaku ini dan Anda akan diselamatkan oleh ini. 'Tanggal ketika al-Mamun kembali melalui tanah adalah 833 M "(138).
       
 

Abu Abd Allah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (w. 980-981 AD) menulis:Bahwa kelompok Sabian tinggal di Harran dan Irak. Mereka mengadopsi nama sabium pada saat khalifah Al-Mamun. Dia juga menyatakan bahwa Sabi'in nyata adalah kelompok Kristen. (139)

'Abd al-Qahir al-Baghdadi (wafat 1037 M):


Dia membagi menjadi dua kelompok Sabian-kaum Sabian Harran dan Sabi'in sebenarnya dari Wasit. (140)


'Abu al-Rayhan Muhammad ibn' Ahmad al-Biruni (tinggal 972-1048):


Dia juga membagi Sabian menjadi dua kelompok. Dia menulis bahwa kelompok pertama adalah Harranians dari kota Harran dan kelompok lainnya adalah pada Wasit di Sawad al-Irak. Dia menyatakan bahwa yang di Irak adalah Sabian yang benar. (141)


Al-Burni (sekitar 1050 - AD) menulis:


"Ini sekte (al-Harraniyyun) jauh lebih dikenal dengan nama kaum Sabian dari yang lain (yang tinggal di Wasit dan sekitarnya) meskipun mereka sendiri tidak memakai nama ini sebelum 228 H di bawah pemerintahan Abbasiyah, semata-mata untuk tujuan yang diperhitungkan di antara mereka dari siapa tugas Dhimm yang diterima dan terhadap siapa hukum dzimmah yang diamati.Sebelum waktu itu mereka disebut kafir, penyembah berhala, dan Harrians "(142).


'Abu Muhammad ibn' Ahmad bin Hazm al-Qurtubi (tinggal 994-1063) menyatakan:


Sabian adalah bintang dan penyembah berhala. Ia juga mencakup ide baru bahwa agama kaum Sabian adalah kuno sampai kelompok dibuat cerita tentang ibadah planet. Itulah sebabnya Allah mengutus Muhammad dan Islam untuk mengubah agama kembali ke jalan itu sebelum fabrikasi.(143)


'Abu al-Qasim Sa'id bin' Sa'id al-Andalusi (w. 1070 M):


Dia mengatakan Sabian adalah penyembah berhala. Tapi ia juga menyebutkan ada pendiri agama Sabian . (144)


'Abu al-Fath Muhammad ibn' Abd al-Karim al-Shahrastani (hidup dari 1086 to1153):


Dia menulis dalam bukunya tentang perbandingan agama: ada dua Sabian --- kaum Sabian pertama kuno dan Harranians. (145)Dari sini pada sebagian besar penulis Arab menulis bahwa Sabi'in adalah dari Harran dan penyembah berhala. Sabian sejati daerah rendah Irak - Iran disebut dengan berbagai nama.


5. Kesimpulan

Sabian yang disebutkan sejaman dengan nabi Muhammad dalam syarat bahwa Muhammad adalah seorang Sabian. Sampai 832-833 M hanya ada satu kelompok bernama Sabian dengan Sabium disebut sebagai mereka yang tenggelam dalam air. Sabian tinggal di Irak dengan sebuah agama monoteistik yang menyerupai Yahudi dan Kristen. Mereka memiliki nabi dan kitab suci agama. Muhammad menulis Sabian untuk dimasukkan dalam Al Qur'an. Perubahan definisi Sabium hanya setelah tahun 832-833 M. Hal ini secara langsung dipengaruhi oleh propaganda dari Harranians yang mengambil nama Sabian. Setelah 832-833 M definisi diberikan untuk kata sabium. Kata itu sekarang tidak lagi berarti mencelupkan dalam air tetapi untuk mengkonversi dari satu agama ke agama lain. Pada saat yang sama Harranians sekarang menyebut diri mereka Sabian. Sabian Harran didefinisikan sebagai penyembah berhala dan istilah Sabi'in sekarang digunakan untuk memasukkan berbagai agama. Masih ada lagi  sekte Sabian yang lain  - kaum Sabian yang benar / kuno / pertama di Irak yang mencuci diri dengan air. Kita juga tahu bahwa kata untuk sabium diambil langsung dari Mandaic yang mengubah kata kerja dari akar bahasa Syria. Kesimpulannya tidak ada keraguan bahwa Sabi'in yang benar dan asli menurut  Al-Qur'an adalah Mandaean 
(Sabean).

Ini adalah kepercayaan umum bahwa kata Sabian (Sabaean) berasal dari Sabi'un ("Convert"), yang berarti orang yang 'mengubah' dari penyembahan banyak dewa untuk menyembah "Satu Tuhan". Lexicographers Arab menjelaskan kata Sabi sebagai berasal dari kata kerja, yang berarti "timbul, murtad" atau "miring, berpaling dari agama (benar)". Sehingga memberikan makna "mereka yang mengambil agama baru selain mereka sendiri" seperti Muhamad melakukannya. Abu Jafar Muhammad bin al-Tabari (838-922) dikreditkan dengan menjadi yang pertama yang menulis makna ini. Dalam buku komentarnya tentang Qur'an ia meneliti etimologi dari kata Sabi'un dan adalah yang pertama memberi arti Sabi sebagai seseorang yang mengambil agama baru selain sendiri.


Sarjana Barat tidak menerima definisi ini dan sementara mereka berbeda pada etimologi, mereka semua setuju bahwa kata Sabi'un tidak asal Arab. Teori yang paling logis adalah bahwa kata yang digunakan oleh orang Arab pada awalnya Mandaic (bahasa kaum Mandean). Dalam Mandaic kata kerja "sb" dikembangkan dari kata kerja bahasa Syria. Dalam Mandaic yang "a"in dari Syria berubah ke "alaf" di Mandaic. Orang-orang Arab kemudian meminjam akar kata "sb" dari Mandean.
 

sumber  : sabean reviewofreligions.blogspot.com › Islam
MENGENAL KAUM SHOBIIN
Allah SWT menyebutkan kalimat Sabi'in di dalam al-Qur’an pada 3 tempat yaitu :

- Dalam surat al-Baqarah ayat 62 Allah Swt berfirman إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ.
 Yang artinya “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.

- Dalam surat al-Maidah ayat 69 Allah Swt berfirman إنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ 
 yang artinya “Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.

- Dalam surat al-Hajj ayat 17 Allah Swt berfirman إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئِينَ وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوسَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
 yang artinya “ sesungguhnya orang orang mu’min, orang orang yahudi, sabiin , orang orang nasrani, orang orang majusi dan orang orang musyrik, sesungguhnya Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu “.
 

Adapun mengenai jati diri siapa kaum shabiin maka dalam hal ini Ibnu Qayyim al-Jauziyyah Rahimahullah di dalam kitab “Ahkam Ahl ad-dzimmah“.

Para ulama’ berselisih pendapat tentang siapa sejatinya kaum Sabi'in di karenakan tidak ada uraian yang pasti dan autentik tentang kaum Sabi'in serta agama kaum ini.

Imam Syafi’i Rahimahullah berkata “Sabi'in adalah adalah salah satu dari sekte kaum nasrani, beliau berpendapat ini melihat dari sepak terjang fenomena kaum Sabi'in yang sesuai dengan kaum nasrani dalam hal pokok agama (ushuluddin) namun mereka berbeda dalam hal cabangnya (furu’). Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata "dalam hal ini jika terdapat kesamaan dalam unsur pokok agama maka kaum shobi'in wajib diambil upetinya (jizyah) namun jika berbeda maka tidak diambil jizyah (bukan tergolong ahli kitab).

Adapun pendapat dari para salaf disebutkan dari Sufyan dari Laits dari Mujahid Rahimahumullah berkata: "Sabi'in adalah kaum antara yahudi dan majusi yang jika ditinjau agamanya bukanlah agama tetap." Adapun Imam Qatadah Rahimahullah berkata: "Sabi'in adalah kaum penyembah malaikat." Ada yang berpendapat mereka adalah pengikut ajaran nabi Nuh, ada juga yang berpendapat mereka adalah umat nabi Yahya `Alaihis salam

Ibnu Qayyim Rahimahullah menjelaskan: shobi’ah atau kaum shobiin adalah suatu umat di antara mereka ada yang senang ( jaminan syurga ) dan ada  juga yang celaka ( jaminan nereka ), yaitu merupakan umat yang terbagi di antaranya kaum beriman ( hanif [2]) dan ada juga yang kafir. Pada dasarnya umat umat  yang ada sebelum kenabian rosulullah SAW ada dua macam yaitu :

1. Umat yang kafir maka semuanya adalah umat yang celaka, tidak ada kebahagiaan bagi mereka seperti para penyembah berhala dan kaum majusi ( penyembah api ).

2. Umat yang di janjikan kebahagiaan, mereka adalah yahudi, nasrani dan kaum shobiin sebagaimana di sebutkan di dalam al qur’an “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. ( al baqoroh : 62 ) begitu juga di dalam surat al maidah ayat 69, adapun di dalam surat al hajj ayat 17 firman Allah “sesungguhnya orang orang mu’min, orang orang yahudi, sabiin , orang orang nasrani, orang orang majusi dan orang orang musyrik, sesungguhnya Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu “. Di dalam redaksi ayat  ini tidak di sebutkan “ siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir “ seperti pada dua ayat sebelummya, karena umat ini ( yahudi, nasrani, dan shobiin ) di sebut secara bersama dengan kaum majusi dan kaum musyrikin yang notabenenya adalah kaum kafir yang celaka. Di dalam ayat ini di sebutkan enam umat, dua di antaranya adalah umat yang celaka ( majusi dan kaum musyrikin ) dan emapt lainya terbagi di antaranya ada yang bahagia dan ada pula yang celaka yaitu ( yahudi, nasrani, shobiin, dan orang orang yang beriman ) , dari ke empat umat ini  siapa yang beriman dan beramal sholih di antara mereka maka Allah telah menjanjikan bagi mereka pahala yang besar, maka jelaslah bahwa shobiin tergolong umat yang di antaranya ada yang beriman dan ada pula yang kafir.

Shobiin merupakan umat yang pertama muncul sebelum adanya yahudi dan nasrani di antaranya ada shobiin lurus yang mentauhidkan Allah SWT dan ada pula shobiin yang musyrik, mereka terlebih dahulu ada dan menempati kota harran[3] serta merupakankanya sebagai pusat kerajaan kaum shobiin, mereka memiliki banyak kitab, karangan, dan juga ilmu pengetahuan. Adapula di mereka yang menempati di antara dua sungai di irak, di antaranya adalah Ibrahim bin hilal as shobii, dalam ritual peribadahan kaum  ini juga melakukan puasa romadhon bersama kaum muslimin, selain itu mereka juga adalah ahli filsafat dan memiliki banyak maqolah.

Secara mayoritas kaum shobiin beriman kepada nabi nabi di antara mereka ada yang mengikuti ajaran ajarnya maka ini adalah shobiin yang lurus dan ada pula yang tidak mengikuti ajaran para nabi maka ini adalah shobiin kafir. Kaum ini juga mempercayai bahwa alam ini ada penciptanya, pengatur dan hakim yang suci dari penyerupaan kepada makhluknya. Namun dalam hal peribadatan persis seperti kaum musyrikin yaitu menjadikan makhluk sebagai perantara untuk sampainya ibadah mereka, maka agar ibadahnya sampai mereka harus menjadikan roh roh yang di anggap suci dan di yakini sebagai ahli syafa’at sebagi perantara kemudian mereka menyembahnya.

Pada intinya bahwa kaum shobiin bukanlah suatu agama tertentu dan tidak terpaut dengan syari’at tertentu sebagaimana yahudi dan nasrani yang mempunyai syari’at, namun mereka mengambil ( copas ) beberapa ajaran dan syari’at umat lainya yang di anggap baik oleh mereka, mereka tidak loyal serta fanatik dengan umat tertentu dan memusuhi umat lainya karena menurut mereka umat umat yang ada ini adalah maslahat hukum alam. Mereka adalah kaum yang tidak menyukai peperangan, dan suka akan cinta kasih boleh di kata bahwa kaum shobiin adalah kaum beragama perilaku, itulah sebabnya umat ini di sebut shobiin karena mengeluarkan peribadatan maksdunya mengambil ( copy paste ) dari ritual peribadatan dan syari’at dari umat umat lainya, untuk itu tidak sedikit para salaf yang mengatakan bahwa shobiin bukan agama yahudi, nasrani, dan manjusi[4].

Syaikhul islam ibnu taimiyyah berkata : kaum shobi’ah ada dua macam yaitu shobi’ah yang lurus dan shobi’ah musyrik, adapun shobi’ah yang lurus adalah mereka yang mengikuti ajaran taurot dan injil yang masih asli sebelum mengalami nash, di selewengkan, dan di ganti, mereka adalah kaum yang di puji oleh Allah. Adapun shobi’ah musyrik adalah kaum yang menyembah malaikat, membaca zabur, melakukan ritual sholat, dan juga menyembah roh roh yang di anggap tinggi ( ar roddu ‘ala mantiqiyyin ).

Eksistensi kaum shobiin

 Adapun eksistensi keberadaan kaum shobiin masih ada sampai hari ini mereka berada di irak dan iran, adapun di irak tepatnya di sebuah tepi sungai dajlah dan eufrat dan beberapa di antaranya tinggal di daerah ahwar, nasiriyah, basroh, qol’ah sholeh, hilfayah dan beberapa kota lainya. Adapun di iran mereka bertempat di tepi sungai karun dan sungai roz dan tersebar di beberapa pesisir iran. ( mausu’ah muyassaroh ).

Mereka mengklaim bahwa nabi yahya ‘alaihis salam adalah nabi mereka, dan juga menyembah planet dan bintang bintang.

Diantara ajaran ajaranya adalah berdo’a dengan menghadap kutub utara, dan ritual pembabtisan dengan air yang mengalir yang di anggap suci. Wallahu a’lam. 
elfatawa.blogspot.com/2012/12/mengenal-kaum-shobiin.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar