Sabtu, 01 November 2014

Siapakah Luqmanul hakim dalam QS Al Luqman

Di Iskandariyah terdapat sebuah masjid yang di dalamnya terdapat dua kuburan orang sangat mulia yang saling berhadapan. Yang satu seorang Nabi yang bernama Nabi Daniel, dan yang satu lagi seorang budak belian shaleh bernama Luqmanul Hakim. Lalu siapa Luqman itu?
Luqmanul Hakim menurut riwayat yang lebih kuat, bukan seorang nabi. Ia seorang manusia shaleh semata. Bahkan dalam banyak riwayat shahih dikatakan, ia seorang budak belian, berkulit hitam, berparas pas-pasan, hidung pesek, kulit hitam legam. Namun demikian, namanya diabadikan oleh Allah menjadi nama salah satu surat dalam al-Qur’an, surat Luqman. Penyebutan ini tentu bukan tanpa maksud. Luqman diabadikan namanya oleh Allah, karena memang orang shaleh yang patut diteladani. Bahwa Allah tidak menilai seseorang dari gagah tidaknya, juga tidak dari statusnya, jabatannya, warna kulitnya dan lainnya. Akan tetapi Allah menilai dari ketakwaaan dan kesalehannnya.
Luqman merupakan sosok budak hina, hitam, akan tetapi Allah abadikan karena ketakwaan dan kesalehannya.Setidaknya, ada dua manusia yang bukan nabi, tapi namanya diabadikan dalam al-Qur’an menjadi nama surat. Keduanya itu adalah Luqman dan Maryam.Lalu siapa sebenarnya Luqman ini? Berikut paparan singkat penulis.Hemat penulis, tidak satu pun sejarawan yang menyebutkan bahwa Luqman berdarah Arab. Sebagian sejarawan menyebut Luqman berdarah Ibrani, sebagian lain menyebut berdarah Habasyi, dan yang lainnya menyebut berdarah Nubi, salah satu suku di Mesir yang berkulit hitam (aswan sekarang).Dalam Tarikh nya, Ibnu Ishak menuturkan, bahwa Luqman bernama Luqman bin Bau’raa bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar, ayah Nabi Ibrahim as.Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Luqman adalah putra dari saudari kandung Nabi Ayyub as. Muqatil menuturkan, Luqman adalah putra dari bibinya Nabi Ayyub as.Imam Zamakhsyari menguatkan dengan mengatakan: Dia adalah Luqman bin Bau’raa putra saudari perempuan Nabi Ayyub atau putra bibinya.Riwayat lain mengatakan, Luqman adalah cicit Azar, ayahnya Nabi Ibrahim as. Luqman hidup selama 1000 tahun, ia sezaman bahkan gurunya Nabi Daud. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi Nabi, Luqman sudah menjadi mufti saat itu, tempat konsultasi dan bertanya Nabi Daud as.Luqmanul Hakim dalam sebuah riwayat dikatakan seorang yang bermuka biasa, tidak ganteng. Qatadah pernah menuturkan dari Abdullah bin Zubair bahwasannya ia pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang Luqman. Jabir menjawab: “Dia berbadan pendek dan berhidung pesek, orang Nubi, Mesir”.Sa’id bin al-Musayyib juga menuturkan bahwa Luqman termasuk orang berkulit hitam dari Mesir, akan tetapi sangat mulia, dan Allah memberikan hikmah kepadanya, juga Luqman menolak untuk diangkat sebagai Nabi.Seorang lalki-laki berkulit hitam datang mengadu kepada Said bin al-Musayyib. Sa’id kemudian berkata: “Janganlah bersedih lantaran kulit kamu hitam, karena di antara manusia pilihan itu, ada tiga orang semuanya berkulit hitam: Bilal, Mihja’ budak Umar bin Khatab dan Luqmanul Hakim”.
Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang profesinya. Sebagian mengatakan, profesinya adalah tukang jahit. Sebagian lainnya mengatakan, tukang kayu, yang lainnya menuturkan tukang kayu bakar, dan terakhir mengatakan sebagai penggembala.
Riwayat lain menuturkan bahwa Luqman adalah qadhi pada masa Bani Israil, sekaligus konsultannya Nabi Daud as. Bahkan riwayat lain menuturkan Luqman adalah seorang budak belian dari Habasyi yang berprofesi sebagai tukang kayu.
Khalid ar-Rib’i menuturkan: “Luqman adalah seorang budak belian dari Habasyi yang berprofesi sebagai tukang kayu. Suatu hari majikannya berkata: “Wahai Luqman sembelih kambing ini lalu keluarkan dua dagingnya yang paling enak. Luqman lalu menyembelih dan mengeluarkan lidah dengan hati.
Keesokan harinya, majikannya kembali berkata: “Luqman, sembelih domba ini, dan keluarkan dua daging yang paling tidak enak”. Luqman kembali mengeluarkan lidah dengan hati.
Majikannya lalu bertanya, wahai Luqman, saya meminta kamu mengeluarkan daging yang paling enak dan paling tidak enak, kamu mengeluarkan yang sama, lidah dengan hati. Kenapa demikian?
Luqman menjawab: “Tidak ada yang seenak keduanya, apabila dipakai dengan sebaik mungkin, dan tidak ada yang sejelek dari keduanya, manakala dipakai tidak pada tempatnya”. SubhanAllah sungguh bijak sekali Luqman ini, karena itulah Allah memberikan nama Luqmanul Hakim (Luqman yang sangat bijak).
Dalam sejarahnya Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semuanya meninggal dunia ketika masih kecil, tidak ada yang sampai dewasa, namun Luqman tidak menangis, karena hidupnya yang sudah yakin dengan Allah.
Betapa banyak contoh-contoh kemulian Luqmanul Hakim ini yang tentunya tidak mungkin penulis sampaikan dalam kesempatan kali ini. Dalam hal ini, penulis hendak menyuguhkan wasiat-wasiat, pesan-pesan Luqman untuk putra-putranya sekaligus untuk ktia semua baik yang tercantum dalam al-Qur’an, maupun dalam riwayat lainnya.
“13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar”.
Selain dalam ayat al-Qur’an, Luqman juga mempunyai banyak wasiat. Wahab bin Munabbih pernah menuturkan: “Saya membaca hikmah Luqman yang jumlahnya lebih dari 10 ribu bab”.
Di bawah ini penulis coba ketengahkan wasiat-wasiat Luqman lainnya yang tidak tercantum dalam al-Qur’an, akan tetapi sangat luar biasa kandungannya. Penulis mencoba memilih wasiat-wasiat yang dipandang lebih cocok.
Dalam bukunya Min Washaya al-Qur’an al-Karim (1/31-33), Muhammad al-Anwar Ahmad Baltagi, mengutip sebuah riwayat dari Malik bin Anas bahwasannya Luqman pernah menasehati putranya di bawah ini:
mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.
13 – Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan sahaja kerana manisnya barang dan janganlah langsung memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.
mereka.
ingin terus menambahkannya.
dia masih berusaha menginsafkan kamu,maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati hatilah.
dunia sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.
engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.
engkau berteman dengan orang yang bermuka dua, karena kelak akan membinasakan dirimu

Lalu apa pekerjaan Luqman?
Wasiat-wasiat Luqman dalam al-Qur’an (QS. Luqman: 13-19)
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Wasiat-wasiat Luqman lainnya:
01 – Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama takwa, isinya adalah iman dan layarnya adalah tawakal kepada Allah.
02 – Orang – orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah. Orang yang insaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari Allah juga.
03 – Hai anakku; orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada Allah, maka dia tawadduk kepada Allah, dia akan lebih dekat kepada Allah dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepadaNya.
04 – Hai anakku; seandainya ibubapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang dilakukanmu, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman.
05 – Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.
06 – Dan Berharaplah selalu kepada Allah tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak mendurhakaiNya. Takutlah kepada Allah dengan sebenar benar takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat Allah.
07 – Hai anakku; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan sentiasa banyak melamun hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih
08 – Hai anakku; engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi dari semua itu, yaitu manakala engkau mempunyai tetangga (jiran) yang jahat.
09 – Hai anakku; janganlah engkau mengirimkan orang yang bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.
10 – Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.
11 – Hai anakku; bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau menghadiri majlis perkawinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab hal itu akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta perkawinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi sahaja.
12 – Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu alangkah lebih baik apabila diberikan kepada binatang sekalipun.
14 – Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari
15 – Hai anakku; bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yang mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih
16 – Hai anakku; bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu
17 – Selalulah baik tuturkata dan halus budibahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.
18 – Hai anakku; bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.
19 – Jadikanlah dirimu dalam segala tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain kerana itu adalah sifat riya~ yang akan mendatangkan cela pada dirimu.
20 – Hai anakku; janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan olah dunia kerana engkau diciptakan Allah bukanlah untuk
21 – Hai anakku; usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata kata yang busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.
22 – Hai anakku; janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan kerana sesuatu yang menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah
23 – Barang sesiapa yang penyayang tentu akan disayangi, siapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandung racun, dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.
24 – Hai anakku; bergaullah rapat dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya karena sesungguhnya hati akan tentram mendengarkan nasihatnya, sehingga hati ini akan hidup dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya sebagaimana tanah subur yang disirami air hujan.
25 – Hai anakku; ambillah harta dunia sekadar keperluanmu sahaja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekalan akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah kerana nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah
SUMBER:http://jejakjejakjejak.wordpress.com/2010/05/08/siapakah-luqmanul-hakim-dalam-qs-al-luqman/

Luqman al-Hakim

Luqman (Arab: لقمان الحكيم, Luqman al-HakimLuqman Ahli Hikmah) adalah orang yang disebut dalam Al-Qur'an dalam surah Luqman [31]:12-19 yang terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya. Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa' bin Sadun.[1] Sedangkan asal usul Luqman, sebagian ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dariNubah, dan ada yang berpendapat ia berasal dari Sudan. Dan ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim pada zaman nabi Dawud.[2]

Kisah Luqman al-Hakim


Dalam sebuah riwayat menceritakan bahwa pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, "Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang ajar anak itu."
Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, mereka sungguh menyiksakan himar itu." Oleh karena tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai." Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihati anaknya tentang sikap manusia dan celoteh mereka. Ia berkata, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah saja. Siapa saja yang mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu."
Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang), dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya). Lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."

Nasihat Luqman


Di antara nasihat Luqman yang terdapat dalam surah Luqman ialah:
  1. Jangan mempersekutukan Allah (Luqman 31:13).
  2. Berbuat baik kepada dua orang ibu-bapanya (Luqman 31:14).
  3. Sadar akan pengawasan Allah (Luqman 31:16).
  4. Dirikan salat (Luqman 31:17).
  5. Perbuat kebajikan (Luqman 31:17).
  6. Jauhi kemungkaran (Luqman 31:17).
  7. Sabar menghadapi cobaan dan ujian (Luqman 31:17).
  8. Jangan sombong (Luqman 31:19).
SUMBER: http://id.wikipedia.org/wiki/Luqman_al-Hakim

SIAPAKAH LUQMAN AL-HAKIM

Dipetik dari tulisan Muhammad Khair Ramadhan Yusuf dalam bukunya Lukman al Hakim
Luqman itu adalah anak kepada Faghur bin Nakhur bin Tarikh (Azar), dengan demikian litu Luqman adalah anak saudara kepada Nabi Ibrahim a.s.; atau dikatakan juga Luqman itu anak saudara kepada Nabi Ayub a.s.
Diriwayatkan juga bahawa Luqman telah hidup lama sampai seribu (1,000) tahun sehingga dapat menemui zaman kebangkitan Nabi Daud a.s., bahkan ia pernah juga menolong Nabi Daud a.s. dengan memberikan kepadanya Hikmah atau kebijaksanaan. Luqman pernah menjadi Kadi, yakni hakim, untuk mengadili perbicaraan kaum Bani Israel.
AI-Allahamah AI-Alusy berkata: “Kebanyakan pendapat mengatakan bahawa beliau hidup di zaman Nabi Daud a.s.” Katanya lagi: “Orang juga berselisih pendapat, adakah beliau seorang yang merdeka atau seorang hamba ? Kebanyakan pihak mengatakan beliau adalah seorang hamba Habsyi”
Dipetik dari Ibnu ‘Abbas katanya: “Luqman bukanlah seorang nabi mahu pun raja tetapi beliau hanyalah seorang pengembala ternakan yang berkulit hitam. Lalu Allah telah memerdekakannya dan sesungguhnya Dia redha dengan segala kata-kata dan wasiat Luqman. Maka kerana itu, kisah ini diceritakan di dalam AI-Qur’an agar kita semua dapat mengambil pedoman dan berpegang dengan wasiat-wasiatnya.”
Ibnu Kathir berkata: ‘Ulama’ salaf berselisih pendapat tentang diri Luqman; adakah dia seorang nabi atau pun seorang hamba yang soleh tanpa taraf kenabian? Di antara dua pendapat ini, kebanyakan mereka berpegang dengan pendapat yang kedua.’
Para ulama’ semuanya sepakat mengatakan Luqman itu seorang bertaraf wali dan Ahli Hikmah (bijak bistari), bukan seorang nabi, kerana lafaz hikmah dalam ayat di atas dimaknakan ‘kenabian’. Dan dikatakan juga apabila Luqman disuruh pilih antara Hikmah (kebijaksanaan) dengan Nubuwwah (kenabian), dipilihnya Hikmah. Di an tara para ulama’ tersebut ialah seperti Mujahid, Sa’id bin AI-Musayyab dan Ibnu Abbas. Wallahu A’lam.”
Ibnu Kathir ada menyebutkan di dalam kitab sejarahnya: “Beliau ialah Luqman bin Unqaa’ bin Sadam.” Diceritakan dari As­ Suhaili, dari Ibnu Jarir dan AI-Qutaibi: “Beliau ialah Luqman bin Tharan”
Dikatakan bahawa beliau ialah anak kepada AI- Baura’. Ibnu Ishaq ada menyebutkan beliau ialah Luqman bin AI Baura’ bin Tarikh iaitu Aazar Abu Ibrahim AI-Khalil.
Adalah diceritakan, bahawa Luqman telah tidur di tengahari lalu kedengaran suara memanggilnya: “Hai Luqman! Mahukah kalau Allah jadikan engkau seorang Khalifah di bumi yang memerintah manusia dengan hukuman yang benar?” Dijawabnya: “Kalau Tuhanku menyuruh pilih, akan saya pilih ‘Afiat (selamat) dan saya tidak tidak mahu bala (ujian). Tetapi kalau saya ditugaskan juga saya akan turut. Kerana saya tahu bahawa Allah Taala kalau menetapkan sesuatu kepada saya pasti Dia menolong dan memelihara saya.”Kemudian dikatakan para malaikat pula bertanya: “Hai Luqman! Adakah engkau suka diberi Hikmah?” Dijawabnya: “Sesungguhnya seorang hakim kedudukannya berat, dia akan didatangi oleh orang-orang yang teraniaya dari segenap tempat. Kalau hakim adil akan selamat, dan kalau tersalah jalan akan tersalah pulan jalannya ke neraka. Siapa yang keadaannya hidup di dunia, itu lebih baik daripada dia menjadi mulia. Dan siapa yang memilih dunia lebih daripada akhirat, akan terfitnah oleh dunia dan tidak mendapat akhirat.”
Para malaikat pun takjub mendengarkan kebagusan kata-katanya itu. Apabila Luqman tertidur semula, dia dikurniakan Hikmah, lalu terjaga dan berbicara dengan kata-kata yang berhikmah selepas itu.
Juga diriwayatkan bahawa Luqman itu seorang hamba bangsa Habsyi, kerjanya sebagai tukang kayu, tukang jahit dan seorang penggembala kambing. Apabila bertemu dengan seorang lelaki dia bercakap dengan penuh Hikmah, sehingga orang lelaki itu takjub lalu berkata: “Bukankah engkau seorang penggembala kambing?” Dijawabnya: “Benar!” Lalu ditanya orang lelaki itu lagi: “Bagaimana engkau telah dapat mencapai kedudukan engkau yang begini (bijak bestari)?” Luqman menjawab: “Saya mendapatnya dengan bercakap benar, memelihara amanah dan tak ambil tahu apa yang bukan urusan saya.”
Ada juga diriwayatkan bahawa Luqman berasal dari Sudan/Mesir, berkulit hitam, bibirnya tebal dan kulit kakinya pula retak-retak. Juga dikatakan bahawa sebaik-baik orang dari benua Afrika itu adalah 3 orang, iaitu: Bilal bin Robah, Mahja’ (yakni hamba sahaya Sayidina Umar ibn Khattab) dan Luqman al-Hakim. Orang yang ke empat pula ialah an-Najasyi (Raja Habsyah yang beriman di zaman Nabi Muhammad s.a.w.)
Ibnu Qutaibah berkata: “Luqman adalah seorang hamba Habsyi kepada seorang lelaki dari kalangan bani Israil. Kemudian beliau dibebaskan dan diberikannya harta.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia telah berkata: Rasullullah s.a.w. pernah bersabda:
“Adakah engkau semua tahu siapakah dia Luqman? “Mereka pun menjawab: “Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih tahu.” Baginda bersabda: “Dia adalah seorang Habsyi.” Pendapat yang mengatakan dia adalah seorang habsyi, adalah dari lbnu Abbas dan Mujahid.
As-Suhaili berkata: “Luqman adalah Naubah dari penduduk Ielah ( Sebuah bandar di tepi laut merah )” Demikian juga dipetik oleh Qatadah, dari Abdullah bin Az-Zubair: Aku telah bertanya kepada Jabir bin Abdullah: “Apakah cerita terakhir yang sampai kepadamu tentang perihal diri Luqman? “J abir menjawab: “Dia adalah seorang yang pendek, pesek hidungnya dari keturunan Naubah.” lanya juga sebagaimana yang disebutkan dari Sa’id bin AI­ Musayyab, katanya: “Luqman adalah dari Sudan, Mesir.”
AI-Hassan AI-Basri pula berkata: “Luqman telah membina sebuah singgahsana di Ramlah, Syam. Pada masa itu, tempat tersebut masih lagi belum dibangunkan. Dia berada di sana sehinggalah Ian jut usianya dan meninggal dunia.”
Ibrahim bin Adham berkata: “Aku telah diberitahu bahawa kubur Luqman adalah di antara Masjid Ar-Ramlah dan tempat didirikan pasar pada hari ini.Di tempat tersebut terdapat 70 kubur nabi-nabi sebelum Luqman.
Dilaporkan, bahawa Luqman adalah seorang mufti sebelum Nabi Daud a.s dibangkitkan. Apabila baginda diutuskan kepada umatnya, Luqman berhenti dari memberikan fatwa. Ada orang bertanyakan; padanya tentang hal itu lalu dia pun berkata: “Adakah aku tidak mahu berhenti apabila aku telah merasa cukup?!! “
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Mujahid: “Beliau adalah seorang Qadhi di kalangan kaum bani Israil di zaman Nabi Daud a.s”
Demikianlah siapa itu Luqmanal Hakim. Tidak kira siapapun dia, yang penting beliau adalah seorang yang mempunyai hikmah kebijaksanaan. Kata-katanya diberkati Allah dan dirakamkan didalam Al Quran.
Dipetik dari tulisan Muhammad Khair Ramadhan Yusuf dalam bukunya Lukman al Hakim
SUMBER: http://irfanirsyad.wordpress.com/2012/04/06/siapakah-luqman-al-hakim/

MUTIARA KATA:

"Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang telah dikurniakan Allah kepadamu akan pahala dan kebahagiaan hari akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu dari dunia dan berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu dan janganlah engkau melakukan kerosakan di muka bumi sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berbuat kerosakan." (QS Al-Qasas: 77)


KISAH LUKMANUL HAKIM MENGAJAR ANAKNYA

Pernah suatu ketika, Lukmanul Hakim mengajak anaknya berjalan ke pasar. Beliau mengenderai seekor keldai sementara anaknya berjalan kaki menuntun keldai tersebut. Ketika melewati suatu tempat, ia mendengar pembicaraan orang: “Lihat orang tua itu, benar-benar tidak memiliki rasa kasih sayang, anaknya yang kecil dibiarkan berjalan kaki sedangkan dia bersenang-senang menunggang keldai.”
“Wahai anakku, dengarkah engkau apa yang mereka perkatakan itu?” tanya Lukmanul Hakim kepada anaknya. “Dengar ayah,” jawab anaknya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. “Sekarang engkau naiklah ke atas keldai ini, biar ayah yang menuntunnya,” katanya sambil mengangkat anaknya ke atas keldai, lalu mereka meneruskan perjalanan.
Tidak berapa lama kemudian ketika melewati sekelompok orang, “Lihatlah betapa anak yang tidak pandai mengenang budi ayahnya yang sudah tua, disuruhnya ayahnya menuntun keldai sedangkan dia yang masih muda menunggangnya, sungguh tidak patut,” kata orang-orang tersebut.
“Dengarkah engkau apa yang mereka perkatakan?” tanya Lukmanul Hakim kepada anaknya. Anaknya mengiyakan pertanyaannya itu. “Sekarang engkau turun dari keldai ini dan kita sama-sama berjalan kaki,” kata Lukmanul Hakim. Anaknya segera turun dari keldai lalu berjalan bersama beriringan dengan ayahnya menuntun keldai.
Sejurus kemudian mereka bertemu pula dengan sekelompok orang lain. “Alangkah bodohnya orang yang menarik keldai itu. Keldai untuk dikenderai dan dibebani dengan barang-barang, bukan untuk dituntun seperti lembu dan kambing,” kata mereka.
“Dengarkah engkau apa kata mereka?” tanya Lukmanul Hakim kepada anaknya lagi. “Dengar, ayah,” jawab anaknya. Lukmanul Hakim berkata: “Kalau begitu marilah kita berdua naik ke atas punggung keldai ini.”
Tidak berapa lama setelah itu mereka mendengar sekelompok orang yang lain yang mereka lewati “Sungguh tidak bertimbang rasa mereka ini, keldai yang kecil ditunggangi berdua!” kata mereka.
Lukmanul Hakim lalu bertanya kepada anaknya, “Apakah engkau dengar apa yang mereka katakan?” Jawab anaknya: “Ya ayah, saya dengar.” “Kalau begitu marilah kita pikul keldai ini,” kata Lukmanul Hakim.
Dengan bersusah payah mengikat keempat-empat kakinya, akhirnya mereka mampu mengangkat keldai itu. Dan dalam keadaan demikian itu mereka mulai berjalan dengan beban memikul seekor keldai.
Ketika sejumlah orang melihat mereka berdua memikul seekor keldai, mereka ketawa terbahak-bahak. “Ha! Ha! Ha! Lihatlah orang gila memikul keldai!”
“Dengarkah engkau apa yang mereka katakan?” dia bertanya kepada anaknya lagi. “Dengar ayah,” jawab anaknya. Mereka lalu meletakkan keldai itu ke tanah.
Lukmanul Hakim pun kemudian menjelaskan hikmah di sebalik peristiwa tadi: “Anakku, begitulah sifat manusia. WALAU APAPUN YANG ENGKAU LAKUKAN, ENGKAU TAK AKAN TERLEPAS DARI PERHATIAN DAN PANDANGAN MEREKA. Tidak menjadi soal apakah tanggapan dan sikap mereka benar atau salah, mereka tetap akan mengatakannya.”
“Ingatlah anakku BILA ENGKAU TELAH BERTEMU KEBENARAN, JANGANLAH ENGKAU BERUBAH HATI HANYA KERANA MENDENGAR KATA-KATA ORANG LAIN. YAKINLAH PADA DIRI SENDIRI DAN GANTUNGKAN HARAPANMU KEPADA ALLAH.”
Firman Allah SWT: "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." (QS Ali Imran: 186)
Lukmanul Hakim juga pernah berwasiat kepada anaknya sebelum beliau meninggalkan dunia yang fana ini. “Wahai anakku, janganlah engkau makan kecuali makanan yang sedap sahaja, perbanyakkanlah kahwin serta bangunkan rumah di seluruh pelosok bumi ini.” Anaknya seolah-olah tidak percaya dengan wasiat ayahnya itu. Tetapi mungkin juga ada sesuatu di balik kata-kata itu, fikirnya.
Setelah ayahnya selesai dikebumikan, dia bertemu dengan seorang teman dekat ayahnya, lalu meminta penjelasan tentang kata-kata wasiat ayahnya itu.
“Ayahmu memang benar,” kata teman ayahnya. Dia semakin bingung dengan jawapan itu lalu bertanya, ”Apakah maksud pakcik?” “Wasiat ayahmu yang pertama ertinya janganlah engkau makan kecuali apabila telah benar-benar lapar, kerana apabila engkau sudah terlalu lapar engkau akan merasa makanan yang engkau makan itu begitu enak, lazat dan engkau akan bersyukur dengannya.”
“Tentang wasiat ayahmu yang kedua, hendaklah kamu selalu berkelana, kerana apabila engkau bertemu lagi dengan isterimu setelah lama terpisah, engkau akan merasa seperti baru kahwin lagi."
"Sedangkan wasiatnya yang ketiga, yang menyuruh engkau membangunkan sebanyak-banyaknya rumah ertinya, carilah sahabat sebanyak mungkin. Apabila engkau telah bersahabat dengan seseorang maka rumahnya akan menjadi seperti rumahmu sendiri dan rumahmu juga sudah seperti rumahnya.”
Setelah mendengar penjelasan itu barulah dia faham maksud yang sebenarnya dari kata-kata ayahnya yang pada mulanya dianggap aneh itu.
Wallahua'lam... ::
SUMBER: http://tigosotigo.blogspot.com/2010/03/kisah-lukmanul-hakim-mengajar-anaknya.html

Wasiat Luqman al-Hakim Kepada Anaknya yang Diabadikan Dalam al-Quran

asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
Allah Subhanahu wata’ala berfirman mengabarkan tentang wasiat Luqman kepada putranya, yaitu Luqman bin ‘Unaqa’ bin Sadun. Sedangkan nama putranya adalah Tsaran, menurut satu pendapat yang diceritakan oleh as-Suhaily. Allah Subhanahu wata’ala telah menyebutkannya dengan sebaik-baik sebutan dan diberikannya dia hikmah. Dia memberikan wasiat kepada putranya yang merupakan orang yang paling dikasihi dan dicintainya, dan ini hakikat dianugerahkannya ia dengan sesuatu yang paling utama. (Lubaabut Tafsiir min Ibni Katsir, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq alu-Syaikh)
INILAH WASIAT-WASIAT BERMANFAAT LUQMAN AL-HAKIM YANG ALLAH CERITAKAN:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ. وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ. وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ. يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ. يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ. وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ. وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الأصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Lukman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Luqman: 13-19)
PENJELASAN
1. Jangan berbuat syirik
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah (berbuat syirik) sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang sangat besar.”
Hati-hati terhadap kesyirikan dalam beribadah kepada Allah Azza wajalla seperti berdoa kepada orang yang sudah mati atau makhluk yang ghaib. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dalam sabda beliau dari shahabat Abu Abdullah An-Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu:
الدُّعاَءُ هُوَ الْعِباَدَةُ
“Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud no. 1479 dan At-Tirmidzi no. 2973 dari An-Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu)
Tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
الَّذِيْنَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُوْنَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezhaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (Al-An’am: 82)
Yang dimaksud dengan kezhaliman di sini adalah syirik besar. Karena Ibnu Mas`ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:
لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ اْلآيَةُ، قَالُوا: فَأَيُّنَا لَمْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلِّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَيْسَ بِذَلِكُمْ، أَلَمْ تَسْمَعُوا إِلَى قَوْلِ لُقْمَانَ: {إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ}
“Tatkala ayat ini turun, para shahabat bertanya: ‘Siapa di antara kami yang tidak menzhalimi dirinya?’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘(Ayat ini) bukan seperti yang kalian pahami. Tidakkah kalian mendengar ucapan Luqman: ‘Sesungguhnya syirik adalah kezhaliman yang besar.’?” (HR. Al-Bukhari)
2. Berbakti kepada kedua orangtua (birrul walidain)
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Kemudian Luqman menggandengkan perintah untuk beribadah hanya kepada-Nya dengan berbuat baik kepada kedua orangtua karena besarnya hak keduanya. Seorang ibu mengandung anaknya dengan susah payah sedangkan seorang ayah menanggung nafkahnya, maka seharusnya seorang anak bersyukur kepada Allah Azza wajalla dan kepada kedua orangtuanya.
3. Berbuat baik kepada kedua orangtua
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Ibnu Katsir berkata, “Maksudnya jika keduanya memaksamu agar engkau mengikuti agama keduanya (selain Islam), maka janganlah engkau terima. Namun janganlah hal itu menghalangimu dari bergaul dan berbakti kepada keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang-orang yang beriman.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/446)
Hal ini dikuatkan dengan sabda nabi Shallallahu’alaihi wasallam,
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ إِنَّمَا الطَّاعَةَ فِي الْمَعْرُوْفِ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu (hanya boleh) dalam hal kebaikan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu)
4. Tidak ada yang tersembunyi dari Allah Subhanahu wata’ala
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
“(Lukman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Ibnu Katsir berkata, “Jika ada kezhaliman atau kesalahan sebesar biji sawi, niscaya Allah Azza wajalla akan mendatangkannya pada hari kiamat ketika diletakkan timbangan keadilan. Allah Ta’ala akan membalasnya. Jika amalannya baik maka baiklah ganjarannya, dan jika jelek maka jeleklah pula balasannya.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/446)
5. Tegakkan shalat
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ
“Hai anakku, dirikanlah shalat.”
Kerjakanlah secara khusyu’ dengan rukun-runkunnya dan kewajiban-kewajibannya.
6. Amar ma’ruf nahi munkar
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَر
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar.”
Dengan kelembutan dan ramah tanpa kekerasan.
7. Sabar atas musibah yang menimpa
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ
“Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.”
Telah diketahui bahwa orang-orang yang beramar ma’ruf nahi munkar maka dia akan mendapatkan gangguan. Oleh karena itu, Luqman memerintahkan putranya untuk bersabar. Ini pula pengajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disampaikan oleh Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma:
الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخاَلِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ خَيْرٌ مِنَ الَّذِي لاَ يُخاَلِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ
“Seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih baik daripada orang yang tidak mau bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguan mereka.” (Dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 300: Shahih)
إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ
“Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
Maksudnya, bersabar terhadap gangguan manusia benar-benar merupakan perkara yang diwajibkan.
8. Jangan kau palingkan mukamu dari manusia
وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong).”
Ibnu Katsir mengatakan, “Jangan engkau memalingkan wajahmu dari manusia apabila engkau berbicara dengan mereka, atau (ketika) mereka mengajak bicara denganmu, karena meremehkan dan sombong terhadap mereka. Akan tetapi ramahlah terhadap mereka yakni dengan wajah ceria.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/446)
Nabi Shallallahu’alaihi wasalam bersabda,
تَبَسَّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah shadaqah.” (Shahih, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan selainnya)
9. Jangan angkuh lagi sombong
وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.”
Yakni angkuh, sombong, sewenang-wenang, dan menentang. Jangan engkau berbuat demikian, karena Allah Azza wajalla akan murka kepadamu. Oleh karena itu Allah Azza wajalla berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
10. Berlakulah sederhana
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan.”
Yakni sedang, tidak terlampau cepat tidak pula terlalu lambat.
11. lunakkan suaramu
وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ
“Dan lunakkanlah suaramu.”
Yakni janganlah berlebihan dalam berbicara, jangan mengeraskan suara kalau tidak ada faidahnya. Oleh karena itu Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
إِنَّ أَنْكَرَ الأصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
“Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Mujahid berkata, “Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Yakni sangat keras suaranya. Ia diserupakan dengan keledai dalam tinggi dan kerasnya. Inilah yang dibenci Allah Azza wajalla. Disamakannya dengan keledai menunjukkan haram dan tercelanya perbuatan itu, karena Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
لَيْسَ لَنَا مَثَلُ السُّوءِ، الْعَاىِٔدُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَعُودُ فِي قَيىِٔهِ
“Bukan termasuk kami permisalan yang jelek, seorang yang mengambil kembali pemberiannya seperti anjing yang menjilat muntahannya.” (Riwayat Bukhari)
Dan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
ذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيْكَةِ فَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا، وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيْقَ الْحِمَارِ فَتَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
“Apabila kamu sekalian mendengar ayam jantan berkokok, mohonlah rahmat Allah Ta’ala karena ia sedang melihat Malaikat. Dan apabila engkau mendengar keledai meringkik, mintalah perlindungan kepada Allah Ta’ala dari gangguan syaitan karena sesungguhnya ia melihat syaitan.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
PELAJARAN YANG BISA DIAMBIL DARI AYAT-AYAT DI ATAS
1. Disyariatkan bagi orangtua untuk memberikan wasiat kepada anak-anaknya dengan apa-apa yang bermanfaat baginya di dunia dan di akhirat.
2. Dalam memberikan pelajaran dituntunkan mendahulukan perkara tauhid dan memperingatkan dari bahaya syirik, karena syirik merupakan kezhaliman yang akan menghapuskan amalan.
3. Wajibnya bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala kemudian kepada kedua orangtua. Juga wajibnya berbakti serta menyambung silaturahim dengan keduanya.
4. Wajibnya taat kepada orangtua dalam hal yang baik, bukan maksiat kepada Allah Azza wajalla, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ إِنَّمَا الطَّاعَةَ فِي الْمَعْرُوْفِ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu (hanya boleh) dalam hal kebaikan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu)
5. Wajibnya mengikuti jalan orang-orang yang beriman dan bertauhid serta haramnya mengikuti ahlul bid’ah yang merekayasa syariat baru dalam agama.
6. Merasa diawasi oleh Allah Ta’ala dalam keadaan sendiri ataupun di tengah orang banyak, dan tidak boleh menganggap remeh kebaikan dan kejelekan meskipun sedikit atau kecil.
7. Wajibnya mendirikan shalat dengan rukun-rukunnya dan kewajiban-kewajibannya serta tuma’ninah padanya.
8. Wajibnya amar makruf nahi munkar yang bersumber ilmu disertai kelembutan sesuai dengan kemampuannya. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
“Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaknya mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu dengan tangannya maka dengan lisannya. Dan jika tidak mampu dengan lisannya maka dengan hatinya, itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim, no. 78, dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)
9. Orang yang beramar makruf nahi munkar hendaknya bersabar tatkala ada gangguan yang ia dapatkan, karena hal itu merupakan sesuatu yang diwajibkan.
10. Haramnya takabur dan angkuh dalam berjalan.
11. Dituntunkan pertengahan dalam berjalan, tidak terlalu cepat dan tidak terlampau lambat.
12. Tidak boleh mengeraskan suara melebihi kebutuhan, karena hal itu termasuk kebiasaan keledai.
13. Bersikap pertangahan pada setiap perkara.
(Dinukil dari Kitab Kaifa Nurabbi Auladana, Edisi Indonesia Mencetak Anak Shalih, Penulis Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Penerjemah Zuhair Syarif, Penerbit Pustaka Al Haura’, Hal. 18-27)
SUMBER: http://sunniy.wordpress.com/2013/05/27/wasiat-luqman-al-hakim-kepada-anaknya-yang-diabadikan-dalam-al-quran/
MUTIARA NASIHAT LUKMANUL HAKIM
Bagian Pertama
A. Biografi Lukmanul Hakim
Dalam buku berjudul "Lukmanul Hakim, kepribadian dan Mutiara Hikmahnya"
Ali bin Hasan bin Abdullah bin Hasan bin Umar Al-Athas menuliskan tentang
asal-usul Lukmanul Hakim dari berbagai versi yang mana satu sama lain
berbeda pendapat tentang asal-usul Lukmanul Hakim.
Ibnu Ishak berpendapat bahwa Lukmanul Hakim adalah Lukman bin Baura bin
Nahur bin Tariha sedangkan Tariha adalah Azar, ayah Ibrahim as. Assuhaaily
bahawa Lukmanul Hakim adalah putra Unga bin Sarun dari penduduk Aylah
Palestina . Wahab mempunyai pendapat lain, bahwa Lukmanul Hakim itu putra
saudari Ayyub as. Tetapi menurut pendapat yang dinukil dari Muqotil beliau
adalah putra Ayyub as.
Konon Lukmanul Hakim hidup selama seribu tahun semasa dengan Dawud as.
Sebelum Dawud as di utus Lukmanul Hakim memberi fatwa kepada manusia, namun setelah Dawud as diutus, beliau tidak lagi memberikan fatwa. Waqidi
berpendapat bahwa Lukmanul Hakim itu adalah sebagai Qadhi ( hakim ) di
kalangan Bani Israil.
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa Lukmanul Hakim itu hamba sahaya
(budak) dari negri Habsyi ( Ethiopia ). Ibnu Abil Qosim meriwayatkan dari
Abdullah bin Az-zubair, katanya: "Aku bertanya kepada Jabir bin Abdillah,
apa yang engkau ketahui tentang Lukman?. ia menjawab "Beliau adalah orang
yang berbadan pendek, berhidung pesek dari negri Negro".
Lukmanul hakim bekerja sebagai tukang jahit. Ada yang berpendapat beliau
adalah tukang kayu. Dan ada juga yang berpendapat bahwa Lukman itu adalah
sebagai pengembala kambing.
Ada suatu riwayat mengatakan bahwa beliau berjumpa dengan seseorang, ketika
beliau mengucapkan kata-kata hikmah lalu orang tersebut bertanya: "Bukanlah
engkau itu sebagai tukang kambing ? "Beliau menjawab; "Benar saya
pengembala kambing." Orang tersebut melanjutkan pertanyaannya; "Bagaimana
engkau dapat mencapai apa yang engkau capai kini? "Beliau menjawab: "1.
Dengan bicara yang benar, 2. Menunaikan amanah, 3. Meninggalkan sesuatu
yang ada manfaatnya. 4. Setia kepada janji".
Sebagian para ahli berpendapat bahwa Lukmanul Hakim itu seorang arif
budiman, bukan seorang nabi. Imam An-Nawawi dalam kitab al-Adzar menulis,
bahwa Lukman dan Maryam bukanlah nabi. Sebenarnya kedua-duanya itu adalah
tergolong sebagai Shiddiqin.
Konon beliau disuruh memilih antara kenabian dan hikmah lantas beliau
memilih hikmah. Diriwayatkan bahwa Jibril as ketika menyuruh Lukmanul Hakim
untuk memilih antara kenabian dan hikmah, maka beliau memilih hikmah.
Seraya Jibril mengusap dada Lukman Hakim dengan sayapnya, lalu Lukman Hakim berbicara dengan mutiara hikmah "Ketika Jibril berpamitan ia berbicara
kepada Lukmanul Hakim" Aku berwasiat kepadamu dengan wasiat, maka jagalah
wasiatku ini, wahai Lukman :"Sekiranya engkau masukan tanganmu sampai
sakumu kedalam mulut ular besar, maka hal itu lebih baik bagimu daripada
engkau meminta-minta seorang fakir yang merasa kaya."
Lukman mempunyai putra bernama Taran sebagaimana dikemukakan oleh
Ath-Thabari, juga ada yang mengatakan Tsaran atau An um atau Masykum. Ada
yang mengatakan bahawa putra Lukman itu seorang kafir yang musyirik. Oleh
karena itu Lukman selalu tak henti-henti memberi nasihat shingga ia memeluk
agama Islam .
SUMBER: http://www.duriyat.or.id/artikel/mutiara1.htm

NASEHAT SYEIKH LUKMAN HAKIM

1. Beribadah itu bukan bertujuan mencari manisnya iman namun beribadah itu menyembah, menuju dan bertemu Allah.
2. Meneliti cacat2 jiwa kita itu lebih baik dibanding meneliti hal2 rahasia dibalik yang tak nampak.
3. Rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad saw, berarti kecintaan kita kepada Allah Rabbul ‘Izzah. Jangan sampai membaca sholawat Nabi sekedar dijadikan perantara agar masalah beres, rejeki tambah, selamat dari bencana dan fadhilah2 lainnya. Justru bagi kaum sufi, bersholawat Nabi berarti bergabung dengan cahayanya, karena cahaya Rasul adalah wujud dari cahaya diatas cahaya.
4. Carilah Istiqomah, jangan cari karomah. Cepat2 kembali kepada Allah, jangan kembali kepada dirimu dan pengalaman ruhanimu, karena sesungguhnya semuanya dari Allah bersama Allah menuju Allah bukan bersama dirimu, menuju kepentinganmu, demi kamu.
5. Sesungguhnya yang merasakan tugas Ilahiyah sebagai beban dan kepedihan hanyalah lenguhan nafsu kita. Nafsu hanya menginginkan bebasnya beban, menginginkan yang serba instan dan enak2, bahkan nafsu inginnya tidak perlu ibadah, tidak perlu taqarrub, tidak perlu ma’rifatullah karena bagi nafsu semua itu adalah rasa pedih yang menyiksa.
6. Jangan senang mengingat-ingat kebaikan anda, ibadah anda, puasa anda.Lupakan semua kebaikan anda kepada Allah, dan lupakan pula kebaikan anda pada orang lain. Kalau anda mengingat-ingat itu pertanda anda tidak Ikhlas.
7. Bercita-citalah jadi orang cukup karena Allah Ta’ala, agar anda bisa mendistribusikan titipan Allah kepada yang berhak menerimanya. Kalau sekarang masih belum kaya, tetaplah bersedekah dan berinfaq menurut kemampuan maksimal anda, jangan menunggu kaya dulu. Begitu juga kalau berinfaq dan bersedekah jangan minta ganti rugi kepada Allah swt, apalagi biar berlipat ganda hartanya, itu sama saja menjual akhirat untuk dunia !. Hina sekali……..
8. Kalau berdzikir yang ikhlas Lillahi Ta’ala, jangan berdzikir untuk mencari ketenangan, mencari ketentraman, apalagi mencari dunia. Berdzikirlah hanya karena Allah, dan anda berdzikirpun karena dzikirnya Allah kepadamu. Lihat terus ke depan dengan pandangan hatimu. Di depan ada siapa ??? ada Allah bukan ??? kenapa anda masih terus berselingkuh dengan makhluk dan selain Allah ??? padahal Allah terus menerus memandangmu ??? Perbanyak istighfar kepada Allah Ta’ala, sementara anda beristighfar, hatimu tetap berdzikir Allah….Allah….Allah….
9. Anda harus selalu optimis, songsong masa depan anda bersama Allah dan menuju Allah swt. Tetaplah berbaik sangka kepadaNya karena Allah swt itu sangat mencintai orang yang berbaik sangka padaNya dan tidak menyukai orang yang berburuk sangka padaNya.
10. Jadikan rindu anda kepada Allah sebagai titik awal anda mencintaiNya. Karena itu sebagai pertanda mencintaiNya,andapun akan mengingatNya selamanya, dimanapun anda berada dan dalam situasi apapun, tanpa pretensi atau tujuan apapun kecuali hanya cinta.
SUMBER: http://bambangsulis.wordpress.com/2013/07/17/nasehat-syeikh-lukman-hakim/

Kisah Luqmanul Hakim dalam Al-Qur’an

Ibnu Katsir mengatakan bahwa Luqmanul Hakim—yang ada didalam Al Qur’an—bernama Luqman bin ‘Unqa bin Sidran. Ada juga yang mengatakan bahwa dia adalah Luqman bin Tsaran sebagaimana dikisahkan oleh as Suhailiy dari Jarir dan al Qutaibiy. As Suhailiy juga mengatakan bahwa Luqman adalah orang Nubiyan dari penduduk Ailah.
Menurut Ibnu Katsir juga bahwa Luqman adalah seorang lelaki shaleh, ahli ibadah, pengetahuan dan hikmah yang luas. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah seorang hakim pada zaman Daud as. Wallahu A’lam.
Sofyan Ats Tsauriy dari al Asy’ats dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata,”Luqman adalah seorang budak Habasyah yang juga berprofesi sebagai tukang kayu.” (al Bidayah wa an Nihayah juz II hal 146)
Jumhur ulama berpendapat bahwa Luqmanul Hakim bukanlah seorang Nabi sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai atsar yang dikutip oleh Ibnu Katsir didalam kitab tafsirnya.
Sofyan ats Tsauriy mengatakan dari al Asy’ats dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata bahwa Luqman adalah seorang budak dari Habasyah yang berprofesi sebagai tukang kayu.
Qatadah mengatakan dari Abdullah bin az Zubeir : Aku bertanya kepada Jabir bin Abdullah,”Apa pendapatmu tentang Luqman?’ dia menjawab,”Dia adalah seorang yang pendek yang berasal dari Naubah.”
Yahya bin Said al Anshariy dari Said bin al Musayyib berkata,”Luqman seorang hitam dari Mesir yang kuat dan telah diberikan Allah hikmah namun tidak kenabian.”
Syu’bah berkata dari a Hakim dari Mujahid,”Luqman adalah seorang hamba yang shaleh namun bukan seorang nabi.”
Al A’masy berkata : Mujahid berkata,”Luqman adalah seorang hamba yang hitam namun bijak kedua bibirnya dan terbelah kedua kakinya.”
Ibnu Hatim mengatakan bahwa Abu Zur’ah telah bercerita kepada kami, Shafwan telah bercerita kepada kami, al Walid telah bercerita kepada kami, Abdurrahman bin Yazid telah bercerita kepada kami dari Jabir berkata,”Sesungguhnya Allah telah mengangkat Luqmanul Hakim dengan hikmahnya. Seorang lelaki yang sudah mengenal dirinya sebelumnya pernah melihatnya (didalam sebuah majlis manusia, pen) bertanya kepadanya,”Bukankah engkau adalah budak dari Bani Fulan yang menggembalakan kambing kemarin?’ Luqman menjawab,’Ya.’ Lelaki itu berkata,’Apa yang membawaku menyaksikanmu (hari ini)?’ Luqman berkata,’Takdir Allah, menunaikan amanah, jujur didalam perkataan dan meninggalkan apa-apa yang tidak berguna.” (Tafsir al Quran al Azhim juz XII hal 333 – 335)
Dinamakannya surat Luqman dengan Luqman dikarenakan surat itu mengandung berbagai wasiat dan nasehat yang disampaikan Luqman kepada anaknya.
Adapun sebab nuzul dari turunnya ayat-ayat yang memuat tentang wasiat-wasiat Luqman tersebut didalam surat Luqman :
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman : 13 – 14)
Maka para mufasir berpendapat bahwa ayat ini turun terhadap permasalahan Sa’ad bin Abi Waqash. Tatkala dirinya memeluk islam lalu ibunya mengatakan kepadanya,”Wahai Sa’ad telah sampai informasi kepadaku bahwa engkau telah condong (kepada agama Muhammad). Demi Allah aku tidak akan berteduh dari teriknya matahari dan angin yang berhembus, aku tidak akan makan dan minum hingga engkau mengingkari Muhammad saw dan kembali kepada agamamu sebelumnya.” Sa’ad adalah anak lelaki yang paling dicintaniya. Namun Sa’ad engan untuk itu. Dan ibunya menjalani itu semua selama tiga hari dalam keadaan tidak makan, tidak pula minum serta tidak berteduh sehingga Sa’ad pun mengkhawatirkannya. Lalu Sa’ad datang menemui Nabi saw dan mengeluhkan hal itu kepadanya maka turunlah ayat ini yang terdapat didalam surat Luqman dan al Ahqaf.
Juga diriwayatkan oleh Abu Sa’ad bin Abu Bakar al Ghazi berkata bahwa Muhammad bin Ahmad bin Hamdan telah berkata kepada kami dan berkata bahwa Abu Ya’la telah memberitahu kami dan berkata bahwa Abu Khutsaimah telah memberitahu kami dan berkata bahwa al Hasan bin Musa telah memberitahu kami dan berkata bahwa Zuhair telah memberitahu kami dan berkata bahwa Samak bin Harb telah memberitahu kami dan berkata bahwa Mus’ab bin Sa’ad bin Abi Waqash dari ayahnya berkata,”Ayat ini turun tentang diriku.” Lalu dia berkata,”Ibu Sa’ad telah bersumpah untuk tidak berbicara selama-lamanya sehingga dirinya (Sa’ad) mengingkari agamanya (islam). Dia tidak makan dan minum. Ibu berada dalam keadaan seperti itu selama tiga hari sehingga tampak kondisinya menurun. Lalu turunlah firman Allah وَوَصَّينا الإِنسانَ بِوَالِدَيهِ حُسنا (Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya). (HR. Muslim dari Abu Khutsaimah). (Asbab Nuzul al QUr’an hal 123)
Wallahu A’lam
Ustadz Sigit Pranowo
SUMBER:http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/kisah-luqmanul-hakim-dalam-al-qur-an.htm
 Luqman itu adalah anak kepada Faghur bin Nakhur bin Tarikh (Azar), dengan demikian litu Luqman adalah anak saudara kepada Nabi Ibrahim a.s.; atau dikatakan juga Luqman itu anak saudara kepada Nabi Ayub a.s.
Diriwayatkan juga bahawa Luqman telah hidup lama sampai seribu (1,000) tahun sehingga dapat menemui zaman kebangkitan Nabi Daud a.s., bahkan dia juga pernah menolong Nabi Daud a.s. dengan memberikan kepadanya Hikmah atau kebijaksanaan. Luqman pernah menjadi Kadi, yakni hakim, untuk mengadili perbicaraan kaum Bani Israel.
AI-Allahamah AI-Alusy berkata: “Kebanyakan pendapat mengatakan bahawa beliau hidup di zaman Nabi Daud a.s.” Katanya lagi: “Orang juga berselisih pendapat, adakah beliau seorang yang merdeka atau seorang hamba? Kebanyakan pihak mengatakan beliau adalah seorang hamba Habsyi”
Dipetik dari Ibnu ‘Abbas katanya: “Luqman bukanlah seorang nabi mahu pun raja tetapi beliau hanyalah seorang pengembala ternakan yang berkulit hitam. Lalu Allah telah memerdekakannya dan sesungguhnya Dia redha dengan segala kata-kata dan wasiat Luqman. Maka kerana itu, kisah ini diceritakan di dalam AI-Quran agar kita semua dapat mengambil pedoman dan berpegang dengan wasiat-wasiatnya.”
Ibnu Kathir berkata: ‘Ulama’ salaf berselisih pendapat tentang diri Luqman; adakah dia seorang nabi atau pun seorang hamba yang soleh tanpa taraf kenabian? Di antara dua pendapat ini, kebanyakan mereka berpegang dengan pendapat yang kedua.’
Para ulama’ semuanya sepakat mengatakan Luqman itu seorang bertaraf wali dan Ahli Hikmah (bijak bistari), bukan seorang nabi, kerana lafaz hikmah dalam ayat di atas dimaknakan ‘kenabian’. Dan dikatakan juga apabila Luqman disuruh pilih antara Hikmah (kebijaksanaan) dengan Nubuwwah (kenabian), dipilihnya Hikmah. Di antara para ulama’ tersebut ialah seperti Mujahid, Sa’id bin AI-Musayyab dan Ibnu Abbas. Wallahu A’lam.”
Ibnu Kathir ada menyebutkan di dalam kitab sejarahnya: “Beliau ialah Luqman bin Unqaa’ bin Sadam.” Diceritakan dari As­ Suhaili, dari Ibnu Jarir dan AI-Qutaibi: “Beliau ialah Luqman bin Tharan”
Dikatakan bahawa beliau ialah anak kepada AI- Baura’. Ibnu Ishaq ada menyebutkan beliau ialah Luqman bin AI Baura’ bin Tarikh iaitu Aazar Abu Ibrahim AI-Khalil.
Adalah diceritakan, bahawa Luqman telah tidur di tengahari lalu kedengaran suara memanggilnya: “Hai Luqman! Mahukah kalau Allah jadikan engkau seorang Khalifah di bumi yang memerintah manusia dengan hukuman yang benar?” Dijawabnya: “Kalau Tuhanku menyuruh pilih, akan saya pilih ‘Afiat (selamat) dan saya tidak mahu bala (ujian). Tetapi kalau saya ditugaskan juga saya akan turut. Kerana saya tahu bahawa Allah Taala kalau menetapkan sesuatu kepada saya pasti Dia menolong dan memelihara saya.”Kemudian dikatakan para malaikat pula bertanya: “Hai Luqman! Adakah engkau suka diberi Hikmah?” Dijawabnya: “Sesungguhnya seorang hakim kedudukannya berat, dia akan didatangi oleh orang-orang yang teraniaya dari segenap tempat. Kalau hakim adil akan selamat, dan kalau tersalah jalan akan tersalah pulan jalannya ke neraka. Siapa yang keadaannya hidup di dunia, itu lebih baik daripada dia menjadi mulia. Dan siapa yang memilih dunia lebih daripada akhirat, akan terfitnah oleh dunia dan tidak mendapat akhirat.”
Para malaikat pun takjub mendengarkan kebagusan kata-katanya itu. Apabila Luqman tertidur semula, dia dikurniakan Hikmah, lalu terjaga dan berbicara dengan kata-kata yang berhikmah selepas itu.
Juga diriwayatkan bahawa Luqman itu seorang hamba bangsa Habsyi, kerjanya sebagai tukang kayu, tukang jahit dan seorang penggembala kambing. Apabila bertemu dengan seorang lelaki dia bercakap dengan penuh Hikmah, sehingga orang lelaki itu takjub lalu berkata: “Bukankah engkau seorang penggembala kambing?” Dijawabnya: “Benar!” Lalu ditanya orang lelaki itu lagi: “Bagaimana engkau telah dapat mencapai kedudukan engkau yang begini (bijak bestari)?” Luqman menjawab: “Saya mendapatnya dengan bercakap benar, memelihara amanah dan tak ambil tahu apa yang bukan urusan saya.”
Ada juga diriwayatkan bahawa Luqman berasal dari Sudan/Mesir, berkulit hitam, bibirnya tebal dan kulit kakinya pula retak-retak. Juga dikatakan bahawa sebaik-baik orang dari benua Afrika itu adalah 3 orang, iaitu: Bilal bin Robah, Mahja’ (yakni hamba sahaya Sayidina Umar ibn Khattab) dan Luqman al-Hakim. Orang yang ke empat pula ialah an-Najasyi (Raja Habsyah yang beriman di zaman Nabi Muhammad s.a.w.)
Ibnu Qutaibah berkata: “Luqman adalah seorang hamba Habsyi kepada seorang lelaki dari kalangan bani Israil. Kemudian beliau dibebaskan dan diberikannya harta.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia telah berkata: Rasullullah s.a.w. pernah bersabda:
“Adakah engkau semua tahu siapakah dia Luqman? “Mereka pun menjawab: “Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih tahu.” Baginda bersabda: “Dia adalah seorang Habsyi.” Pendapat yang mengatakan dia adalah seorang habsyi, adalah dari lbnu Abbas dan Mujahid.
As-Suhaili berkata: “Luqman adalah Naubah dari penduduk Ielah ( Sebuah bandar di tepi laut merah )” Demikian juga dipetik oleh Qatadah, dari Abdullah bin Az-Zubair: Aku telah bertanya kepada Jabir bin Abdullah: “Apakah cerita terakhir yang sampai kepadamu tentang perihal diri Luqman? “J abir menjawab: “Dia adalah seorang yang pendek, pesek hidungnya dari keturunan Naubah.” lanya juga sebagaimana yang disebutkan dari Sa’id bin AI­ Musayyab, katanya: “Luqman adalah dari Sudan, Mesir.”
AI-Hassan AI-Basri pula berkata: “Luqman telah membina sebuah singgahsana di Ramlah, Syam. Pada masa itu, tempat tersebut masih lagi belum dibangunkan. Dia berada di sana sehinggalah Ian jut usianya dan meninggal dunia.”
Ibrahim bin Adham berkata: “Aku telah diberitahu bahawa kubur Luqman adalah di antara Masjid Ar-Ramlah dan tempat didirikan pasar pada hari ini.Di tempat tersebut terdapat 70 kubur nabi-nabi sebelum Luqman.
Dilaporkan, bahawa Luqman adalah seorang mufti sebelum Nabi Daud a.s dibangkitkan. Apabila baginda diutuskan kepada umatnya, Luqman berhenti dari memberikan fatwa. Ada orang bertanyakan; padanya tentang hal itu lalu dia pun berkata: “Adakah aku tidak mahu berhenti apabila aku telah merasa cukup?!! “
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Mujahid: “Beliau adalah seorang Qadhi di kalangan kaum bani Israil di zaman Nabi Daud a.s”
Demikianlah siapa itu Luqmanal Hakim. Tidak kira siapapun dia, yang penting beliau adalah seorang yang mempunyai hikmah kebijaksanaan. Kata-katanya diberkati Allah dan dirakamkan didalam Al Quran.
Dipetik dari tulisan Muhammad Khair Ramadhan Yusuf dalam bukunya Lukman al Hakim
*Sumber dari irfanirsyad.wordpress.com
SUMBER: http://detikislam.blogspot.com/2014/02/siapakah-luqman-al-hakim-yang-disebut.html

kisah luqman al hakim

 Biografi Lukman Al Hakim
Nama lengkapnya adalah Luqman bin `Anqo’ bin Sadun, anaknya bernama Tsaron. Ia seorang hamba yang shalih, bukan seorang nabi. Karena keshalihan­nya dan untaian nasihatnya bagaikan mutiara, namanya diabadikan dalam al-Qur’an, yaitu dalam surat Luqman, surat ke-31. la telah mendapat­kan ilmu hikmah sehingga dijuluki al-Hakim (ahli hikmah). Bahkan dalam banyak riwayat shahih dikatakan, ia seorang budak belian, berkulit hitam, berparas pas-pasan, hidung pesek, kulit hitam legam. Namun demikian, namanya diabadikan oleh Allah menjadi nama salah satu surat dalam al-Qur’an, surat Luqman. Penyebutan ini tentu bukan tanpa maksud. Luqman diabadikan namanya oleh Allah, karena memang orang shaleh yang patut diteladani. Allah tidak menilai seseorang dari gagah tidaknya, juga tidak dari statusnya, jabatannya, warna kulitnya dan lainnya. Akan tetapi Allah menilai dari ketakwaaan dan kesalehannnya.
Pendapat sejarawan tentang lukman hakim
1.       Dalam Tarikhnya, Ibnu Ishak menuturkan, bahwa Luqman bernama Luqman bin Bau’raa bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar, ayah Nabi Ibrahim as.
2.       Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Luqman adalah putra dari saudari kandung Nabi Ayyub as. Muqatil menuturkan, Luqman adalah putra dari bibinya Nabi Ayyub as.Imam Zamakhsyari menguatkan dengan mengatakan: Dia adalah Luqman bin Bau’raa putra saudari perempuan Nabi Ayyub atau putra bibinya.
3.       Riwayat lain mengatakan, Luqman adalah cicit Azar, ayahnya Nabi Ibrahim as. Luqman hidup selama 1000 tahun, ia sezaman bahkan gurunya Nabi Daud. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi Nabi, Luqman sudah menjadi mufti saat itu, tempat konsultasi dan bertanya Nabi Daud as.
4.       Luqmanul Hakim dalam sebuah riwayat dikatakan seorang yang bermuka biasa, tidak ganteng. Qatadah pernah menuturkan dari Abdullah bin Zubair bahwasannya ia pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang Luqman. Jabir menjawab: “Dia berbadan pendek dan berhidung pesek, orang Nubi, Mesir”.
5.       Sa’id bin al-Musayyib juga menuturkan bahwa Luqman termasuk orang berkulit hitam dari Mesir, akan tetapi sangat mulia, dan Allah memberikan hikmah kepadanya, juga Luqman menolak untuk diangkat sebagai Nabi. Seorang laki-laki berkulit hitam datang mengadu kepada Said bin al-Musayyib. Sa’id kemudian berkata: “Janganlah bersedih lantaran kulit kamu hitam, karena di antara manusia pilihan itu, ada tiga orang semuanya berkulit hitam: Bilal, Mihja’ budak Umar bin Khatab dan Luqmanul Hakim”.
Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang profesinya. Sebagian mengatakan, profesinya adalah tukang jahit. Sebagian lainnya mengatakan, tukang kayu, yang lainnya menuturkan tukang kayu bakar, dan terakhir mengatakan sebagai penggembala.
Riwayat lain menuturkan bahwa Luqman adalah qadhi pada masa Bani Israil, sekaligus konsultannya Nabi Daud as. Bahkan riwayat lain menuturkan Luqman adalah seorang budak belian dari Habasyi yang berprofesi sebagai tukang kayu.
Khalid ar-Rib’i menuturkan: “Luqman adalah seorang budak belian dari Habasyi yang berprofesi sebagai tukang kayu. Suatu hari majikannya berkata: “Wahai Luqman sembelih kambing ini lalu keluarkan dua dagingnya yang paling enak. Luqman lalu menyembelih dan mengeluarkan lidah dengan hati.
Keesokan harinya, majikannya kembali berkata: “Luqman, sembelih domba ini, dan keluarkan dua daging yang paling tidak enak”. Luqman kembali mengeluarkan lidah dengan hati. Majikannya lalu bertanya, wahai Luqman, saya meminta kamu mengeluarkan daging yang paling enak dan paling tidak enak, kamu mengeluarkan yang sama, lidah dengan hati. Kenapa demikian?
Luqman menjawab: “Tidak ada yang seenak keduanya, apabila dipakai dengan sebaik mungkin, dan tidak ada yang sejelek dari keduanya, manakala dipakai tidak pada tempatnya”. SubhanAllah sungguh bijak sekali Luqman ini, karena itulah Allah memberikan nama Luqmanul Hakim (Luqman yang sangat bijak). Dalam sejarahnya Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semuanya meninggal dunia ketika masih kecil, tidak ada yang sampai dewasa, namun Luqman tidak menangis, karena hidupnya yang sudah yakin dengan Allah.
Betapa banyak contoh-contoh kemulian Luqmanul Hakim ini yang tentunya tidak mungkin penulis sampaikan dalam kesempatan kali ini.
 Pendidikan Luqman Al – Hakim Terhadap Anaknya
Berikut ini adalah pesan-pesan pendidikan luqman kepada anaknya:
1.        Pendidikan aqidah.
Luqman menyadari bahwa pendidikan aqidah perlu di tanamkan pada anak sejak dini. Pendidikan tauhid amat sangat penting sekali sebagai modal dasar bagi anak dalam menjalani kehidupan. Pesan ini beliau sampaikan seperti dalam firman Allah SWT: “ Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepada anaknya: “hai anakku, janganlah kamu mensekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar.”(QS.Luqman: 13)   Tanggung jawab pendidikan terhadap anak didiknya dalam islam meliputi tanggung jawab untuk menyelamatkan hidupnya kelak di akhirat. Karena itulah pendidikan tauhid menempati kedudukan yang utama. Dengan prinsip tauhid ini sang anak akan bisa beramal hanya hanya untuk Allah SWT semata, tanpa di campuri dengan tujuan yang lain.
       Syirik merupakan dosa terbesar dan Allah SWT  tidak akan mengampuninya, Allah SWT  berfirman : “ sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang di kehendaki-Nya.(QS.An-Nisa’:116)
       Sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk menanamkan dalam mendidik anak-anaknya akan  ke tauhidan kepada Allah SWT, agar anak-anak ini kelak menjadi generasi yang muwahhid (mengesakan Allah SWT), kita harus mengawali sejak sedini mungkin sebelum terlambat, untuk akhiryna menyesal.

2.        Pendidikan untuk berbuat baik kepada ke dua orang tua meskipun orang tuanya adalah kafir (hanya saja, perintah berbakti kepada orang tua terbatas pada hal-hal yang ma’ruf)
Luqman mendidik anaknya untuk berbuat baik kepada orang tua sedini mungkin. Pesan ini Allah abadikan dalam firman-Nya : “Dan kami perintahkan kepada manusia(berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang beertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun”.(QS.Luqman:14)
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergauilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.(QS.Luqman : 15)
 Akan tetapi kalau kita melihat kehidupan modern sekarang, banyak anak yang tidak mengerti sopan santun kepada orang tua bahkan tidak sedikit yang mendurhakainya. Berani kepadanya dan melawan keduanya, bahkan tidak sedikit anak yang memperbudak orang tuanya. Mengucapkan terima kasih kepada seseorang  yang  telah berjasa adalah suatu sikap sopan, apalagi kepada kudua orang tua, yang oleh Allah SWT telah dijadikan washilah lahirnya seorang anak, lalu mengasuhnya,membesarkannya dengan kasih sayang. Tetapi jika anak tidak dididik untuk biasa hormat kepada orang tua,anak ini tidak akan bisa berbuat baik kepada orang tuanya.
Birrul walidain menempati kedudukan yang istemewa dalam ajaran islam, di antaranya:
1)      Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua di tempatkan oleh Allah SWT di al qur’an langsung sesudah perintah beribadah kepada-Nya semata-mata atau sesudah larangan mempersekutukan-Nya. Allah SWT berfirman : “Dan ingatlah ketika kami mengambil janji dari bani israil yaitu: “ janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibi bapak...”(QS.Al-Baqarah:83)
2)      Allah SWT mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak. Allah SWT berfirman: “ Dan  kami wasiatkan (wajibkan) kepada umat manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapak ...”(QS.Al-ahqaf:15)
3)      Allah SWT meletakkan perintah berterima kasih kepada ibu bapak langsung sesudah perintah berterima kasih kepada-Nya. Allah SWT berfirman : “Dan kami perintahkan kepada manusia(supaya berbuat baik) kapada dua orang ibu bapaknya; ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yag semakian lemah, dan menyusukannya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”(QS.Luqman:14)

3.        Pendidikan untuk menanamkan rasa cinta amal sholeh dan  muroqobah (selalu diawasi oleh Allah)
Luqman menanamkan keyakinan kepada anaknya bahwa apa saja yang di kerjakan manusia, betapapun halus dan kecilnya, tidak luput dari pengawasan Allah SWT. Semuanya akan mendapatkan balasan dari Allah SWT meskipun hanya seberat biji sawi. Allah SWT berfirman : “(Luqman berkata) : “hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau langit atau dalam bumi, niscaya Allah akan membalasnya. sesungguhnya Allah maha halus lagi mengetahui.”(QS.Luqman:16)
Menanamkan kebiasaan beramal shalih pada diri anak haruslah dilakukan sejak dini. ketika anak mengerti bahwa Allah SWT akan membalas semua jerih payahnya, maka ia akan selalu berusaha untuk mengamalkan kebaikan. Ia akan senantiasa meningkatkan amalnya dan selalu taat kepada perintah-Nya serta selalu berbakti kepada kedua orang tuanya.

4.        Pendidikan untuk beribadah kepada Allah SWT. serta sabar dalam menghadapi cobaan
Setelah menanamkan aqidah, Luqman mengajarkan kepada anaknya untuk mengerjakan apa yang telah di perinhkan oleh Allah SWT. Luqman menyuruh anaknya mendirikan sholat, berdakwah serta bersabar terhadap apa yang menimpa anaknya. Allah SWT berfirman : “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa  yang menimpamu. sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang di wajibkan (oleh Allah)”.(QS.Luqman: 17)
Dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “perintahkanlah anak-anak kalian untuk sholat ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat ketika berumur sepuluh tahun,serta pisahkanlah antara mereka (anak laki dan perempuan) di tempat tidur mereka.”
        Nabi yang paling mulia serta Rasul yang paling agung mewasiatkan umatnya dan memerintahkan para orang tua untuk mendidik anak-anaknya di atas prinsip-prinsip dan nilai-nilai islam. Rasulullah SAW mewasiatkan kepada para bapak agar memerintahkan anak-anaknya untuk mengerjakan shalat. Karena, shalat merupakan penghubung anatara seorang hamba dan Rabb-nya.

5.        Pendidikan tentang akhlaq
Luqman mendidik anaknya bagaimana cara berinteraksi pada manusia dengan baik, yaitu dengan mengajarkan sikap tawadhu’ agar ia tidak sombong. Allah SWT berfirman: “dan janganlah kamu memalinglan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkusesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.sesungguhnya seburuk-buruknya suara adalah suara keledai”.(QS, Luqman: 18-19)
       Ibnu Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Musa Al-Asy’ari bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “ Luqman al-hakim berkata kepada anaknya seraya menasehatinya,’ wahai anakku janganlah kamu menutup muka dengan topeng (untuk penyamaran) karena hal itu dapat menakut-nakuti manusia di malam hari dan menjelekkan diri sendiri di siang hari.
       Sikap tawadhu’ terhadap sesama manusia  merupakan sifat mulia yang lahir dari kesadaran akan kemahakuasaan Allah SWT  atas segala hamba-Nya. Manusia adalah makhluk lemah yang tidak berarti apa-apa di hadapan Allah SWT. Orang yang tawadhu’ menyadari bahwa apa saja yang dia miliki , baik bentuk rupa yang cantik atau rupa yang tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan, maupun pangkat dan kedudukan, dan lain-lain sebagainya, semuanya itu adalah karunia dari Allah SWT.
        Sikap tawadhu’ tidak akan membuat derajat seseorang menjadi rendah, malah dia akan dihormati dan disegani. Masyarakat akan senang dan tidak ragu bergaul dengannya. Bahkan lebih dari itu derajatnya di hadapan Allah SWT semakin tinggi. Rasulullah SAW bersabda: “Tawadhu’, tidak ada yang bertambah bagi seorang hamba kecuali ketinggian derajat. Oleh sebab itu tawadhu’lah kamu, niscaya Allah akan meninggikan derajatmu...(HR.Dailami)

Wasiat-Wasiat luqman Lain Yang Tidak Tercantum dalam Al Qur’an

Selain dalam ayat al-Qur’an, Luqman juga mempunyai banyak wasiat. Wahab bin Munabbih pernah menuturkan: “Saya membaca hikmah Luqman yang jumlahnya lebih dari 10 ribu bab”.
Di bawah ini beberapa wasiat-wasiat Luqman lainnya yang tidak tercantum  dalam al-Qur’an, akan tetapi sangat luar biasa kandungannya.
Dalam bukunya Min Washaya al-Qur’an al-Karim (1/31-33), Muhammad al-Anwar Ahmad Baltagi, mengutip sebuah riwayat dari Malik bin Anas bahwasannya Luqman pernah menasehati putranya di bawah ini:
1.      Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama takwa, isinya adalah iman dan layarnya adalah tawakal kepada Allah.
2.      Orang – orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah. Orang yang insaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari Allah juga.
3.      Hai anakku; orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada Allah, maka dia tawadduk kepada Allah, dia akan lebih dekat kepada Allah dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepadaNya.
4.      Hai anakku; seandainya ibubapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang dilakukanmu, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman.
5.      Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.
6.      Dan Berharaplah selalu kepada Allah tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak mendurhakaiNya. Takutlah kepada Allah dengan sebenar benar takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat Allah.
7.      Hai anakku; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan sentiasa banyak melamun hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.
8.      Hai anakku; engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi dari semua itu, yaitu manakala engkau mempunyai tetangga (jiran) yang jahat.
9.      Hai anakku; janganlah engkau mengirimkan orang yang bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.
10.  Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.
11.  Hai anakku; bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau menghadiri majlis perkawinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab hal itu akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta perkawinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi sahaja.
12.  Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu alangkah lebih baik apabila diberikan kepada binatang sekalipun.
13.  Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan sahaja kerana manisnya barang dan janganlah langsung memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.
14.  Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari mereka.
15.  Hai anakku; bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yang mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih ingin terus menambahkannya.
16.   Hai anakku; bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu
dia masih berusaha menginsafkan kamu,maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati hatilah.
17.  Selalulah baik tuturkata dan halus budibahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.
18.  Hai anakku; bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.
19.   Jadikanlah dirimu dalam segala tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain kerana itu adalah sifat riya~ yang akan mendatangkan cela pada dirimu.
20.  Hai anakku; janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan olah dunia kerana engkau diciptakan Allah bukanlah untuk dunia   saja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.
21.   Hai anakku; usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata kata yang busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.
22.  Hai anakku; janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan kerana sesuatu yang menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah
engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.
23.  Barang sesiapa yang penyayang tentu akan disayangi, siapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandung racun, dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.
24.  Hai anakku; bergaullah rapat dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya karena sesungguhnya hati akan tentram mendengarkan nasihatnya, sehingga hati ini akan hidup dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya sebagaimana tanah subur yang disirami air hujan.

25.  Hai anakku; ambillah harta dunia sekadar keperluanmu sahaja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekalan akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah kerana nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau berteman dengan orang yang bermuka dua, karena kelak akan membinasakan dirimu.

Kesimpulan
Nama lengkap Luqman adalah Luqman bin `Anqo’ bin Sadun, anaknya bernama Tsaron. Ia seorang hamba yang shalih, bukan seorang nabi. Karena keshalihan­nya dan untaian nasihatnya bagaikan mutiara, namanya diabadikan dalam al-Qur’an, yaitu dalam surat Luqman, surat ke-31. la telah mendapat­kan ilmu hikmah sehingga dijuluki al-Hakim (ahli hikmah). Dalam riwayat shahih dikatakan, ia seorang budak belian yang berasal dari tanah habasyi (Ethiopia) berkulit hitam, berparas pas-pasan, hidung pesek, kulit hitam legam.
 Nilai-nilai pendidikan yang diberikan luqman terhadap anaknya adalah :
1.         Pendidikan aqidah.
Pesan ini beliau sampaikan seperti dalam firman Allah SWT: “ Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepada anaknya: “hai anakku, janganlah kamu mensekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar.”(QS.Luqman: 13)
2.        Pendidikan untuk berbuat baik kepada ke dua orang tua meskipun orang tuanya adalah kafir (hanya saja, perintah berbakti kepada orang tua terbatas pada hal-hal yang ma’ruf)
Pesan ini Allah abadikan dalam firman-Nya : “Dan kami perintahkan kepada manusia(berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang beertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun”.(QS.Luqman:14)
3.        Pendidikan untuk menanamkan rasa cinta amal sholeh dan  muroqobah (selalu diawasi oleh Allah)
Allah SWT berfirman : “(Luqman berkata) : “hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau langit atau dalam bumi, niscaya Allah akan membalasnya. sesungguhnya Allah maha halus lagi mengetahui.”(QS.Luqman:16)
4.        Pendidikan untuk beribadah kepada Allah SWT. serta sabar dalam menghadapi cobaan
Allah SWT berfirman : “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa  yang menimpamu. sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang di wajibkan (oleh Allah)”.(QS.Luqman: 17)
5.        Pendidikan tentang akhlaq
Allah SWT berfirman: “dan janganlah kamu memalinglan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angku, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.sesungguhnya seburuk-buruknya suara adalah suara keledai”.(QS, Luqman: 18-19)
            Selain pendidikan-pendidikan Luqman terhadap anaknya yang tercantum dalam Al Qur’an masih banyak pendidikan-pendidikan yang diajarkan Luqman terhadap anaknya seperti yang tercantum di atas.

 









SUMBER: http://aliyulwafa.blogspot.com/2013/05/kisah-luqman-al-hakim.html

Siapakah Luqman Al Hakim

Dan sesungguhnya kami(Allah) telah mengurniakan hikmah(kebijaksanaan) kepada Luqman: Hendaklah engkau bersyukur kepada Allah! Siapa yang, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan siapa kufur sesungguhnya Allah itu kaya lagi terpuji.
Surah Luqman; ayat 12
Luqman al-Hakim(Luqman yang bijaksana) adalah anak kepada Faqhur bin Nakhur bin Tarikh(Azar), oleh itu Luqman adalah anak saudara kepada Nabi Ibrahim a.s. atau dikatakan juga beliau anak saudara kepada Nabi Ayub a.s.
Luqman di katakan hidup selama seribu tahun sehingga dapat menemui zaman kebangkitan Nabi Daud a.s. bahkan pernah menolong Nabi Daud a.s. memberikan hikmah atau kebijaksanaan. Dia pernah menjadi kadi yakni hakim untuk mengadili perbicaraan kaum Bani Israel.
Para ulama’ sepakat mengatakan Luqman itu seorang ahli hikmah (bijaksana) bukan seorang nabi kecuali Ikrimah dan Assyi’bi sahaja mengatakannya nabi kerana lafaz hikmah dalam ayat ini dimaknakan “kenabian”. Dan dikatakan apabila Luqman disuruh memilih hikmah dengan Nubuwwah(Kenabian) dipilihnya hikmah.
Adalah diceritakan , bahawa Luqman telah tidur di tengahari lalu kedengaran suara memanggilnya: ” Hai Luqman! Mahukah kalau Allah jadikan engkau khalifah di bumi yang memerintah manusia dengan hukum yang benar?” Jawabnya” Kalau Tuhanku menyuruh pilih, akan aku pilih Afiat(selamat) dan aku tidak mahu bala (ujian). Tetapi jika ditugaskan juga aku akan taat kerana aku tahu bahawa Allah kalau menetapkan sesuatu kepadaku Dia pasti menolong dan memeliharaku.
Kemudian para malaikat pun bertanya” Hai Luqman! Adakah engkau suka diberi hikmah?” Luqman menjawab: sesungguhnya seorang hakim kedudukannya berat, dia akan didatangi oleh orang-orang yang teraniaya dari segenap tempat. Kalau hakim adil akan selamat, jika tersalah jalan ke neraka. Siapa yang keadaannya hidup di dunia, itu lebih baik dari dia menjadi mulia. Dan siapa yang memilih dunia lebih dari akhirat, akan terfitnah oleh dunia dan tidak mendapat akhirat. Malaikat takjub mendengar kata-kata Luqman. Apabila Luqman tertidur, dia dikurniakan hikmah, lalu terjaga dan berbicara dengan kata-kata yang berhikmah.
Ada pula diceritakan bahawa Luqman itu seorang hamba bangsa Habsyi, kerjanya sebagai tukang kayu @ gembala kambing. Apabila bertemu seorang lelaki dia bercakap penuh hikmah sehingga lelaki itu takjub lalu bertanya ” bukankah engkau seorang gembala kambing?” Luqman menjawab “benar”. Lalu tanya lelaki itu “bagaimana engkau mencapai kedudukan bagini?” Luqman menjawab ” Aku mendapat dengan bercakap benar, memelihara amanah dan tidak ambil tahu apa yang bukan
urusanku”.
Sesetengah ulama’ mengatakan Luqman seorang hamba hitam dari Sudan Mesir, bibirnya tebal dan tapak kakinya retak-retak. Juga dikatakan bahawa sebaik-baik orang Sudan itu 3 orang iaitu Bilal bin Robah, Mahja’ hamba saidina Umar dan Luqman. Orang keempat pula ialah an-Najasyi raja Habsyah yang beriman di zaman Nabi s.a.w.
Dipetik dari Tafsir al-Quran, Pustaka Mizan, oleh Ahmad Sonhadji Mohamad
SUMBER:https://smzblog.wordpress.com/2009/01/06/siapakah-luqman-al-hakim/

LUQMANUL HAKIM

kisah hidupnya diabadikan dalam Al-quran
Dari Ibnu Abbas ra berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Luqman bukanlah  seorang Nabi,  tapi beliau adalah  seorang hamba yang banyak berfikir  secara bersih dan penuh keyakinan  sehingga  ia mencintai Allah dan Allah pun mencintainya, maka dilimpahkan kepadanya Al-Hikmah. (H.R. Al-Qurthuby)
Luqmanul al-Hakim, selain dikenal sebagai seorang yang memiliki jiwa mulia, ia juga terkenal dengan ucapan-ucapan hikmahnya. Beberapa diantaranya adalah yang dikutip dalam al-Qur’an. Luqman al-Hakim (Ahli Hikmah) adalah orang yang disebut dalam Al-Qur’an surah Luqman [32]:12-19 yang terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya. Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa’ bin Sadun. Sedangkan asal-usul Luqman, sebagian ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah, dan ada yang berpendapat di berasal dari Sudan. Dan ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim di zaman nabi Dawud.
Lukman Al-hakim adalah satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul, namun kisah hidupnya diabadikan dalam Al-quran karena penuh hikmah. Allah menjadikan Luqman Al-Hakim sebagai sosok orang tua panutan dan mencantumkan kisahnya dalam Al-Qur’an. bahkan Allah mengabadikan namanya menjadi sebuah nama surat dalam Al-Qur’an yaitu surat Luqman (surat ke 31).
Dan diantara kisah-kisah tentang Luqman Al-Hakim, secara khusus Allah mencantumkan nasehat Luqman kepada anaknya , yaitu :
-       Nasihat Pertama yang Luqman berikan kepada anaknya adalah tentang tauhid. yaitu mengesakan Allah dengan ibadah dan cinta, bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak diibadahi dan satu-satunya yang dicintai, sedangkan cinta kepada yang lainnya hanyalah praktek dari perintah Allah untuk mencintai yang lainnya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
-       Nasihat kedua Berbuat baiklah kepada kedua orang tua
-       Nasihat ketiga, Luqman membekali anaknya dengan didikan iman dan adab. Pada ayat 16 dan 17, Luqman menasehati anaknya tentang bagaimana ketika hendak melakukan sebuah perbuatan haruslah ingat bahwa setiap perbuatan baik atau buruk pasti akan dibalas oleh Allah. Kemudian Luqman memerintahkan anaknya untuk beribadah dalam bentuk sholat, memerintahkan yang baik dan melarang yang buruk, dan sabar atas apa-apa yang menimpa. Inilah pendidikan iman yang Luqman tanamkan kepada anaknya.
-       Dan Nasihat ke empat di ayat 18-19, Luqman menasehati anaknya agar tidak sombong yaitu dengan merendahkan atau menganggap remeh orang lain, dan mengajarinya bagaimana cara berjalan yang baik dan bertutur kata yang santun. Ini adalah pendidikan adab yang Luqman ajarkan kepada anaknya.
Sudahkah kita membekali anak-anak kita sebagaimana yang Luqman bekalkan kepada anaknya? apakah kita lebih takut jika anak kita nantinya tidak bisa makan dari pada takut jika anak kita akan mensekutukan Allah? dan sudahkah kita tanamkan pada diri anak-anak kita untuk selalu bersikap baik dan santun kepada siapa saja? Baik buruknya mereka adalah hasil bagaimana cara kita mendidik dan mengarahkan mereka, bukan hasil dari sekolah atau yang Lainnya. karena mereka adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua. Mari belajar dari sosok Lukman Al-Hakim, Belajar menjadi sosok orang tua bijak yang penuh hikmah.
Luqmanul Hakim menurut riwayat yang lebih kuat, bukan seorang nabi. Ia seorang manusia shaleh semata. Bahkan dalam banyak riwayat shahih dikatakan, ia seorang budak belian, berkulit hitam, berparas pas-pasan, hidung pesek, kulit hitam legam. Namun demikian, namanya diabadikan oleh Allah menjadi nama salah satu surat dalam al-Qur’an, surat Luqman. Penyebutan ini tentu bukan tanpa maksud. Luqman diabadikan namanya oleh Allah, karena memang orang shaleh yang patut diteladani. Bahwa Allah tidak menilai seseorang dari gagah tidaknya, juga tidak dari statusnya, jabatannya, warna kulitnya dan lainnya. Akan tetapi Allah menilai dari ketakwaaan dan kesalehannnya.
Luqman merupakan sosok budak hina, hitam, akan tetapi Allah abadikan karena ketakwaan dan kesalehannya. Setidaknya, ada dua manusia yang bukan nabi, tapi namanya diabadikan dalam al Qur’an menjadi nama surat. Keduanya itu adalah Luqman dan Maryam. Lalu siapa sebenarnya Luqman ini? tidak satu pun sejarawan yang menyebutkan bahwa Luqman berdarah Arab. Sebagian sejarawan menyebut Luqman berdarah Ibrani, sebagian lain menyebut berdarah Habasyi, dan yang lainnya menyebut berdarah Nubi, salah satu suku di Mesir yang berkulit hitam (aswan sekarang).
Dalam Tarikh nya, Ibnu Ishak menuturkan, bahwa Luqman bernama Luqman bin Bau’raa bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar, ayah Nabi Ibrahim as.
Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Luqman adalah putra dari saudari kandung Nabi Ayyub as. Muqatil menuturkan, Luqman adalah putra dari bibinya Nabi Ayyub as. Imam Zamakhsyari menguatkan dengan mengatakan: Dia adalah Luqman bin Bau’raa putra saudari perempuan Nabi Ayyub atau putra bibinya.
Riwayat lain mengatakan, Luqman adalah cicit Azar, ayahnya Nabi Ibrahim as. Luqman hidup selama 1000 tahun, ia sezaman bahkan gurunya Nabi Daud. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi Nabi, Luqman sudah menjadi mufti saat itu, tempat konsultasi dan bertanya Nabi Daud as.
Luqmanul Hakim dalam sebuah riwayat dikatakan seorang yang bermuka biasa, tidak ganteng. Qatadah pernah menuturkan dari Abdullah bin Zubair bahwasannya ia pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang Luqman. Jabir menjawab: “Dia berbadan pendek dan berhidung pesek, orang Nubi, Mesir”.
Seorang lalki-laki berkulit hitam datang mengadu kepada Said bin al-Musayyib. Sa’id kemudian berkata: “Janganlah bersedih lantaran kulit kamu hitam, karena di antara manusia pilihan itu, ada tiga orang semuanya berkulit hitam: Bilal, Mihja’ budak Umar bin Khatab dan Luqmanul Hakim”.
Lalu apa pekerjaan Luqman?
Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang profesinya. Sebagian mengatakan, profesinya adalah tukang jahit. Sebagian lainnya mengatakan, tukang kayu, yang lainnya menuturkan tukang kayu bakar, dan terakhir mengatakan sebagai penggembala.
Luqmanul Hakim (Luqman yang sangat bijak). Dalam sejarahnya Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semuanya meninggal dunia ketika masih kecil, tidak ada yang sampai dewasa, namun Luqman tidak menangis, karena hidupnya yang sudah yakin dengan Allah.
Wasiat-wasiat Luqman lainnya: Selain dalam ayat al-Qur’an, Luqman juga mempunyai banyak wasiat. Wahab bin Munabbih pernah menuturkan: “Saya membaca hikmah Luqman yang jumlahnya lebih dari 10 ribu bab”. wasiat-wasiat Luqman lainnya yang tidak tercantum dalam al-Qur’an, akan tetapi sangat luar biasa kandungannya. Dalam bukunya Min Washaya al-Qur’an al-Karim (1/31-33), Muhammad al-Anwar Ahmad Baltagi, mengutip sebuah riwayat dari Malik bin Anas bahwasanya Luqman pernah menasehati putranya di bawah ini:
Jelaslah bahwa Luqman adalah seorang ahli hikmah, kata-katanya merupakan pelajaran  dan  nasehat,  diamnya  adalah  berpikir,  dan  isyarat-isyaratnya merupakan peringatan. Dia bukan seorang Nabi melainkan seorang yang bijaksana, yang Allah telah memberikan kebijaksanaan di dalam lisan dan hatinya, dimana ia berbicara dan mengajarkan kebijaksanaan  itu kepada manusia. Banyak  sekali  perkataan  Luqman  yang  dimuat  sumber-sumber  lain  yang sangat berpengaruh, perkataannya itu antara lain :
-       Jika  kamu  sedang  shalat,  maka  jagalah  hatimu,  jika  kamu  sedang  makan, maka  jagalah  tenggorokanmu,  jika kamu di  rumah orang  lain, maka  jagalah pandanganmu,  dan  jika  kamu  berada  diantara  manusia,  maka  jagalah lisanmu.
-       Ingatlah dua hal dan  lupakanlah dua hal  ; adapun dua hal yang perlu kamu ingat  adalah  Allah  dan  kematian,  sedangkan  dua  hal  yang  perlu  kamu lupakan  adalah  kebaikanmu  kepada  orang  lain  dan  kejelekan  orang  lain terhadapmu.
-       Jika sejak kanak-kanak kamu didik dirimu, maka masa dewasa kelak kamu akan memperoleh manfaatnya.
-       Jauhilah kemalasan, gunakanlah  sebagian  umurmu  untuk  pendidikan  dan janganlah berdiskusi dan berdebat dengan orang-orang yang keras kepala.
-       Takutlah hanya kepada Allah dan berharaplah hanya kepada-Nya. Jadikanlah takut dan harapmu kepada Alllah dalam hatimu adalah kesatuan.
-       Janganlah kamu bersandar dan cinta kepada dunia. Pandanglah dunia sebagai sebuah jembatan.
-       Ketahuilah  bahwa  pada  hari  kiamat,  mereka  akan  bertanya  kepadamu tentang empat hal :
  • Masa mudamu. Dengan cara apa kamu melewatinya?
  • Umurmu,  dengan  kegiatan  apa  kamu  menghabiskannya? 
  • Harta bendamu. Dari mana kamu memperolehnya ?
  • Dimanakah kamu belanjakan ?
-       Janganlah memandangi apa yang ada di tangan orang (milik orang  lain) dan bersikaplah dengan akhlak yang baik terhadap semua orang.
-       Kerjakanlah  shalat  di  awal waktu  dan  tunaikanlah  shalat  berjamaah walau berada dalam kondisi tersulit.
-       Wahai ananda, butir kata yang berisi hikmah dapat menjadikan orang miskin dimuliakan seperti raja.
-       Wahai  ananda,  sering-seringlah  menghadiri  jenazah  dan  kurangilah menghadiri  kenduri,  karena  orang  yang  sering  menghadiri  jenazah  akan mengingatkannya  kepada  kehidupan  akhirat,  sementara  orang  yang  sering menghadiri  kenduri  akan menumbuhkan  cintanya  yang  berlebihan  terhadap dunia yang fana ini.
-       Jangan direpotkan dunia, kecuali sekedar untuk memenuhi sisa umurmu.
-       Sembahlah Tuhanmu menurut keperluanmu kepada-Nya
-       Beramallah untuk akhirat sesuai kehendakmu untuk tinggal di sana.
-       Berusahalah menghindarkan  dirimu  dari  bakaran  api  neraka  selama  engkau belum yakin akan selamat darinya.
-       Sesuaikan keberanianmu  dalam  berbuat  durhaka  dengan  kemampuan kesabaranmu menerima azab (siksa) Allah.
-       Jika engkau mendurhakai Allah, maka carilah  tempat sehingga engkau  tidak dilihat oleh Allah dan Malaikat-Nya.
-       Hai  anakku,  sesungguhnya emas  itu  dicoba  dengan  api,  Dan  hamba  yang shaleh  iti  dicoba  dengan  bencana. Maka  apabila  Allah  mengasihani  suatu kaum, niscaya dicoba-Nya mereka. Siapa yang rela, niscaya Allah pun  rela. Dan siapa yang marah, niscaya Allah pun marah.
-       Hai  anakku,  juallah  duniamu  dengan  akhiratmu,  niscaya  engkau  akan beruntung  dari  keduanya!  Dan janganlah  engkau  jual  akhiratmu  dengan duniamu, niscaya engkau akan merugi dari keduanya !
-       Hai anakku,  tiga perkara kebaikan pada manusia, yaitu  ;
  • bermusyawarah kepada  orang  yang memberi  nasehat, 
  • bermuka manis  dan  lemah  lembut kepada musuh  dan  orang  yang  dengki, 
  • menyatakan  kasih  kepada  semua orang.
-       Hai  anakku, Orang  yang  tertipu  adalah  orang  yang  berpegang  dengan  tiga perkara,  yaitu  ; 
  • orang-orang  yang  membenarkan  terhadap  sesuatu  yang tidak dilihatnya,
  • orang  yang  suka kepada orang  yang  tidak mempercayai dirinya,
  • orang-orang yang tamak terhadap apa yang tidak diperoleh dirinya sendiri.
-       Hai  anakku,  Takutlah  kalian  kepada  sifat  dengki,  sifat  dengki  itu  akan membinasakan  agama,  melemahkan  kemauan  dan  sesudahnya  adalah penyesalan.
-       Seorang  mukmin  yang  memperhatikan  akibat,  niscaya  aman  dari penyesalan.
SUMBER: http://buletinmitsal.wordpress.com/sosok/luqmanul-hakim/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar