Rabu, 19 November 2014

Terungkapnya Sosok Zulkarnain dalam Al-Qur’an {1}

PENDAHULUAN
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 83-98 dikatakan:
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.” Sungguh, Kami telah menempatkannya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun mengikuti suatu jalan. Hingga ketikadia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ suatu kaum. Kami berkata: “Wahai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikanterhadap mereka. Berkata Zulkarnain: “Adapun orang yang zalim, maka kelak kamiakan menyiksanya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang baik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami.” Kemudian Zulkarnain mengikuti jalan. Hingga tatkala dia sampai ke tempat terbit mataharidia mendapati matahari itu menyinari suatu kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada pada Zulkarnain. Kemudian dia mengikuti jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai diantara dua gunung, dia mendapati suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: “Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuatpenutup/penghalang antara kami dan mereka?” Zulkarnain berkata: “Apa yang telah dianugerahkan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding/penghalang antara kamu dan merekaberilah aku potongan-potongan besi!”Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: “Tiuplah!” Hingga apabila dia (Zulkarnain) menjadikannya api, diapun berkata: “Berilah aku leburan tembaga agar aku tuangkan ke atasnya.”Maka mereka (Ya’juj dan Ma’juj) tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Zulkarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.”
Kisah ini muncul sebagai akibat dari pertanyaan yang diajukan oleh kaum Quraisy Makkah yang ingin menguji kenabian Muhammad SAW. Dikisahkan kaum kafir Quraisy Makkah mengutus Uqbah bin abi Muait dan Nadr bin al Harits untuk menjumpai rabi Yahudi di Madinah yang kemudian menyarankan untuk mengajukan 3 pertanyaan kepada Rasulullah SAW.
Sang pendeta berkata, “Ajukanlah pertanyaan kepadanya tentang 3 hal yang akan kami jelaskan kepada kalian, jika dia memberikan jawaban yang benar, maka dia memang seorang nabi, tetapi jika dia tidak dapat menjawabnya dengan benar, maka dia adalah seorang bajingan…… Tanyakan kepadanya tentang ANAK-ANAK MUDA YANG MENGHILANG dimasa lalu ….. kedua, tanyakanlah kepadanya tentang LAKI-LAKI PENGEMBARA AGUNG yang telah mencapai negeri timur dan negeri barat. TANYAKANLAH KEPADANYA TENTANG ROH. Jika mampu menjawab dengan benar, maka ikutlah dia karena dia adalah seorang nabi. Jika tidak dapat, maka dia adalah seorang penipu, maka perlakukanlah dia seperti apa yang kalian kehendaki”.
Dari ayat diatas, ada beberapa pertanyaan yang muncul dalam benak kita:
~ Siapakah sosok Zulkarnain sebenarnya?
~ Siapakah yang disebut Ya’juj dan Ma’juj oleh Allah?
~ Dimanakah letak dinding besi tempat Ya’juj dan Ma’juj dikurung oleh Zulkarnain?
~ Apakah dinding besi tsb telah hancur atau belum?
Para ulama berbeda pendapat dalam menjawab keempat pertanyaan diatas. Oleh sebab itu, maka saya mencoba untuk menguak misteri kisah Zulkarnain serta Ya’juj dan Ma’juj berdasarkan hasil ijtihad saya secara mendalam setelah membaca berbagai sumber referensi tentang hal tsb.
Zulkarnain Menurut Ulama
Banyak ulama yang meyakini bahwa Zulkarnain bukanlah nama orang, melainkan julukan terhadap seseorang. Zulkarnain berarti pemilik dua tanduk. Menurut M. Ismail Ibrahim, Zulkarnain adalah seorang hamba taat yang dikaruniai ilmu, hikmah, dan wibawa. Ia diberi gelar Zulkarnain (pemilik dua tanduk) karena memiliki tanduk yang diletakkan di kepala (mahkota) yang menunjukkan atau melambangkan kekuatan seperti yang dilakukan oleh raja-raja kuno dengan mahkota yang berhiaskan ukiran berupa tanduk, elang, ular.
Dalam Tafsir Al-Azhar, Prof. Dr. Hamka menyebutkan Zulkarnain sebagai gelar kebesaran dan kehormatan yang diperlambangkan oleh penguasa itu dengan memakai mahkota yang bertanduk dua. Biasanya, dua tanduk tsb dilambangkan dengan tanduk lembu liar yang terpisah ke kiri dan ke kanan, serta terbuat dari emas. Dan yang berhak memakainya hanyalah raja tersebut. Ketika seseorang memohon ampun atau menghadap kepadanya, orang tidaklah menyebut namanya, tetapi mereka menyebut mahkota yang merangkap gelar kebesarannya dengan mengatakan “Wahai Zulkarnain (wahai yang empunya dua tanduk)”.
Hingga zaman sekarang, kebiasaan tsb masih banyak digunakan oleh raja-raja besar dengan susunan katanya masing-masing, seperti Yang Dipertuan Agung, Yang Dipertuan Minangkabau, Daulat Yang Dipertuan, Yang Bersemayam di Pagaruyung, Yang Empunya Mahkota si Kula-Qamat, Yang Mempunyai Tenun Sang Seta, Yang Empunya Tabuh Pulut-Pulut, Yang Empunya Tambang Emas di Selida, dsb.
Sebagian ulama ada juga yang berpendapat bahwa Zulkarnain bukan berarti dua tanduk tetapi bermakna dua waktu (masa), yakni masa ketika ia menaklukkan negeri-negeri di bagian barat dan masa ketika ia menaklukkan negeri-negeri di bagian timur. Syeikh Imran Hosein lebih condong mengartikan Zulkarnain dengan waktu, karena menurutnya kata “qarn” dalam Al-Qur’an lebih sering menunjukkan waktu. Walau demikian, bisa jadi memang Zulkarnain maksud-Nya adalah 2 tanduk.
Sebenarnya secara etimologi kata qarn dalam bahasa Arab memiliki banyak arti, antara lain:
a)  Qarn berarti tanduk (tulang yang terdapat di bagian atas kepala hewan). Hampir sebagian besar hewan bertanduk memiliki 2 tanduk, tetapi ada juga hewan yang memiliki satu tanduk, seperti karkadan.
b)  Qarn juga berarti kepang rambut, tetapi qarn juga dapat berarti menunjukkan ciri-ciri rambut tertentu meskipun tidak dikepang.
c)   Qarn berarti juga puncak gunung tertinggi dan ujung pedang.
d)  Qarn berarti 100 tahun atau 1 abad, dan setiap 200 tahun atau 2 abad disebut qarnaani atau qarnain.
e)  Qarnail ardh berarti bagian ujung barat dan bagian ujung timur bumi.
Sebagian besar ulama juga berpandangan bahwa Zulkarnain adalah manusia biasayang berkat kuasa Allah memiliki kemampuan luar biasa dan merupakan seorang rajayang memiliki kekuasaan yang sangat luas, yang terbentang dari Asia sampai Eropa.
Yang menjadi pertanyaan; adakah sosok raja pada masa lalu yang menguasai suatu wilayah yang terbentang dari belahan bumi bagian barat sampai belahan bumi bagian timur?
Sejarah mencatat hanya ada tiga raja pada masa lalu yang memiliki kekuasaan yang begitu luas dari barat sampai ke timur, dari Asia sampai ke Eropa, yaitu Koresh Agung [Cyrus The Great] yang merupakan pendiri Kekaisaran Persia, Darius I (Darius Agung [Darius The Great]) yang merupakan Raja Persia, dan Aleksander III (Aleksander Agung [Alexander The Great]) yang merupakan Raja Makedonia.
SUMBER:http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/03/terungkapnya-sosok-zulkarnain-dalam-al-quran-1-484028.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar