Kamis, 21 Mei 2015

Majusi


Majusi

Majusi[1] (bahasa InggrisMagi (/ˈm/; bentuk tunggal magianmagemagusmagusianmagusaeanLatin plural darimagusbahasa Yunani Kunoμάγος magos; Persia kuno:  magušbahasa Persiaمُغ moghKurdishmanji) adalah sebutan bagi para pengikut agama Zoroaster yang mana sebutan ini telah dikenal dan digunakan semenjak 6 abad sebelum masehi. Penggunaan paling awal yang pernah diketahui adalah pada inkripsi tiga bahasa yang ditulis oleh Darius, yang disebut inkripsi Behistun.
Bangsa Yunani kuno mengenal tentang keyakinan Zoroastrianisme sebagai ajaran dengan teologi dualisme dalam memandang dunia dan juga takdir manusia.

Menurut Kekristenan

Menurut Islam

slam juga mengenal Majusi sebagai sebuah agama dengan akidah dualisme. Yakni meyakini adanya Tuhan kebaikan dan tuhan kejahatan, Penguasa terang dan penguasa kegelapan, karenanya mereka dikenal sebagai penyembah Api sebagai lambang kebaikan.[1] Kaum Majusi ada disebutkan dalam Al-Qur'an:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.
Mengenai permasalahan takdir, di dalam hadis disebutkan bahwa kaum Majusi memiliki keyakinan yang serupa dengan golongan Qadariyah. Nabi S.A.W berkata:
"Qadariyah adalah Majusinya umat ini. Jika mereka sakit jangan jenguk mereka. Jika mereka mati jangan hadiri pemakaman mereka."
—HR. Abu Dawud dari Abdullah bin Umar dalam Sunan Abu Dawud, Kitab ke-40, Hadits no.4674


Rujukan

Majusi /ma·ju·si/ n pengikut agama pemuja api (di Persia). http://kbbi.web.id/majusi
    id.wikipedia.org/wiki/Majusi

    Mengenal Sedikit Agama Majusi dan Keberadaannya Sekarang di Iran Mencapai 20 Ribu Jiwa

    SITUSSyahruddin El-FikriSaat ini sekitar 100 ribu pemeluk Majusi berada di Bombay, India.Majusi adalah suatu agama atau kepercayaan yang mengagungkan api sebagai sesembahan atau Tuhan. Mereka disebut orang-orang Majus dari Timur yang datang menyembah bayi Kristus di malam natal (sering disimbolkan dengan empat raja datang membawa persembahan berupa emas, dupa, dan minyak mur). Dalam Alquran, kata Majusi disebutkan pada surah Al-Hajj [22]: 17. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi`iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya, Allah menyaksikan segala sesuatu.” (QS Al-Hajj [2]: 17).
    Dalam hadis, agama Majusi ini juga pernah disinggung Rasulullah SAW. ‘’Sesungguhnya, setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Dan, kedua orang tuanya-lah yang menjadikannya sebagai Nasrani, Yahudi, atau Majusi.” (HR Bukhari).
    Menurut sejarahnya, agama Majusi ini didirikan oleh Zoroaster yang berasal dari Persia, Iran. Konon, agama ini dikenal sebagai agama yang mempercayai satu Tuhan (monoteisme), yaitu tuhan kebaikan. Dalam kepercayaan Majusi, tuhan kebaikan ini disebut dengan Ahura Mazda. Lawan dari tuhan kebaikan adalah tuhan keburukan, yaitu Ahriman.
    Menurut sebagian riwayat, Zoroaster (atau disebut Zarathustra) adalah seorang yang sangat alim. Dialah pencetus ajaran Zoroastrianisme yang dianut oleh bangsa Persia. Dalam kehidupan bangsa Persia, Zoroaster dianggap sebagai seorang tokoh penting dalam sejarah Persia. Bahkan, ada pula yang menyebut dirinya seorang nabi. Namun, terjadi perbedaan pendapat di kalangan sejarawan mengenai kehidupannya. Ia diperkirakan hidup antara tahun 1700 SM, tetapi adapula yang menyebutkan abad ke-6 SM. Beberapa literatur menyebutkan, daerah tempat Zoroaster hidup dikaitkan dengan Kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Cyrus Yang Agung pada pertengahan abad ke-16 SM. Dalam masa dua abad kemudian, agama ini diterima oleh raja-raja Persia dan memperoleh pengikut yang cukup banyak.
    Sesudah kekaisaran Persia ditaklukkan oleh Aleksander Yang Agung (Alexander The Great) pada akhir abad ke-4 SM, agama Zoroaster mengalami kemunduran. Akan tetapi, pada masa Dinasti Sassanid (226 SM), agama Zoroaster diterima sebagai agama resmi negeri Persia. Dan, sesudah ditaklukkan Arab pada abad ke-7 Masehi, sebagian besar penduduk Persia memeluk agama Islam. Sekitar abad ke-10, sebagian penganut agama Zoroatser lari dari Iran ke Hormuz, sebuah pulau di teluk Persia. Dari sana, mereka dan anak keturunannya pergi ke India dan mendirikan koloni (komunitas). Orang Hindu menyebut mereka dengan Parsees, artinya orang yang berasal dari Persia. Hingga kini, jumlah mereka mencapai 100 ribu orang. Mereka tinggal di India, terutama di dekat Bombay. Zoroastrianisme sendiri tak lenyap seluruhnya di Iran. Hingga kini, jumlah pengikutnya di Iran mencapai 20 ribu orang. Dalam The Miracle 15 in 1 Syaamil Al-Qur’an disebutkan, Majusi adalah sebutan dalam Islam bagi penganut yang mengikuti agama Zoroaster (Zarathustra) dari Persia, Iran. Zarathustra merombak agama Indo-Eropa. Dewa-dewa diturunkan derajatnya menjadi sekadar malaikat, sementara Tuhan dianggap sebagai esa (satu), yakni Ahura Mazda.
    Dalam perang Kosmos, Ahura Mazda ini selalu bertarung dengan penguasa kegelapan yang bernama Ahriman. Belakangan Ahriman diadopsi orang-orang Ibrani sebagai setan, Iblis, Azazil, atau Lucifer. Pada awal kemunculan Islam, Majusi merupakan satu ajaran yang tersebar di tengah masyarakat Persia. Ajaran ini bahkan menjadi agama resmi Dinasti Sassanian sejak pertengahan abad ke-3 SM…
    https://haulasyiah.wordpress.com/.../mengenal-sedikit-agama-majusi-dan

Nabi Muhammad SAW dalam KITAB MAJUSI (ZEND AVESTA DAN DASATIR)

Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. (Kitab Suci Alqur'an Al-Hajj : 17)


Zoroastrianisme (Agama Majusi), yang umum dikenal sebagai Parsi-isme adalah agama kuno Persia. Ini adalah agama orang-orang Iran sebelum Islam. Agama ini juga disebut agama penyembah api dan Magianisme. Kitab suci agama kaum Parsi diketemukan dalam dua bahasa Zendi dan Pahlvi. Disamping dua ini, beberapa kepustakaan dalam tulisan Cuneform juga diketemukan. Naskah Pahlvi menyerupai naskah Persia kini, tetapi Zendi dan Cuneform itu berbeda bentuknya. Dalam kitab suci Iran kuno ada dua pembagian penting, satu dikenal sebagai Zend Avesta atau Avesta Zend, dan yang lain adalah Dasatir.

Masing-masing dari mereka dibagi lagi dalam dua bagian Khurda Avesta dan Kalan Avesta, juga dikenal Zend dan Maha Zend, Khurda Dasatir dan Kalan Dasatir. Begitu banyak versi yang berbeda-beda di sana, yang mengenai jumlah, bahasa, serta periode wahyu dari kitab-kitab ini tak ada suatupun yang bisa dipastikan

Dipercayai oleh penganut Majusi bahwa agama mereka berasal dari zaman yang sangat kuno, tetapi banyak orientalis serta pakar peneliti yang tidak setuju dengan pendapat mereka, dan juga telah menunjukkan melalui fakta sejarah bahwa agama ini telah mengambil beberapa kebajikan dari legenda Yahudi serta mitologi Yunani. Penyiaran agama Majusi ini sejak dahulu terbatas hanya di negeri Persia. Namun, tercatat dalam Dasatir, bahwa Shankara Kas dan Vyasaji, dua penguasa India, setelah lama berbincang bisa diyakinkan akan kebenaran agama ini, dan karenanya mulai mengajarkannya di India (Dasatir, Namah Sasan).

Begitu pula, kita temukan dalam Zend Avesta Farvardin Yasht bahwa Buddha telah berdebat dengan mereka lalu mengalahkannya, tetapi anekdot ini tidak dapat dibuktikan apakah lalu agama Weda disiarkan di Persia ataukah keyakinan Persia ini disebarkan di India. Tidak ada catatan sejarah bisa diperoleh untuk menunjang teori ini. Hanya ini yang bisa disimpulkan yakni bahwa baik orang Iran maupun India hanya mempunyai titik persinggungan dalam agama masing-masing. Baik dharma Weda maupun Parsiisme bukanlah suatu agama dakwah dan karenanya mereka hanya terbatas pada perbatasan masing-masing wilayahnya sendiri. Kaum Majusi menganggap dirinya monoteis tetapi orang-orang lain menganggap bahwa mereka itu mempercayai dua tuhan. Mereka menyebut tuhannya sebagai Ahur mazda. Ahur berarti Tuan dan Mazda bijaksana, jadi nama tuhannya adalah ‘Tuan Yang-bijaksana”.

Suatu bagian yang patut direnungkan dalam ajaran Zoroastrian adalah juga kemiripannya dengan ajaran Alkitab dan al-Quran. Di bawah ini kita berikan beberapa petikan dari persamaan semacam itu.

Penciptaan dari alam semesta ini lengkap dalam enam periode masa. Ahurmazda pertama menciptakan langit, lalu air, kemudian bumi, lantas tanaman, kemudian hewan dan pada akhirnya, Dia ciptakan manusia. Manusia itu dilahirkan sepasang, yang dikenal sebagai Mashya dan Mashyoi (lelaki dan perempuan). Pasangan manusia pertama ini tumbuh selama empat-puluh tahun sebagai tanaman dan kemudian berubah dalam bentuk laki-laki dan wanita. (4) Tuhan mengatakan kepada Yim (Nuh) bahwa suatu badai salju yang ganas akan segera terjadi, yang akan membinasakan para pembuat kejahatan. Nuh kemudian diminta untuk membuat bangunan di bawah tanah dan mengumpulkan di dalamnya sepasang tanaman, binatang, serta manusia. Demikianlah hal itu dilaksanakan, dan kecuali mereka yang terlindung di gua itu, maka semua ciptaan binasa. Yim atau Nuh dinyatakan sebagai nabi pertama yang memberi Syariah, tetapi dinyatakan bahwa dia menurun dalam megajarkan kenabiannya, sehingga karena itu Zarathustra menjadi pemberi hukum yang pertama (Vendidad, 11:4).

Kini bagian mistik dari nubuatan ini adalah:

“Seorang perempuan akan mandi di danau Kashva dan akan mengandung. Dia akan melahirkan seorang nabi yang dijanjikan”.

Menurut kaum Zoroastrian danau Kashva diperkirakan di Sistan, dimana Raja Parsi Xerxes telah menghilang ketika mandi. Mereka menyatakan bahwa sumber air kehidupan yang sama dimana Xerxes yang Majusi dan Khwaja Khidir yang Muslim masih hidup disana, mengajarkan kebijaksanaan kepada umat dan membimbing mereka yang tersesat jalan. Menurut tafsiran kita, ibu yang mandi di danau Kashva atau sumber air itu yakni Siti Hajar yang agung.

“Namanya kelak adalah Saoshyant yang jaya dan namanya kelak Astvat-ereta. Dia adalah Saoshyant (Dia yang terpuji) karena dia bermanfaat bagi seluruh dunia fisik. Dia kelak adalah Astvat-ereta (Dia yang suka memuji) karena sebagai ciptaan fisik dan sebagai makhluk hidup dia akan tegak menjalankan penghancuran terhadap makhluk fisik yang mempertahankan berhala dan sejenisnya serta memperbaiki kesalahan dari kaum Majusi”. (Yasht 28:28)

Dia adalah Astvat-ereta, karena kejahatan yang dilakukan oleh penyembah berhala maupun kaum Majusi terhadapnya tak bisa melukainya, karena doa-doanya. (Yasht 28:29).

  1. Para sahabat dari Saoshyant yang suci diajak untuk datang.
  2. Fikiran, semanagat dan iman para sahabat tidak pernah bertambah tua atau mati.
  3. Pada kedatangannya secara spiritual bangsa-bangsa yang mati akan bangkit kembali.
  4. Para musuhnya akan jatuh.Usaha dan perangnya adalah untuk segala kejahatan.
  5. Dia akan menjadi sumber mata air evolusi serta perkembangan dari bangsa-bangsa.
  6. Dia akan menjadi akhir dari para nabi.Di masanya dunia akan di renovasi.
  7. Dia akan menaklukkan dan memerintah setan.
  8. Dia akan menegakkan agama yang murni.Akan menyingkirkan kegelapan dari dunia.
  9. Cahayanya yang besar adalah busana ketulusan.
  10. Para sahabat Saoshyant tidak akan disebut pelayan melainkan kawan-kawannya.Agamanya adalah jalan tertinggi kepada kebijaksanaan.
  11. Mereka akan mengalunkan doa dengan pujian kepada Tuhan Yang-esa semata.
  12. Fikiran mereka adalah fikiran yang baik, kata-katanya baik, dan amal perbuatannya juga baik.Kedudukan mereka akan maju menurut tatanan yang tulus.
  13. Dia yang suci akan segera tiba.Saoshyant adalah pemberi atau dermawan yang besar.
  14. Dan penyelamat dengan wahyu yang luhur.
  15. Saoshyant itu seperti Engkau wahai Tuhan Mazda (dicelup dalam warna Tuhan).
  16. Dia kelak adalah lelaki ideal yang akan mengusir rancangan para pendeta palsu.
  17. Bagaimana saya akan melengkapi pujian kepadanya?Dia akan mengusir dari tanah ini para pemburu kesenangan yang bermabuk-mabukan.
  18. Kami (bangsa Iran) mengundang Saoshyant yang dermawan, abadi, dan salih untuk menolong kami.
  19. Mereka yang paling tepat dan benar dalam pembicaraan mereka.
  20. Dia yang paling tekun, yang paling mulia dalam pemikirannya, yang paling agung dan perkasa.
  21. Engkau (wahai Tuhan) yang dalam kekuasaan-Mu kuletakkan kesusahan dan keraguanku.
  22. Semoga kelak nabi yang Engkau simpan menemukan dan memperoleh haknya demi kebahagiaanku.
  23. Pemikirmu yang baik dan yang Kau anugerahi rahmat mukjizat, semoga Saoshyant-Mu (Muhammad) menyaksikan betapa hadiah ganjaran-Mu kelak bagi dirinya.Kapan, wahai Mazda! Datang lelaki dengan pemikiran sempurna?…Saya datang kepadamu, wahai engkau dermawan abadi, sebagai seorang pendeta yang memuji, dan mohon pertolongan, sebagai seorang pengingat, membacakan doamu, dan sebagai yang bersenandung demi pengorbanan dan kehormatanmu.Kehendak baikmu, dan doamu.Wahai, engkau Saoshyant yang suci (Muhammad dan para sahabatnya) dan demi salatmu yang tepat waktu demi rahmat dan pembebasan dosa darimu.Wahai engkau dermawan abadi, yang memerintah dengan benar dan yang mengungkap (semuanya) dengan benar!
  24. Saya serahkan kepadamu daging jasadku ini sendiri, dan begitu pula semua rahmat kehidupanku.
  25. Dalam Dasatir dikatakan: Ketika kaum Zoroastrian meninggalkan agama mereka, seorang laki-laki akan muncul di Arabia, yang para pengikutnya akan menaklukkan Persia.
  26. Sebagai ganti menyembah api mereka akan menghadapkan wajahnya ke rumah Tuhan yang dibangun oleh Mahabad (Ibrahim) dalam doanya, yang akan dibersihkan dari semua berhala.Mereka (para pengikut Nabi itu) akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
  27. Mereka akan menjadi tuan dari Persia, Madain, Tus dan Balkh, tempat-tempat suci dari kaum Majusi.
  28. Nabi mereka kelak adalah seorang lelaki elok yang mengungkapkan perkara-perkara yang ajaib.
  29. Orang-orang bijak dari Iran dan lain-lain akan bergabung dengan mereka.

Silahkan teman-teman kita serta orang-orang lain yang bijak di dunia merenungkan perkara ini :
Bagaimana nubuatan ini yang telah diramalkan ribuan tahun sebelumnya, kata demi kata, telah digenapi dalam pribadi Muhammad dan agamanya? Jadi, bijaksanalah mereka, hanya mereka yang percaya kepada nubuatan ini, dan memeluk Islam serta bergabung dengan Persaudaraan dari segenap Nabi di dunia.

Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala Ciptaan-Nya, Ini bukti kebenaran Islam dan Alqur'an sebagai Rahmat Seluruh Alam :::::

Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Kitab Suci Alquran. Al - Imran : 85)

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (Kitab Suci Alqur'an. Al-Baqarah : 132)

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Kitab Suci Alquran. Al - Imran : 102)
 https://id-id.facebook.com/notes/...majusi.../169255239758359

Istilah Majusi Dalam Al Qur’an

Kata majusi  hanya disebut sekali saja dalam al-qur’an, yaitu pada surat al-hajj ayat 17, “sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang yahudi, orang-orang shaabi-iin, orang-orang nasrani, orang-orang majusi dan orang-orang musryik, Allah akan memberi keputusan kepada mereka pada hari kiamat.sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu”.
Majusi adalah salah satu nama yang diberikan kepada agama Persia kuno, yakni agama yang dianut oleh umumnya bangsa Persia sebelum tanah Persia ditaklukanoleh islam pada tahun 641 M.majusi adalah agama lama yang memandang api sebagai unsur yang mulia dan suci.karenanya pemeluk agama majusi memuja api sebagai lambang tuhan.nabinya bernama Zardusht yang hidup kira-kira enam abad SM.
Agama majusi lahir di Persia kuno pada tahun 5000 SM.dalam bahasa Persia kuno, pendeta agama majusi disebut magu.kata magu ini menjadi majus dalam bahasa arab, dan dengan demikian agama yang diajarkan oleh para pendeta Persia itudisebut majusiyah, yang selanjutnya disingkat menjadi majusi.nama lain bagi agama Persia kuno itu adalah mazdaisme yang berarti agama yang mengajarkan penyembahan kepada ahura mazda(tuhan mazda), dan juga zoroasterianisme atau agama Zoroaster, yakni agama yang diajarkan oleh Zoroaster(lahir di Azerbaijan sekitar 660 SM dan wafat di Bactra sekitar 583 SM).
Pada mulanya agama majusi mengajarkan penyembahan kepada banyak dewa(politeisme).kemudian muncul Zoroaster, yang mengaku mendapat tugas dari ahura mazda untuk membersihkan agama itu dari pemujaan terhadap dewa-dewa dan unsure-unsur alam, serta untuk membangun moral ,masyarakat supaya berjuang menegakkan kebaikan dan menentang kejahatan.sejak itu agama yang sudah diperbaharui oleh Zoroaster tersebut menjadi anutan umum bangsa Persia, sampai tanah Persia ditaklukan oleh umat islam pada 641.sejak penaklukan islam.sisa-sisa penganut majusi sebagian bermigrasi ke Bombay dan sebagian masih dapat dijumpai di beberapa tempat di Persia(iran).
Nama lain bagi agama Persia itu adalah agama Zoroaster.zoroasterianisme, Karena setelah berhasilnya pembaharuan yang dilakukan oleh Zoroaster para majus generasi demi generasi tetap mendakwahkan bahwa agama yang mereka ajarkan tidak lain dari apa yang diajarkan oleh oroaster.agama Persia kuno itu juga disebut madaisme, yang mengandung arti bahwa agama itu mengajarkan penyembahan tuhan mazda(ahura mazda).tokoh terpenting dalam agama maujsi itu memang Zoroaster.umumnya para ahliberpendapat bahwa ia lahir kira-kira tahun 660 SM di Azerbaijan dan wafat lebih kurang pada tahun 583SM di balkh.tampaknya agam amjusi sebelum lahirnya Zoroaster itu, mengajarkan penyembahan kepada banyak dewa.paham politeisme itulah antara lain yang dibuang oleh Zoroaster dari agama majusi.
Disebutkan dalam kitab yasna 44:9 bahwa Zoroaster mengaku beroleh kewajiban dari ahura mazda untuk memberishkan agama dari pemujaan dewa-dewa beserta unsure-unsur yang dapat diraba dengan pancaindra.pembaharuan Zoroaster selain untuk mengikis bahan politeisme, juga ditujukan untuk membangun moral masyarakat supaya berjuang menegakkan kebaikan dan menentang kejahatan, agar mereka kelak di hari akhirat hidup berbahagia.pembaharuan agama yang dilakukan oleh Zoroaster mendapat samabutan baik dari dinasti hakkam(achaemenids), yang berkuasa di Persia sejak tahun 600 SM.agama Zoroaster atau dengan kata lain agama majusi yang sudah diperbaharui oleh Zoroaster, menjadi anutan umumnya bangsa Persia dan dinasti hakkam itu dihancurkan oleh raja Alexander agung, dari makedonia.
Pada tahun 331 SM, terjadilah proses hellenisasi di Persia selama beberapa abad, yang membawa kepada kemunduran agama majusi.umumnya bangsa Persia kembali terjerumus kepada penyembahan dewa-dewa.agama majusi bangkit lagi menjadi kuat sejak dinasti sasan(sasanids)Di  tanah persia pada tahun 226 M, karena secara resmi dianut oleh dinansti tersebutdan dengan demikian menjadi anutan pula bagi umumnya bangsa Persia.demikianlah halnya agama majusi sampai dinasti sasan itu dihancurkan pada tahun 641 M, dan tanah Persia jatuh ketangan islam.agama majusi ditinggalkan oleh umumnya bangsa Persia , karena mereka berubah menjadi penganut islam.agama m,ajusi masih terpelihara di tangan sejumlah kecil bangsa Persia yang sebagian beremigrasi ke Bombay.dewasa ini agama majusi yang mereka anut lebih dikenal dengan nama pesiisme.sedangkan sebagian lagi dewasa ini masih dapat dijumpai di beberapa tempat di Persia dan mereka lebih dikenal dengan sebutan gabar(orang kafir).
Kitab suci agama majusi bernama avesta, yang mengandung arti bacaan dan pengetahuan.kitab suci itu dulunya terdiri dari 21 buah kitab.konon pada waktu ibukota Persia, persipolis, dihancurkan oleh pasukan Alexander yang agung  dari makedonia pada tahun 331 SM, satu diantara dua naskah avesta, yang tersedia ikut hancur, sedang satu naskah lagi dikirim Alexander agung ke Athena.nasib naskah itu selanjutnya tidak diketahui lagi.usaha untuk megumpulkan kembali catatan-catatan yang berisi avesta, yang dilakukan pada bagian kedua abad pertama masehi, setelah diperintahkan oleh raja vologese I (51-77 M) dari dinasti arsacids, yang berkuasa di Persia .bagian  dari avesta yang berhasil agak lengkap dihimpun pada waktu itu adalah vendidad, kitab ke 19 dari 21 kitab yang terkandung dalam avesta.pada waktu ardasyir I (dari dinasti sasan) berkuasa dari 226 sampai 240 M.ia memerintahkan supaya para majusi berusaha menyusun kembali kitab suci avesta dari catatan-catatan yang masih tersedia.
Pada penyusunan itu dirumuskan fasal-fasal dan ayat-ayat baru untuk mengisi bagian-bagian yang dianggap hilang.dengan demikian berhasil tersusun kitab suci avesta, yang terdiri dari lima buah kitab, dalam bahasa pahlevi tua, yang sudah berbeda dari bahasa sebelumnya (bahsa Persia kuno) kitab itu adalah:
(1). Kitab yasna, yang berisi himpunan nyanyian pujaan (hymne) untuk keperluan kebaktian.bagian pengantarnya (pasal 1-27) berbicara tentang minuman suci, yang disebut hooma.ia juga terdapat pengakuan keimanan dalam pasal 12.bagian berikutnya (pasal 28-54) disebut gatha, yang natara lain berisi wahyu terpanjang kepada Zoroaster.bagian yang terakhir (pasal 55- 72) disebut apero yasno, yang berisi nyanyian pujaan kepada ahuras, yakni kodrat0kodrat gaib yang berpihak pada ahura mazda.
(2). Kitab vispered (berarti kodrat-kodrat terkemuka), berisi pembahasan kodrat-kodrat gaib yang terpandang paling terkemuka dan yang semuanya itu tubduk kepada kodrat tuhan maha bijaksana (ahura mazda). Selain itu juga berisi nyanyian permohonan dan keterangan tentang kebaktian.
(3). Kitab vendidad (berarti hokum menentang kodrat jahat), berisi antara lain tentang hokum-hukum agama serta tentang kejadian alam semesta dan manusia.seluruh hokum-hukum yang termuat dalam kitab bertolak dari inti ajaran:perang terhadap seluruh kodrat-kodrat jahat, dalam rangka kebaktian terhadap ahura mazda.
(4). Kitab yasht, yang mengandung antara lain kisah-kisah tentang Zoroaster, ajarannya tentang akhir alam semesta dan penadilan oleh ahura mazda, serta kisah-kisah lain yang bersifat keagamaan.
(5). Kitab khorda avesta (berarti avesta kecil), yang berisi kumpulan nyanyian agama untuk digunakan oleh kalangan awam dalam kebaktian sehari-hari.
Selain berpegang terhadap kitab suci avesta tersebut, mereka yang beragama majusi juga berpegang kepada kitab zend avesta, yang berarti penafsiran atau penjelasan terhadap avesta, seperti halnya umat yahudi yang berpegang kepada Talmud, sebgai penjelasan atau penafsiran terhadap kitab suci taurat.menurut kitab suci avesta, ahura mazda adalah sang pencipta, yang maha besar, maha kuasa, maha melihat, maha murah dan maha pengasih.dialah yang menciptakan alam semesta, termasuk manusia dan kodrat-kodrat rohani.kodrat-kodrat yang berpihak kepada ahura mazda atau berpihak pada kebaikan, disebut ahuras; dan yang tertinggi dari ahuras itu disebut spenta mainyu.sedangkan kodrat-kodrat rohani yang menentang ahura mazda atau berpihak pada kejahatan, disebut daevas; dan kepala dari seluruh daevas itu adalah angra mainyu (ahriman).manusia diberi kebebasan dalam kemajuan dan perbuatan atau dengan kata lain manusia bisa berbuat baik dan juga bisa berbuat jahat.manusia jika ingin mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan yang abadi kelak di akhir zaman, haruslah berjuang untuk kebaikan dan taat kepada hokum-hukum ahura mazda.setiap pikiran, perbuatan dan perkataan manusia dicatat dalam buku kehidupan.barang siapa yang lebih berat kebaikannya dari kejahatannya, maka rohnya kelak akan berbahagia, sedangkan mereka yang lebih banyak kejahatan mereka dari kebaikan mereka, maka roh mereka akan sengsara kelak.
Pertarungan antara pihak kebaikan dengan puihak kejahatan di dunia ini akan terus berlangsung lama dengan kemenangan silih berganti  bagi kedua belah pihak.kendti demikian, pertarunga ini akan berakhir dengan kemanangan di pihak kebaikan.disebutkan bahwa pada ahri pengadilan terakhir (hari akhirat), ahura mazdalah satu-satunya yang berkuasa.ia memerintahkan kedua belah pihak yang bertentangan itu melintasi titian-titian yang membentang di atas cairan logam panas yang menyala-nyala.agra mainyu (ahriman) dan seluruh pengikutnya, baika para daevas maupun manusia yang jahat, akan tergelincir dari titian tersebut dan selanjutnya terbakar selama-lamanya dalam api siksaan.sedangkan pihak yang berjuang untuk kebaikan, niscaya berhasil selamat melintasi titian tersebut dan selanjutnya hidupo  kekal dala kebahagiaan.agama majusi, sejauh yang digariskan oleh avesta, dapat dikatakan sebagai agama monoteistik, karena tuhan yang diakui sebagai satu-satunya yang pantas ditaati dan dipuja hanyalah ahura mazda (tuhan yang maha bijaksana).
Agama majusi menjadi dikenal dan tertuduh sebagai agama dwiteistik, karena di dalam kitab zend-avesta, yag dalam praktek lebih berfungsi atau lebih menentukan dari avesta sendiri, terdapat tafsiran yang memang membawa kepada paham dwiteisme.dikatakan dalam kitab zend-avesta itu bahwa angra mainyu (ahriman) adalah pencipta segala kejahatan dan memiliki kedudukan yang setara dengan ahura mazda, pencipta segala kebaikan;angra mainyu bukanlah ciptaan ahura mazda.kelihatannya tafsiran ityu diyakini sebagai pemecahan yang memuaskan bagi bangsa Persia atas problem kejahatan (evil) , yang telah lama menjadi pokok renungan mereka: “pantaskah ahura mazda yang maha baik itu menciptakan kejahatan atau kodrat yang jahat? “.
Dengan tafsiran di atas, para majus mau membersihkan ahura mazda yag maha baik itu dari melakukan suatu perbuatan yang mereka anggap buruk, seperti menciptakan kodrat-kodrat yang jahat.kendati ahura mazda dan angra mainyu (ahriman) dianggap sebagai dua pencipta yang setara, namun tuhan yang harus ditaati dan dipuja hanyalah ahura mazda, bukan kedua-duanya.tuhan yang badi hanyalah ahura mazda, karena ia pada akhir zaman akan memenangakan pertarungan dengan angra mainyu (ahriman) .yang akhir ini akan binasa bersama semua pengikutnya.agama majusi juga dikenal sebagai agama penyembah kepada api, karena api sebagai sumber penerangan dipakai dalam agma itu menjadi symbol ahura mazda, atau symbol kebenaran.penghormatan kepada ahura mazda ditunjukkan melalui penghormatan di hadapan api suci.api itu senantiasa dijaga hidup terus dala kuil-kuil kebaktian.
Orang-orang majusi dalam kebaktian pokok mereka, mempersembahkan air suci yang beragi (hoom) bersama air biasa dan susu dihadapan api suci , avesta yang dibacakan para majus, dalam rangka memuja ahura mazda.mereka juga meminum persembahan itu dengan maksud memperkuat daya hidup menentang kodrat-kodrat jahat.agama majusi memandang tanah, air, dan api sebagai benda-benda suci yang harus dijaga kesuciannya.mayat-mayat manusia yang dikuburkan kedalam tanah, dianggap mengotorkan benda-benda suci tersebut.berdasarkan keyakinan demikian, orang-orang yang beragama majusi tampak begitu tega menyerahkan mayat-mayat mereka menjadi santapan burung nasar (elang). Mereka membangun menara khusus, yang disebut menara sepi (tower of silence) , sebagai tempat pembuangan mayat manusia, dan sekaligus sebagai tempat pesta pora burung-burung, yang melahap setiap mayat manusia yang dibaringkan disana.
Dari agama majusi juga muncul beberapa sekte atau aliran, seperti aliran manicheisme, yang muncul pada abad ketiga masehi, dan aliran mazdakisme, yang muncul pada abad kelima atau awal abad keenam masehi.sekte/aliran tersebut mendapat tantangan keras dari pihak penguasa dinasti sasan, sehingga ia tidak bisa memperoleh pengikut yang banyak di tanah Persia.
Dalam al-qur’an allah berfirman, “sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang yahudi, orang-orang shabi’in, orang-orang nasrani, orang-orang majusi dan orang-orang musryik, allah akan memberi keputusan diantara mereka pada ahari kiamat.sesungguhnya allah menyaksikan segala sesuatu.” (Q.S. al-hajj:17).
Menurut ijmak ulama, memungut jizyah dari orang majusi hukumnya jaiz/boleh.sedangkan menikahi wanita majusi hukumnya tidak halal.demikian menurut pandangan mayoritas ulama.sembelihan, dan binatang hasil buruan mereka juga haram bagi orang muslim .diat bagi kaum majusi laki-laki adalah 8 dirham dan wanita adalah separuhnya.
Sumber : Sketsa Al Qur’an alhikmahdua.net › Khazanah
Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang Majusi?
Kata “majusi” yang disebut dalam bahasa Arab yaitu orang-orang Zoroaster diadaptasi dari kata “ma-gu-sy” atau “magu” Persia kuno yang kemudian menjadi Magus setelah kata ini masuk dalam peristilahan bahasa Yunani. Kata magic dalam bahasa Inggris juga diadopsi dari kata ini. Dengan masuknya kata ini ke dalam bahasa Arab, kata ini kemudian menjadi Majusi.
Agama Zoroaster yang merupakan agama orang-orang Majusi memiliki hubungan dengan kitab-kitab suci (Taurat dan Injil). Meski dalam Alkitab tidak disebutkan nama agama ini, namun disebutkan tentang kisra-kisra Iran sebanyak delapan halaman dari halaman-halaman kitab Taurat.
Sebelum kedatangan Zoroaster yaitu sebelum masa kekuasaan Media, orang-orang pribumi non-Aria Iran, memiliki agama yang bernama ajaran Mage. Frase Magh (Magusy) dalam bahasa kuno Iran bermakna pelayan.[1]
Dalam bahasa Arab “majusi” yang disebut dalam bahasa Arab adalah orang-orang Zoroaster. Namun sejatinya, Majus” tidak dapat disebut sebagai pengikut Zoroaster. Dewasa ini telah ditetapkan bahwa Majus disebut untuk para pengikut Media yang hidup sebelum masa Zoroaster.  
Dalam Avesta, frase “Majus” digunakan untuk orang-orang yang menentang Zoroaster. Namun karena pada wilayah-wilayah Arab dan negeri Syam (Suriah), para pengikut ajaran Media lebih dikenal sebagai “Magusy” kemudian melekatlah pengikut Zoroaster sebagai Majus.”[2]
Frase “Majus” tidak hanya disebutkan dalam al-Quran[3] dan dengan memperhatikan bahwa mereka berhadap-hadapan dengan orang-orang Musyrik dan berada dalam barisan agam-agama samawi, dapat disimpulkan bahwa  mereka memiliki agama, kitab dan nabi. Sebagian riwayat kita juga menyokong masalah ini.
Suatu hari Asy’ats bin Qais bertanya kepada Imam Ali As, “Bagaimana Anda dapat mengambil pajak dari orang-orang Majusi (sementara mengambil jizyah hanya diperbolehkan dari Ahlulkitab) dan orang-orang Majusi tidak memiliki kitab samawi?” Imam Ali As menjawab, “Tidaklah demikian seperti yang engkau sangka! Mereka memiliki kitab samawi dan Tuhan mengutus seorang rasul kepada mereka…”[4]
Tidak diragukan lagi bahwa dewasa ini, Majus disebut sebagai para pengikut Zoroaster[5] atau paling tidak yang membentuk bagian terpenting dari pengikut agama Zoroaster. Namun sejarah Zoroaster sendiri tidak begitu jelas. Para pengikut Zoroster disebut dengan beberapa nama seperti Majusi, Parthia, Gheber.[6]
Berdasarkan pendapat yang populer, Zarasustra (nabi ajaran Zoroaster) lahir pada tahun 660 SM dan diangkat sebagai nabi pada tahun 630 SM (pada usia 30 tahun). Disebutkan bahwa Zarasustra pada tahun 583 SM, ketika ia berusia 77 tahun dibunuh oleh orang-orang dari Turan;  sebuah tempat pemujaan api di daerah Balkh (Afganistan).
Agama Zoroaster adalah agama orang-orang Majusi dan memiliki hubungan dengan Alkitab (Taurat dan Injil). Meski dalam Alkitab tidak disebutkan nama agama ini, namun disebutkan tentang kisra-kisra Iran sebanyak delapan halaman dari halaman-halaman kitab Taurat.
Dalam Kitab Pertama Injil (Injil Matius) kita membaca, “Orang yang pertama datang tatkala Isa baru lahir adalah beberapa orang bijak dari Timur yang disebut sebagai, “Magus.”[7]
“Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup.”(Yesaya 45:1)[8]
Sepanjang beberapa ratus tahun yang lalu, para penganut ajaran Zoroaster menjaga agama di antara agama-agama yang ada di dunia lebih banyak yang sifatnya warisan. Pada hakikatnya dewasa ini pengikut agama Zoroaster sangat sedikit jumlahnya dan merupakan komunitas agama yang paling kecil di antara agama-agama hidup di dunia.[9] Pada masa kini, di antara mereka terdapat serataus lima puluh ribu dari mereka yang tinggal di India dan kurang lebih sebanyak lima puluh ribu orang yang bermukim di Yazd, Kerman dan Teheran.[10]
Kitab Pengikut Zoroaster
Avesta adalah kitab para pengikut agama Zoroaster yang bermakna asas, fondasi dan teks. Kitab ini ditulis dengan huruf dan bahasa Avesta yang mengacu pada masa Iran kuno dan memiliki akar persamaan dengan bahasa-bahasa Pahlevi dan Sanskerta. Pengikut agama Zoroaster di samping Avesta, juga memiliki sebuah kitab tafsir yang bernama Zand-i Avesta dan kitab suci lainnya dalam bahasa Pahlevi.[11] [iQuest]


[1]. Husain Taufiqi, Âsynâi ba Adyân-e Buzurgh, hal. 56, Nasyr Samt, Teheran, 1386.  
[2]. Syaikh Mufid, Tashih al-I’tiqâdât, hal. 134, Catatan Kaki.  
[3]“Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shâbi’în (para penyembah bintang), orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.” (Qs. Al-Hajj [22]:17)
[4].  Abduali bin Jum’ah ‘Arusi Huwaizi, Tafsir Nur al-Tsaqalain, jil. 3, hal. 457, Ismaliyyan, Qum, 1415 H.
[5]. Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 14, hal. 44, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1374 S.  
[6].  Âsynâi ba Adyân-e Buzurgh, hal. 62.
[7]. Robert Hume, Adyân Zendeh Jahân (The World’s Living Religions), terjemahan Persia oleh Abdurrahim Gawahi, hal. 268, Daftar Nasyr Farhang Islami, 1369 S.
[8]. Sesuai dengan nukilan dari buku Adyân-e Zendeh Jahân.  
[9]Adyân-e Zendeh Jahân, hal. 269.   
[10]Âsynâi ba Adyân-e Buzurgh, hal. 62.  
[11]Âsynâi ba Adyân-e Buzurgh, hal. 58 dan 59.  
 www.islamquest.net/id/archive/question/fa5511

Tidak ada komentar:

Posting Komentar